Jakarta, kota metropolitan yang dikenal hectic dengan beragam aktivitas ekonomi dan sosial. Jalan raya yang selalu padat oleh kendaraan terlebih ketika weekdays dan di jam-jam para pekerja berangkat dan pulang kantor yang tidak pernah sepi dan selalu macet di sana-sini. Â Tetapi sebenarnya, Jakarta ketika hari libur sangat senggang dan saya suka sekali waktu seperti itu karena waktu tempuh dengan mengendarai motor dari rumah saya di Depok jadi semakin cepat tanpa terjebak kemacetan. Dengan begitu kita bisa memanfaatkan kesenggangannya untuk mengeksplor dan lebih mengenali ibu kota negara yang kita cintai ini.
Mengapa Pilih Walking Tour ?
Jika sehari-hari kita sudah biasa menggunakan kendaraan baik pribadi maupun umum, ga ada salahnya untuk mengeksplor Jakarta dengan mencoba walking tour. Â Walking tour dapat menjadi pilihan untuk mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai di Jakarta dan ikutan walking tour bisa menjadi salah satu cara untuk lebih mengenal kota tersebut. Seperti yang belum lama ini saya lakukan yaitu mengikuti blogtrip Kompasiana jalan asik bersama Geliga Krim dan dipandu oleh Jakarta Good Guide menjelajah tempat-tempat bernilai di seputaran Cikini.
Ketika berjalan kaki, kita bisa melihat hal-hal yang mungkin terlewatkan saat kita naik kendaraan atau sekedar ingin mengabadikan hal-hal yang menarik dan tempat-tempat yang terlihat indah.Â
Tempat-Tempat Asik di Cikini
Untuk mencari tempat-tempat asik apa saja yang bisa dikunjungi kita bisa googling untuk mendapatkan rekomendasi atau bisa juga menggunakan penyedia jasa Jakarta walking tour seperti Jakarta Good Guide yang sudah memiliki beragam pilihan rute seperti  Cikini, Menteng, Kota Tua, China Town, dan Pasar Baru. Berapa biayanya ? Sesuai tagline mereka "It's a pay-as-you-wish" .
Blog trip ini menggunakan jasa Jakarta Good Guide dengan rute Cikini, dan tempat pertemuannya yaitu Taman Diponegoro yang juga menjadi tempat asik pertama di Cikini. Kemudian kami dibagi menjadi beberapa tim yang terdiri dari 4-5 anggota dan 1 orang tour guide. Â Tim saya terdiri dari 5 orang dan diberi nama tim suka cita didampingi Mas Evan yang memandu perjalanan kami. Mas Evan ini seorang tour guide yang profesional dan resourceful, dia juga jago bahasa Belanda karena pernah menempuh pendidikan di sana serta pernah tinggal di Thailand. Kece ga tuh ? Waktu itu saja sebelum perjalanan dimulai dia langsung menjelaskan sejarah RS Cipto Mangunkusumo.
Taman Diponegoro
Taman Diponegoro letaknya persis berseberangan dengan RS Cipto Mangunkusumo. Saya sudah lama sekali tidak melewati jalanan RSCM sejak resign dari perusahaan di sekitaran Monas dan sudah beberapa tahun sejak kuliah D3 yang beberapa mata kuliahnya di tempuh di FKUI sehingga baru mengetahui ada taman tersebut. Terang saja karena taman ini baru diresmikan bulan Oktober tahun 2016. Kalau malam hari katanya taman ini dipenuhi  oleh pedagang kaki lima. Asik ya nongkrong di taman sambil nyemil dan ngobrol santai bareng teman atau keluarga.
Metropole dikenal juga dengan nama Megaria yang selesai dibangun pada tahun 1951. Bangunan bersejarah ini merupakan bioskop  tertua di Jakarta. Gedung Metropole dirancang dengan gaya arsitektur Art Deco. Dan di sekeliling gedung ini terdapat toko-toko dan tempat hiburan. Kalau mendengar Megaria, pasti teringat dengan Pempek Megaria yang legendaris, sayangnya sampai sekarang saya belum pernah mencicipi pempek yang melegenda itu.
Toko emas Cikini atau Cikini Gold Center dapat dijadikan tujuan wisata belanja emas bagi para wisatawan yang berkunjung ke Jakarta. Toko emas ini sudah menjadi bagian dari sejarah Jakarta Pusat dan kawasan Cikini memang sudah terkenal sebagai pusat jual beli emas sejak tahun 1970an.
Dilihat dari arsitektur bangunannya sudah jelas jika rumah sakit ini bernilai sejarah dan ternyata sebelum menjadi tempat pelayanan kesehatan, bangunan layaknya istana ini dulunya adalah tempat tinggal pelukis kenamaan Raden Saleh.
Merupakan sekolah menengah pertama yang didirikan di Jakarta. Bangunannya sendiri merupakan bangunan bekas Eerste School D yang merupakan sekolah untuk orang pribumi pertama yang ada di Batavia milik pemerintah Hindia Belanda.
Jadi ingat pertama kali ke TIM yaitu saat saya SMA bersama teman mengunjungi Planetarium untuk melihat gerhana bulan. Sebelum menjadi pusat kesenian Jakarta, tempat ini merupakan ruang rekreasi umum, tempat untuk bermain sepatu roda, dan bisa menonton balap anjing. Saat ini, kawasan TIM dapat digunakan untuk menonton pertunjukkan musik, teater, tari, film bioskop, melihat pameran seni rupa, dan lain-lain. Â
Dikenal juga dengan Museum Joang 45. Museum ini menyimpan catatan sejarah mengenai beragam peristiwa yang terjadi sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Gedung ini juga digunakan sebagai markas Pemoeda Menteng 31 yang bertindak sebagai aktor penculikan Soekarno, Hatta, dan Fatmawati ke Rengasdengklok sehari sebelum kemerdekaan. Di dalam kita dapat menemukan banyak peninggalan dan dokumen sejarah kemerdekaan. Â Ada arsip dokumentasi berupa foto-foto dan patung tokoh-tokoh besar pergerakan kemerdekaan, lukisan tentang peristiwa kemerdekaan RI, dan diorama yang menggambarkan kejadian penting saat dan setelah kemerdekaan. Ada juga mobil kepresidenan yang digunakan oleh Presiden dan Wakil Presiden pertama RI.
Sama seperti saat traveling atau tour lainnya, sebelum memulai walking tour, ada baiknya kita mempersiapkan diri misal dengan memakai outfityang adem dan alas kaki yang nyaman untuk berjalan kaki, membawa payung atau topi sebagai penutup kepala untuk menghindari panas dan hujan, masker untuk mengurangi paparan debu dan asap kendaraan, bekal minum dan cemilan untuk di jalan (ini masih bisa lah ya beli pas lagi jalan), membawa obat-obatan yang diperlukan, dan tidak lupa geliga krim.
Tips Pemakaian Krim Otot dan Varian Baru Geliga
Setelah walking tour, peserta mengikuti nangkring dengan narasumber seorang fisioterapis Matias Ibo. Pak Matias memberikan tips-tips dalam pemakaian krim otot maupun balsem saat olahraga maupun traveling. Menurutnya, pemakaian krim untuk recovery digunakan setelah mandi, namun kalau untuk olahraga bisa digunakan setengah jam sebelum olahraga.Â
Jika bepergian ke daerah dengan suhu udara yang dingin, penggunaan balsem di dada bisa digunakan untuk menghangatkan badan, dan membantu sitem pernapasan. Wah, bisa dicoba ni kalau ke tempat-tempat yang dingin karena saya tipe orang yang tidak kuat dengan dingin dan jadi khawatir kalau pergi ke daerah dingin.Â
Kalau tubuh sering merasa kram saat bangun di pagi hari, itu ada hubungannya dengan punggung. Tubuh memberikan signal untuk aktif. Yang dapat kita lakukan adalah dengan memperbaiki postur tubuh dengan cara duduk tegak, sebelum tidur & bangun pagi menggerakkan satu kaki ke atas lalu ke bawah dan dilakukan pada kaki satunya lagi.Â
Selain bincang-bincang dengan dengan Pak Matias, saat itu Geliga juga memperkenalkan varian baru yaitu Geliga Balsem Stick. Tampil dengan kemasan yang praktis untuk dibawa bepergian, bisa dimasukkan ke dalam saku celana juga. Dengan begitu, bebas pergi kemana saja, perjalanan jadi lebih asik, dan yang pasti bebas pegal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H