Sebutan millennial saat ini sedang populer di masyarakat Indonesia. Istilah ini biasanya disematkan pada mereka yang terlalu sibuk dengan gadgetnya dan generasi ini juga sering dicap sebagai generasi instan (ingin maju tetapi tidak ingin bersusah payah). Generasi millennial lahir di era kecanggihan teknologi, dan internet telah menjadi kebutuhan dasar yang dapat memberikan peluang dan kemudahan dalam aktivitas sehari-hari.
Karena itu santri sering dicap kolot dan kurang up date. Padahal hal itu bertujuan agar santri selalu fokus dan tidak bermalas-malasan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di pesantren. Namun pesantren yang tidak menutup diri dari dunia luar pasti menyediakan sarana dan akses agar santri mengetahui perkembangan dan informasi  dari berbagai media misal sambungan internet di laboratorium komputer sekolah, tersedia televisi  di ruang makan, dan sumber bacaan seperti koran dan majalah.
Tinggal di lingkungan pondok pesantren, santri hidup tanpa kemanjaan dari orang tua, artinya mereka tidak diajarkan mencapai sesuatu secara instan. Santri diajarkan untuk hidup mandiri, disiplin, solidaritas, tenggang rasa, dan keterampilan hidup lainnya. Santri harus bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dan bekerjasama dengan pengurus, santri lainnya, dan lingkungan sekitar.
Mental, spirit, moral, dan intelektual santri dibentuk oleh kurikulum pesantren agar siap menghadapi kehidupan yang terbuka dan juga kritis terhadap suatu peristiwa serta tidak terbawa pengaruh arus radikalisme.
Sudah menjadi hal yang umum bahwa santri biasa menulis dalam mengisi waktu luangnya di pondok pesantren. Tulisan dapat berupa kehidupan santri di pondok pesantren, cerita fiksi, komik, sampai pada hal jihad yang aktif mensosialisasikan Islam yang toleran, anti kekerasan, dan cinta damai di dunia maya. Santri juga dapat mengasah dan menyalurkan kemampuan menulisnya pada website www.santrinulis.com dan mengikuti aktivitas pelatihan menulis hingga menerbitkan buku.
Bagi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya dan khawatir akan paparan radikalisme sebaiknya mencari informasi sebanyak-banyaknya dan bila perlu bertanya pada Kemenag soal izin ponpes dan adanya potensi radikal dari ponpes yang akan dipilih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H