Ketika sedang menonton drama atau film luar negeri misalnya drama Korea, biasanya kita jadi tahu gaya hidup maupun budaya masyarakat lokalnya. Dari situ kita bisa meniru hal baik seperti kebiasaan-kebiasaan yang dapat meningkatkan kualitas hidup salah satunya kebiasaan mereka dalam berjalan kaki. Banyak masyarakat Korea menggunakan B.M.W (Bus, Metro, Walking) dalam kegiatan hariannya. Kebiasaan sehat ini tentunya didukung oleh keamanan dan kenyamanan dari fasilitas yang ada seperti trotoar dan transportasi umum serta masyarakatnya yang menghargai hak masing-masing pengguna jalan.Â
Lalu bagaimana dengan di Indonesia?
Belum lama ini Indonesia mendapat peringkat nomer satu sebagai negara paling malas jalan kaki. Seperti yang kita ketahui banyak faktor yang menyebabkan orang Indonesia tidak suka berjalan kaki  terutama di kota metropolitan seperti Jakarta yang diantaranya adalah karena trotoar yang tidak memadai entah itu dipakai untuk berdagang, dilewati kendaraan sepeda motor, atau adanya perbaikan-perbaikan yang membuat pejalan merasa terganggu untuk berjalan kaki dengan aman dan nyaman. Polusi udara dan cuaca yang panas membuat semakin cepat merasa lelah juga menjadi faktor yang membuat orang enggan untuk melakukan aktivitas ringan ini. Adanya transportasi online yang semakin mempermudah mobilitas masyarakat juga dapat menjadi alasannya. Selain itu sebagian orang juga takut mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan ketika berjalan kaki sendiri.Â
Meskipun demikian, alasan-alasan tersebut tidak menjadikan saya untuk malas jalan kaki. Aktivitas bekerja dari Senin hingga Sabtu dan kadang pulang malam membuat saya jarang berolahraga seperti lari, bersepeda, ikut senam, dll. Karena kesadaran tersebut akhirnya membuat saya melakukan aktivitas fisik yang memang bisa dilakukan dalam keseharian saya yaitu jalan kaki. Saat pulang kantor, ketika sedang tidak buru-buru biasanya saya lebih suka jalan kaki menuju stasiun dengan waktu kurang lebih 20 menit. Tidak hanya itu, semisal saya bepergian naik Commuter Line saya akan mengecek jarak dari stasiun pemberhentian ke tempat tujuan melalui Google Maps. Jika dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit dengan berjalan kaki maka saya tidak ragu untuk berjalan kaki walaupun terkadang kenyataanya waktu yang dibutuhkan lebih dari perkiraan atau bahkan nyasar.
Bebas Pegal, Bebas Stress, Kerja Semakin ProduktifÂ
IG : silvisshi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H