Sebetulnya lagi, orang-orang pasar jauh lebih visioner, terstruktur, dan cakap dalam praktik manajemen dalam multi aspek. Mungkin menjadi orang-orang pasar tidak mendapat urutan pada profesi terbaik, tetapi ketika menggali lebih intens perihal kehidupan orang-orang pasar, justru mereka jauh lebih handal dalam memenangkan pertarungan hidup setiap hari.Â
Tidak bermaksud untuk mengalienasikan profesi-profesi lain, sebab setiap profesi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan pasar.
Puasa tahun ini agak berbeda, kesabaran benar-benar diuji. Tidak ada hari libur di pasar, pagi berhulu di sana. Kuli  angkut yang menarik gerobak berisi himpitan karung-karung, bermandikan peluh di bajunya, tukang parkir yang berskala suara pluitnya, tukang jaga wc, pedagang kaki lima yang bersorak-sorai, tauke-tauke besar yang mencari barang dagangannya, dan banyak lagi.Â
Sesekali pasar akan terasa tidak mengenakan hati, membosankan, meletihkan, dan menjemukan. Berjuang sekaligus menempa diri.Â
Pasar pada hari tertentu akan terasa menyebalkan, melelahkan, itu wajar sebab tidak semua hal menyenangkan akan berlangsung di sana.Â
Bukankah pengalaman sulit akan membentuk ketahanan diri agar lebih kuat menghadapi kenyataan, bukankah menjadi orang-orang pasar jauh lebih rendah hati dibandingkan orang-orang berseragam?Â
Sebab di pasar tidak memandang strata, golongan dan pangkat, kecuali jiwa perseduluran yang dibangun terus-menerus.
Persaudaraan adalah kekayaan yang usianya lebih panjang dan kemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan kekayaan material.Â
Berkegiatan di pasar bukan lagi ditujukan sekedar pada pemenuhan material, namun lebih dominan diarahkan untuk membangun dan memelihara paseduluran dalam kehidupan bermasyarakat.Â
Di pasar orang-orang cenderung memakai prinsip satu untuk semua, tidak memandang suku, adat, ras dan agama.
Pasar adalah representasi hidup kompleks yang diminiaturkan intensitasnya. Banyak hal yang didapatkan ketika orang-orang memilih mengabdi di pasar, menempa diri, melatih sifat dan energi positif baik secara personal maupun sosial.Â
Pasar juga mengajarkan manusianya tumbuh dengan sensitivitas, kepedulian, Â dan optimisme. Tidak ada semboyan menyerah, pesimistis, sebab orang-orang pasar telah terbiasa melewati kisah hari demi hari, suka dan duka yang dihadapi. Terutama kesabaran yang penuh, apalagi di bulan puasa.