Kumpulan artikel yang ga sepenting berita pencapresan tetapi menarik, berisi kehidupan dan cerita-cerita selama saya kuliah dan hidup di Belanda. Bakal saya tulis tiap hari kalo ga ngantuk. Tulisan ini bagian 2 dari beberapa tulisan.
---------------------------------------------
Setelah sedikit traumatik dengan jaringan KRL Jabotabek dan berada di salah satu negara maju tentu saja saya mengharapkan layanan kereta yang lebih baik. Stasiun kereta di Belanda sangat informatif, jadwal keberangkatan dan rute sangat mudah dibaca di layar informasi. Layar informasi pun cukup banyak.
Melihat kondisi stasiun yang jauhh lebih baik dibanding stasiun-stasiun Indonesia, saya menaruh harapan besar pada layanan yang baik. Harapan saya akan layanan yang baik cuma satu saja yaitu jadwal yang tepat waktu apalagi ditambah orang-orang Belanda sangat terkenal disiplin waktu. Sungguhlah harapan saya tidak terlalu muluk-muluk.
Sayangnya saya berada di musim yang salah, musim dingin. Hari pertama naik kreta dari Harleem ke Rotterdam, kereta cuma terlambat 5 menit. Buat saya ini cukup bisa ditoleransi dan 5 menit bukanlah waktu yang lama untuk ukuran saya.
Hari kedua, papan informasi menunjukkan kereta akan terlambat 10 menit. Agak memburuk tetapi masih bisa ditoleransi. Tetapi saya mendadak mulai cemas saat waktu keterlambatan diubah lagi menjadi 20 menit. Waduh kalau diundur lagi, jadwal bisa kacau. Benar saja, jadwal diundur 30 menit karena alasan teknis.
Kereta yang ditunggu pun akhirnya datang dengan kondisi super sesak. Sampai di kampus saya pun cerita ke teman dari Belanda. Dia hanya senyum dan komen pendek,”Kamu telat setengah jam saja ngomel-ngomel, klo musim dingin masalah teknis memang sudah lazim.”
Baru nyadar ternyata masalah teknis kreta api bukan hanya milik Indonesia tetapi juga terjadi di negara maju. Teman saya suatu kali pernah naik kreta, di tengah jalan ternyata gangguan dan mogok. Akhirnya dia terpaksa dioper ke kereta yang lain.
Akhirnya saya berkesimpulan bahwa, semaju-majunya negara atau secanggih-canggihnya mesin tetap saja operatornya manusia. Manusia memang dimana-mana tak sempurna dan bisa salah jadi terimalah keterlambatan dengan lapang dada. Ssaahhhhhh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H