Mohon tunggu...
edward sutanto
edward sutanto Mohon Tunggu... Lainnya - penulis baru

penulis baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hemofilia, Penyakit Abadi

25 November 2017   23:15 Diperbarui: 25 November 2017   23:15 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo para pembaca ! Pada kesempatan kali ini , saya akan kembali membahas topik yang sangat membuat kita sering bertanya -- tanya . Pada kesempatan ini saya akan membahas salah satu penyakit yang erat hubungannya dengan darah . Memang sudah tak asing lagi bagi kita ketika kita terjatuh dari sepeda , tangan teriris oleh pisau , pastinya tubuh yang sedang terluka akan mengeluarkan darah baik banyak ataupun sedikit , lalu pernahkah kita berpikir bagaimana tiba tiba darah yang keluar dapat berhenti? Pernakah kita berpikir ada orang yang sangat lama untuk membekukan darhanya ? Penyakit yang akan saya bahas disini adalah penyakit Hemofilia dengan topik " Apakah pengidap penyakit  Hemofilia dapat melakukan pembekuan darah? " . Sebelum mengenal apa itu hemofilia , kita harus memahami dahulu apa itu darah , macam -- macam darah , dan fungsi dari macam -- macam darah tersebut . Darah adalah cairan yang terdapat di setiap hewan tingkat tinggi yang fungsinya sendiri adalah mengirimkan zat -- zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh , mengangkut bahan bahan kimia hasil metabolisme , dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri . Sel darah juga dibedakan menjadi 3 bagian besar yaitu sel darah merah ( eritrosit ) , sel darah putih ( leukosit ) , sel darah pembeku ( trombosit ) . Sel darah merah ( eritrosit ) merupakan penyusun jaringan darah terbesar di dalam tubuh manusia . Umumnya , sel darah merah pada wanita lebih banyak dibandingkan jumlah sel darag merah yang dimiliki oleh laki laki . Eritrosit diproduksi di sumsum tulang belakang sedangkan warna merah disebabkan karena eritrosit memiliki pigmen yang disebut dengan hemoglobin . Sel darah putih ( leukosit ) merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh dari infeksi yang berasal dari luar . Fungsi dari leukosit ini adalah melindungi tubuh dari infeksi penyakit serta berperan dalam pembentukkan antibodi . Selanjutnya adalah sel darah pembeku . Pada dasarnya sel darah pembeku ini berperan dalam penutupan luka pada tubuh . Ketika terluka dan mengeluarkan darah , trombosit juga ikut keluar bersama darah , kemudian trombosit ini menyentuh permukaan kasar ( luka ) dan menyebabkan trombosit pecah , Trombosit mengeluarkan enzim trombokinaze , trombokinaze akan mengubah protombin menjadi trombin dengan bantuan Ca2+ dan vitamin K , Trombin akan menghasilkan fibrinogen dan akehirnya muncul fibrin ( benang ) untuk menutup luka .

Saya akan kembali ke topik awal kita yaitu " apakah pengidap Hemofilia dapat melakukan pembekuan darah? " . Sebelum menjawab topik tersebut saya akan menyajikan data dan pengertian tentang penyakit hemofilia . Hemofilia adalah kelainan geneetik pada darah yang disebabkan adanya faktor pembekuan darah . Hemofilia sendiri dibedakan menjadi 3 jenis antara lain , Hemofilia A timbul jika ada kelainan pada gen yang menyebabkan kurangnya faktor pembekuan VIII . Sedangkan Hemofilia B disebabkan kurangnya faktor pembekuan IX , dan yang terakhir Hemofilia A dan B (C) yang tidak dapat dibedakan karena mempunyai tampilan klinis yang mirip dan ppola pewarisan gen yang serupa . Lalu apa saja faktor yang menyebabkan penyakit hemofilia ? Satu -- satunya faktor yang menyebabkan penyakit Hemofila adalah faktor genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya  , yang pada akhirnya seorang penderita Hemofilia tidak dapat membekukan darah dengan sendirinya dengan normal . Kelainan pada sistem peredaran darah ini diturunkan melalui kromosom X . Sehingga ketika penderita Hemofilia mengalami luka , pendarahan yang dialami oleh penderita Hemofilia akan lebih lama daripada anak normal yang mengalami pendarahan . Hemofilia juga disebabkan oleh mutasi genetik . Mutasi tersebut melibatkan gen untuk membuat kode bagi protein penting dalam proses pembekuan darah . Pada proses pembekuan darah melibatkan mekanisme yang cukup kompleks , karena dalam mekanisme pembekuan darah melibatkan 13 protein yang berbeda yang secara klasik ditulis kode I sampai XIII ( angka romawi ) . Jika seseorang mengalami luka , maka trombosit akan disalurkan menuju luka tersebut untuk membentuk kaitan dalam proses pembekuan darah . Trombosit akan teraktivasi dan mengeluarkan zat kimia yang memulai kaskade proses pembekuan darah yang mengaktivkan 13 protein tersebut ( faktor pembekuan ) yang pada akhirnya akan membentuk fibrin . Pada penyebab Hemofilia A dikarenakan mutasi oleh gen faktor VIII , sehingga dalam Hemofilia A ini terjadi kekurangan faktor pembekuan . Sedangkan Hemofilia B disebabkan oleh kekurangan pada faktor IX karena mutasi gen . Dan yang terakhir adalah Hemofilia C yang kekurangan faktor pembekuan XI . Pada umumnya penderita Hemofilia A lebih umum daripada penderita Hemofilia B . Sekitar 80% dari orang pengidap Hemofilia A .

Sehingga menurut opini saya tentang " Apakah Penderita Hemofilia dapat membekukan darah atau tidak ? " adalah ya , bisa membekukan darah . Sebenarnya Hemofilia adalah penyakit dimana sang penderita akan mengalami pembekuan darah yang lebih lama dibandingkan orang orang pada umumnya , bukan tidak dapat membekukan darah . Seperti yang sudah saya jelaskan diatas , penyakit Hemofilia tidak dapat membekukan darah secepat orang pada umumnya karena pada orang biasa mempunyai 13 protein dalam proses pembekuan darah atau yang sering disebut dengan faktor pembekuan . Sehingga bisa dikatakan juga bahwa cepat lambatnya proses pada pembekuan darah pada seseorang dipengaruhi oleh ke -- 13 protein tersebut ( faktor pembekuan ) . Setiap penderita Hemofilia juga mempunyai perbedaan dalam kekurangan faktor pembekuan tersebut , misalnya Hemofilia A yang kurang faktor pembekuan VIII , akan berbeda dengan penderita Hemofilia B yang kekurangan faktor IX , dan akan berbeda pula dengan Hemofilia C yang kurang faktor pembekuan XI .

Lalu saya akan membahas tentang ke -- 13 faktor pembekuan darah tersebut . Faktor  I ( Fibrinogen ). Fungsinya sebagai komponen penting dalam protein plasma hasil dari sintesis dalam hati dan diubah menjadi fibrin . Fungsi II ( Protombin ) , fungsinya sebagai protein plasma dan akan dikonversi menjadi bentuk yang aktif berupa trombin , melalui pembelahan dengan aktivasi faktor X . Faktor yang ke 3 adalah trompoblastin yang fungsinya sebagai aktivasi faktor ke VII dalam pembentukan trombin . Faktor ke 4 adalah kalsium , fungsi dari kalsium sendiri sebenarnya digunakan disemua proses pembekuan darah . Faktor ke 5 adalah ( proakselerin , faktor labil , globulin akselator ) , fungsi utama dari faktor ini sebagai sistem intrinsik dan ekstrinsik dan juga berperan sebagai katalisis pembelahan protombin trombin yang aktif . Sedangkan terdapat kasus jika seseorang kekurangan faktor proakselerin dapat mengakibatkan parahemofilia .Faktor yang ke 6 sudah tidak dipakai lagi karena fungsi dari faktor ke 6 ini sama seperti  faktor 5 .  Faktor yang ke 7 adalah provertin , faktor stabil  , fungsinya sebagai sistem intrinsik . Faktor ke 8 adalah faktor antihemofilia / AHF , faktor antihemofilia A , globulin antihemofilia / AHG , fungsi faktor ini sebgai sistem ekstrinsik . Pada penderita Hemofilia A , mereka kekurangan faktor ke 8 sehingga , ketika penderita mengeluarkan darah ( pendarahan ) , darah akan sukar membeku . Faktor ke 9 adalah komponen tromboplastik plasma ( PTC ) , faktor antihemofilia B , fungsi utama dari faktor ini adalah sebagai sistem ekstrinsik . Sama seperti Hemofilia A , penderita Hemofilia B juga tidak mempunyai faktor 9 ini , akibatnya darah juga sukar dalam membeku . Faktor 10 ( Faktor stuart -- power ) , fungsi dari faktor ini adalah sebagai sistem iintrinsik dan ekstrinsik . Faktor yang ke 11 adalah Anteseden , tromboplastin plasma , faktor hemofilia C . Fungsi dari faktor ini adalah sebagai sistem intrinsik . Pada penderita Hemfilia C tidak mempunyai faktor 11 ini , sehingga pembekuan darah akan mengalami kesusahan . Selanjutnya adalah Faktor 12 adalah faktor hageman yang berfungsi sebagai sistem intrinsik . Dan faktor yang terakhir adalah Faktor 13 ( faktor stabilisasi fibrin ) yang fungsinya adalah penghubung silang filamen . Sebenarnya ada 2 cara untuk mengantisipasi penyakit Hemofilia , yang pertama adalah dengan cara penyuntikan faktor pembekuan , misalkan pada Hemofilia A akan disuntik dengan faktor pembekuan VIII sedangkan pada penderita Hemofilia B akan disuntik dengan faktor pembekuan darah IX . Namun perlu diingat penyuntikan faktor tersebut efektif hanya untuk tindakan pencegahan , penyuntikan ini hanya sebatas untuk berjaga -- jaga mengingat jika seorang penderita hemofilia terluka sedikit saja dapat mengalami pendarahan hebat . Penanganan yang kedua adalah dengan melakukan translapasi hati . Translasi hati memang satu satunya cara untuk menyebuhkan penyakit hemofilia namun , masalah yang ditimbulkan oleh transpalasi hati sangat besar juga bahkan lebih besar daripada hemofilia itu sendiri .

Sehingga dapat saya disimpulkan bahwa , penyakit Hemofilia sesungghuhnya dapat melakukan pembekuan darah . Satu -- satunya hal yang membedakan antara penderita hemofilia dengan manusia normal adalah kemampuan dalam melakukan pembekuan darah jika seorang penderita hemofilia akan mengalami kesusahan dalam melakukan pembekuan darahb , sedangkan pada manusia normal tidak akan mengalami kesusahan dalam melakukan darah . Perbedaan ini dikarenakan pada kepemilikan faktor pembekuan darah . Seseorang yang menderita penyakit hemofilia tidak memiliki satu dari tiga belas faktor pembekuan darah . Hemofilia A tidak memiliki faktor VIII yaitu faktor antihemofilia / AHF , faktor antihemofilia A , globulin antihemofilia / AHG , fungsi faktor ini sebgai sistem ekstrinsik . Hemofilia B yang tidak memiliki faktor IX yaitu komponen tromboplastik plasma ( PTC ) , faktor antihemofilia B , fungsi utama dari faktor ini adalah sebagai sistem ekstrinsik . Dan yang terakhir adalah Hemofilia C yang tidak memiliki faktor XI yaitu Anteseden , tromboplastin plasma , faktor hemofilia C . Fungsi dari faktor ini adalah sebagai sistem intrinsik . Akan berbeda  dengan orang normal yang memiliki lengkap ke 13 faktor pembekuan darah tersebut . Ada 2 cara dalam mengatasi penyakit hemofilia , yang pertama dengan penyuntikan faktor pembekuan darah misalkan penyakit hemofilia A akan disuntik dengan faktor VIII dan Hemofilia B akan disuntuk dengan faktor IX . Selain itu cara kedua yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit hemofilia adalah dengan melakukan transplasi hati , transplantasi hati inilah yang bisa dikatakan sebagai cara untuk menyembuhkan penyakit Hemofilia , karena jika seseorang penderita hemofilia disuntuk dengan faktor pembekuan darah saja , hal tersebut hanya sebatas untuk berjaga jaga .

Sekian penjelasan saya tentang penyakit Hemofilia , pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa , penyakit hemofilia bisa membekukan darah , namun waktu yang diperlukan untuk membekukan darah membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan orang pada umumnya .

Sekian penjelasan saya tentang penyakit Hemofilia , apabila terdapat kata yang tidak berkenan saya meminta permohonan maaf , sekian terimakasih .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun