Kutipan di atas secara tidak langsung menjadi sebuah ideologi serta pesan yang ingin disampaikan dalam film ini agar jangan menuntut dalam doa kepada Tuhan.
Ideologi tersebut saya ihami menjadi sebuah konsep pesan yang diterapkan dalam doa agar jangan menuntut lebih terhadap Tuhan dalam doa, namun cukup untuk bersyukur di dalam doa, yang dapat disimpulkan ideologi serta pesan dalam film ini menghegomoni saya pribadi dalam keseharian berdoa.
Menurut saya pribadi dari referensi dua film di atas, bahwa cara menemukan Tuhan yang efektif adalah dengan berkomunikasi dengan Tuha itu sendiri, bagaimana caranya? Ya dengan berdoa, terlebih memahami sikap dan cara berdoa yang benar.
Selama ini kebanyakan orang berdoa hanyalah sekedar tindakan formalitas, tanpa memahami betul cara, sikap dan makna berdoa yang benar sehingga doa tidaklah hanya ritual semata, namun benar -- benar menjadi komunikasi dengan Tuhan.
Maka dari itu komunikasi adalah intinya, megolah batin dengan meditasi juga sebagai bentuk komunikasi yang lebih dalam dari doa.
Lantas, mengapa doa dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi? Karena menurut saya pribadi, mengacu pada makna dan bentuk komunikasi yang dijelaskan oleh Effendy (2000) jika salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication), yaitu komunikasi yang dilakukan seseorang dengan dirinya sendiri.
Lalu dimana bentuk komunikasi dengan Tuhan? Saya mempercayai Tuhan itu ada dimana -- mana dan dalam bentuk apapun, artinya Tuhan ada di setiap diri manusia sehingga ketika kita punya niatan tulus untuk berkomunikasi dengan Tuhan, Tuhan punya jawaban melalui hati kecil setiap manusia.
Bentuk dari komuikasi sering terabaikan oleh kita sehingga tak hayal jika kita sering susah untuk manajemen konflik karena belum memehami betul emngenai bentuk -- bentuk komunikasi yang ada, contohnya seperti komunikasi intrapribadi di atas.
Kedua film tersebut dilakukan dengan menggunakan metodologi analisis teks yang terdapat dalam komponen film terutama pengucapan ataupun dialog yang diutarakan oleh pemeran dalam film, sehingga kesimpulan atau pemaknaan dari unsur tekstual tersebut dapat dimaknai dengan pendapat pribadi atau subjektif, dalam arti bisa saja pemakaan orang lain berbeda atas teks tersebut.
Pada akhirnya lewat kisah-kisah yang dihadirkan dalam kedua film tersebut, kita akan mendapatkan pelajaran bahwa terdapat kuasa besar alam semesta yang selama ini kita sebut Tuhan.
Daftar Pustaka