Lintang yang harus merelakan bangku sekolah karena harus bekerja menghidupi adik -- adiknya sepeninggal ayahnya.
Ikal dengan latar belakang ekonomi kurang mampu memiliki tekad serta cita -- cita untuk dapat melanjutkan kuliah di Perancis terus mengejar asa tersebut.
Meski berada di tengah keadaan yang serba pas -- pasan, baik di lingkungan keluarga serta lingkungan sekolah mereka sendiri, Ikal, Mahar dan Lintang mampu membuktikan bahwa faktor ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan.
Hal tersebut dibuktikan dengan meraih juara dalam ajang cerdas cermat yang diikuti oleh sekolah -- sekolah bergengsi.
Dari Film ini kita kembali diingatkan mengenai kegigihan serta kerja keras, apapun kondisinya dengan keyakinan dan ketekunan, impian dan cita -- cita mudah untuk diraih.
Selain itu, film ini juga menjadi sindiran keras bagi kita yang hidup serba kecukupan dengan fasilitas yang mumpuni seharusnya bisa untuk meraih impian serta cita -- cita.
Kita sebagai generasi muda dapat menunjukkan rasa nasionalisme dengan cara meraih prestasi.
Hans Kohn. Nationalism Its Meaning and History, terj. Sumantri Mertodipuro, Nasionalisme arti dan sejarahnya (Cet, 4; Jakarta: Erlangga, 1984), h. 11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H