Mohon tunggu...
Ferry Napitupulu
Ferry Napitupulu Mohon Tunggu... Reporter -

Berupaya agar lebih berguna bagi orang lain...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jelang Pilkada 2018

15 Mei 2017   19:39 Diperbarui: 15 Mei 2017   19:41 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pada Pilkada yang direncanakan digelar 27 Juni 2018 mendatang, selisih satu suara menjadi penentu kemenangan. Rekrut personal TS yang jujur, dan tentunya mempunyai integritas serta kredibilitas yang tidak perlu diragukan lagi.

 Untuk itu, para Balon dituntut harus mampu membekali tiap-tiap TS agar kemudian dapat menyakinkan masyarakat pemilih di Kota Siantar, bahwa sang Balon yang dijagokannya memang layak didukung dan dipilih menjadi pemimpin di Kota Siantar.

 Sampai disini, jelas para Balon sangat membutuhkan pemahaman karakter personal-personal di sekelilingnya, berikut dengan karakter masyarakat pemilihnya yang jelas berbeda karena dipengaruhi lingkungan di daerahnya masing-masing.

 Dan karakter-karakter itu, mungkin bisa diperoleh para Balon dari informasi-informasi yang diliput para insan pers dan kemudian diterbitkan di medianya. Sebab, pers itu adalah 'mata' dan sekaligus menjadi 'telinga' bagi yang membutuhkannya.

 Pers yang bebas dan bertanggungjawab adalah salah satu pilar penegak demokrasi, yang dituntut harus mampu mengetahui setidaknya sedikit dari banyak hal, untuk mencerdaskan para pembacanya melalui data dan fakta yang kemudian dituangkan ke dalam tulisannya.

 Meski terkadang 'diangkat' dan dikritik melalui pemberitaan, setiap Balon berikut dengan para TS-nya dituntut mampu mengolah informasi yang disajikan pers seutuhnya. Jangan merasa tersanjung ketika 'diangkat', dan jangan marah bila dikritik.

 Sebagai sosial kontrol, Pers dituntut mampu mengolah informasi yang didengar, fakta yang dilihat dan mampu mendeteksi apa yang dirasakan oleh masyarakat miskin yang menjerit dalam diam, ketika hak-hak mereka dirampas dan bahkan dieksploitasi.

 Karena sejatinya teriakan masyarakat miskin, sekalipun tak terdengar, tidak akan pernah setimpal dengan ketebalan kantong para Balon, yang akan menabur sebagian isi kantongnya disaat Pilkada. Bahkan tak akan pernah setimpal dengan tebalnya ‘amplop’ bagi pers.

 Sesungguhnya, hidup ataupun kehidupan itu akan dimaknai secara beragam. Makna hidup bagi seorang Balon kepala daerah dan para TS-nya, mungkin akan berbeda dengan makna hidup bagi seorang insan pers. Setiap manusia menginginkan hidupnya masing-masing penuh dengan makna.

 Dan karena, hari ini harus lebih baik dari kemarin. Bagiku, hidup adalah kesempatan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa untuk memperbaiki diri, dan dapat jadi berkat bagi yang lain. Bagaimana dengan makna hidup anda? Apakah hidup anda masih punya makna?

 Siapapun anda, apapun jabatan anda hari ini. Bila hidup anda masih mempunyai makna, mari maknai hidup dengan baik, jangan pernah anda gadaikan walau hanya untuk sesaat. Sebab, hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. (*)

#Sumber foto; situs KPU Kabupaten Barito Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun