Bupati dan rombonganya masuk kerumah dan menyapa amri, dan seorang gadis muda yang juga tadi ada didalam mobil dinas itu memeriksa amri, menuliskan sesuatu dan memberikannya kepada beliau. Tak berapa lama, bupati muda itu menelpon seseorang, rahma tidak tahu juga.Â
Selesai amri diperiksa dokter itu, Â bupati itu mengelus amri, mengajaknya cerita, meskipun amrinya hanya menjawab dengan jawaban yang tidak jelas. Karena dia menjawab bersamaan dengan menahan sakitnya rongrongan penyakit di badannya.
Beliau menoleh ke rahma, tenang ya ibu, ibu kemasi barang barang, sebentar lagi, ibu berangkat ke rumah sakit di berastagi ujarnya.
Teruslah berdoa dan berpengharapan ibu katanya.
Tak berapa lama, Helikopter meraung raung di atas rumah rahma dan turun di tanah lapang kota kecil itu, beberapa rombongan membopong amri, mengangkatnya ke mobil dinasnya dan membawanya ke tanah lapang itu.
[caption caption="Ilustrasi"]
Rahma terus menangis, dan mengucap syukur, dalam hati dia berdoa, Terima kasih Tuhan, telah engkau kirimkan orang yang bersedia membantuku, doa rahma dalam hatinya
Sampai di tanah lapang, rahma, amri, dokter muda yang memeriksa amri, naik ke heli itu, Helicopter itu terbang menembus angkasa, disambut dengan suara burung burung yang riang gembira di langit yang cerah.
Jika ada disekitarmu yang sedang sakit dan tidak mampu, tugasmu sebagai manusia adalah membawanya kerumah sakit, meskipun karena itu kamu harus berhutang pada orang lain. (Dr. JR Saragih, SH, MM)
-------
Kisah nyata,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H