Los blancos (si putih) julukan Real Madrid mulai terlihat bernoda. Setelah kekalahan memalukan 4 – 2 dari tuan rumah Sociedad, kini bertambah lagi nodanya dengan mengalami kekalahan 1 – 2 dari Tetangga Atletico Madrid. Ter lebih noda ini akan terlihat semakin jelas karena didapat di lumpur rumah sendiri, Santiago Barnebeau.
Jalannya pertandingan pada awalanya sedikit menenangngkan hati madridtista seantero dunia. Mereka terus menekan sejak menit awal samapai akhirnya public barnebeau diam pada menit 10 ketika tiago berhasil menyambut sepak pojok koke. Real Madrid berhasil menyamakan kedudukan berkat penetrasi Cristiano pada menit 25 yang dihang di kotak penalty oleh Siqueiradan Cristiano berhasil menyelasaikan tugas dengan sempurna. Dan akhirnya pertandingan ditutup oleh gol Arda Turan dimenit 76.
Sebernarnya gol – gol yang tercipta ke gawang Madrid ini merupakan penyakit lama Madrid yang tak pernah sembuh. Kordinasi lini belakang yang buruk. Gol pertama Tiago Mendes ketika tiago dengan mudah dan bebas menyambut tendangan sudut koke di tiang dekat. Itu pun pernah terjadi pada leg pertama copa del rey ketika itu sang pencetak gol adalah Raul Garcia yang juga menyambut sepak pojok koke dengan mudah tanpa penjagaan. Gol kedua pun juga demikian diawali penetrasi juanfran disisi kiri Madrid dan melepaskan umpan mendatar. Kecerdikan Raul Garcia melihat Arda Turan dibelakangnya dengan posisi lebih menguntungkan melakukan tendangan akhirnya memilih melakukan dummy dan bola diteruskan oleh Arda Turan dengan sepakan terukur. Ajaibnya posisi Antara Raul Garcia yang berdekatan ini sama – sama tanpa pengawalan dan pressing dari bek – bek Madrid, mereka memilih melakukan akan block didalam kota pinalti dan akhirnya gagal. Setidaknya ada 4 pemain Madrid yang berada di dalam kotak pinalti saat itu dan semuanya bersiap melakukan block tanpa ada usaha melakukan pressing.
Faktor lain yang mungkin berperan dalam hal buruknya koordinasi pertahanan Madrid ini adalah kehilangan seorang back four yang melindungi bek dari serangan cepat. Musim lalu peran ini dilakukan oleh Xabi Alonso yang sekarang pindah ke Bundesliga. Toni Kross yang didapuk menggantikan Alonso kurang begitu baik untuk melindungi bek – bek Madrid. Kemampuan intercept dan mebaca arus serangan lawan masih kalah disbanding Alonso. Kita LIhat Bagaimana Atletico hanya sesekali melakuan serangan, namun semua itu sangat mengancam gawang Madrid.
Masalah lain adalah tumpulnya lini serang dari Madrid. Kita lihat bagaimana seorang Benzema melepaskan peluang emas gara salah dalam mengontrol bola. Komentator Fox Sport pun sampai berkata “criminal…criminal..” dalam kejadian itu. Dari 15 pertandingan terakhir Benzema hanya mencetak 2 gol. Ini bukan seorang striker yang bias diandalkan untuk memecah kebuntuan tim. Dimasukannya Chicharito pun yang hari berlari lari kecil di lapangan tidak begitu membantu
Sebenarnya factor kehilangan Alonso ini bisa dicover oleh Sami Khedira yang punya kualitas bertahan lebih ataupun Assier Illaramendi baik dari kross. Sayang Khedira dalam kondisi cidera dan Illaramendi masih belum begitu matang sehingga sering melakukan kesalahan. Padahal menurut saya kemampuan Illaramendi mungkin akan bisa menyamai Alonso karena tipikal permainan mereka sama persis. Namun untuk lini depan yang kurang greng mungkin masih belum ada obatnya sampai sekarang. atau suruh para striker Madrid untuk minum purwaceng agar lebih greng.
Semoga menghadapi Basel pada Rabu dini hari mr. Ancelotti dapat menemukan formula baru dan taktik baru menambal kehilangan Xabi Alonso dan Angel Di Maria. Hala Madrid !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H