"Mereka yang ada di sekitar, yang ada di media juga, masih ada guru honorer yang mendapat gaji Rp 300 ribu sebulan, tinggal di lingkungan sekolah, ini kan suatu hal yang tidak pantas kita berikan pada guru," kata Krisdayanti.
Krisdayanti kemudian mengungkapkan harapannya terhadap pemerintah terkait hal ini. "Jadi harapan saya, pemerintah benar-benar hadir, tidak ada kesenjangan, dan memberi kesejahteraan yang sepantasnya bagi guru, dengan menjadikan mereka ASN," tutur Krisdayanti.
Kisah inspiratif juga datang dari seorang guru honorer yang sudah mengabdi disebuah Sekolah Taman Kanak-kanak yang berada di Kampung Moris Jaya, Kecamatan Banjar Agung Tulang Bawang, Lampung sejak 25 tahun lebih dengan gaji honorer yang diterimanya tidak menentu dalam setiap bulannya hanya menerima Rp200 hingga Rp300 Ribu. Namun, hingga saat ini tidak menyurutkan untuk mendidik anak generasi bangsa. Sosok guru tersebut seorang guru honorer yang inspiratif untuk mendidik anak usia dini dengan keterbatasan biaya seadanya..
Untuk mensejahterakan guru-guru di Indonesia bukan hal yang mustahil dilakukan. Upaya ini bukan persoalan hitung-hitungan anggaran, tapi hanya masalah kemanusiaan. Pemerintah harus bisa memberikan jalan keluar untuk kesejahteraan semua guru yang ada di Indonesia. Mulai dari SDM, keilmuan dan kedisiplinan itu semua bisa memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia dan  menjadikan pendidikan di Indonesia lebih maju dan bermutu, serta guru Indonesia bisa lebih professional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H