Mungkin karena kisahku dianggap tak begitu sakit dibandingkan kisahnya.
Februari...
Seribu angan menariknya untuk merehatkan perbincangan denganku.
Kuanggukan kepala.
Kemudian melambaikan tangan yang ia balas di penghujung bulan.
Kutanya kapan kembali?
Jawabnya empat tahun kemudian di bulan Februari.
Tepatnya, setelah study-nya selesai.
Lama sekali...
Tapi tak masalah. Toh saat ini tekhnologi sudah canggih. Perbincangan kami bisa berlanjut kapan saja.
Februari...