Mohon tunggu...
Silvarani
Silvarani Mohon Tunggu... -

Writer: Novel: Ada Apa Dengan Cinta?, Love in Paris, Love in London, Bintang Jatuh, Soulmate On The Backstage, 3 Srikandi, L'Eternita Di Roma, L'Amore Di Romeo, Soulmate on The Backstage, Stories From The Past, Super Didi, and coming soon novels. Non-Fiction: Safe & Fun Traveling to Japan for Girls, 999+ Kosakata Prancis-Indonesia-Inggris

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Wajah Baru Bea Cukai ~Silahturahmi Kantor Bea Cukai Tanjung Priok dengan Dosen Magister FISIP UI~

15 Maret 2014   16:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat datang Dosen Program Pasca Sarjana Departemen Komunikasi FISIP UI." Serangkaian tulisan yang dipantulkan Infocus di sebuah layar terpampang bersahabat. Ucapan selamat datang ini berasal dari Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok 5 Maret 2014 lalu. Bisa dikatakan bahwa kunjungan ini adalah suatu silahturahmi bersejarah yang pernah terjadi antara dosen Pasca Sarjana Komunikasi UI dengan rekan-rekan di Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok.

Lalu, untuk apa acara ini diadakan?

Sebelum kita membahasnya lebih lanjut, ada satu kalimat tanya yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman pembaca sekalian.

13948520081378367733
13948520081378367733

 

Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata 'Bea Cukai'?

Hanya ada dua jawaban, image positif dan negatif.

Bagi anda yang sudah menaruh opini positif saya ucapkan terima kasih karena sudah berprasangka baik dengan salah satu instansi pemerintah terdepan yang satu ini. 'Terdepan'! Ya. Mengapa saya menggunakan kata ini? Hal ini dikarenakan, Bea Cukai-lah yang berada di garda terdepan untuk memutuskan masuk dan keluarnya barang di NKRI. Jika barang yang ingin masuk dianggap sebagai suatu ancaman atau dapat memberikan efek buruk bagi bangsa dan negara, Bea Cukai tak segan-segan untuk menolak tegas izin dari peredarannya barang-barang tersebut.

Nah, lalu bagaimana jika image yang terlanjur terbesit di benak kita adalah citra negatif?

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman pembaca. Image buruk yang muncul di benak anda tentunya memberikan umpan balik bagi Bea Cukai untuk membuktikan kepada masyarakat luas tentang sepak terjang mereka melakukan tugas dan tanggung jawab bagi negara.

1394851848955923153
1394851848955923153

Oleh karena itulah, Bea Cukai sengaja mengundang para pakar komunikasi yang terdiri dari dosen pasca sarjana departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI untuk meminta masukan dan saran mengenai pembentukan persepsi yang positif di tengah masyarakat. Bagaimana opini publik yang kurang baik mengenai bea cukai dapat berubah 180 derajat menjadi baik dan membanggakan.

Saya sendiri menyambut baik upaya Bea Cukai untuk membangun image yang baik di mata masyarakat. Mengundang para pakar komunikasi dan mendengarkan berbagai masukan dan komentar dari sang ahli merupakan suatu langkah yang patut dicungkan jempol. Saya sendiri sebagai alumni departemen tersebut 'kepo' dengan berbagai hal yang dilakukan oleh Bea Cukai. Yaah rasanya sudah menjadi rahasia umum jika dalam suatu perizinan masuk/keluarnya barang (ekspor/impor), Bea Cukai sering 'bermain'. Bahkan ketika seorang teman menawarkan barang Black Market kepada saya, terlintas dipikiran saya "Bea Cukai gimana sih? Masa kayak gini banyak yang lolos?"

Anehnya, opini saya terhadap bea cukai terkikis ketika mengikuti acara ini. Berbagai masukan dari para dosen diterima dengan baik oleh pihak bea cukai. Salah satunya adalah mulai menjalin media relation dan aktif di media sosial.

Sejauh ini, Bea Cukai memang melakukan perubahan. Mulai dari izin ekspor/impor barang yang lebih ketat dan kontrol terhadap proses penaikan/penurunan barang ke kapal. Perlu diketahui bahwa terkadang proses penaikan/penurunan barang mengalami proses yang lama atau bahkan 'mandeg' dikarenakan adanya sedikit kesalahan dari pihak-pihak terkait. Dari situ, saya baru tahu bahwa semua proses ini tak hanya melibatkan Bea Cukai, ada pihak Importir atau Eksportir yang turut berada di jajaran operasional naik atau turunnya barang dari kapal.

"Setiap hari kami melakukan kontrol di sepanjang perairan Pelabuhan Tanjung Priok." Papar salah satu rekan Bea Cukai di hadapan para dosen UI ini.

13948515821871947591
13948515821871947591
13948495181481786367
13948495181481786367

Setelah menerima berbagai masukan, kini giliran Bea Cukai mengajak para dosen dan mahasiswa untuk berkeliling.

Inilah yang membuat saya excited. Selain pertama kalinya masuk pelabuhan (biasanya saya melihatnya di film-film action. Biasanya pelabuhan menjadi tempat berlarinya para penjahat dari kejaran polisi, pen), saya juga mendapat pengalaman pertama kali untuk naik kapal patroli bersama rekan-rekan bea cukai dan para dosen.

Berbagai pemandangan baru saya temui di sini. Mulai dari berbagai bentuk kapal besar yang sedang parkir menurunkan/menaikan barang, tumpukan peti kemas, berderet mobil baru dari luar negeri sampai perahu-perahu kecil dari pihak pelabuhan adalah beberapa pemandangan yang saya lihat. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi dan terik matahari yang tak terlalu terik, saya merasa bahwa kunjungan ini sekaligus rekreasi dan refreshing bagi saya.

Selama perjalanan, rekan-rekan bea cukai tak hentinya memberikan penjelasan. Tanya apa saja, pasti dijawab sama mereka. Termasuk pertanyaan, "Bisa fotoin kita nggak mas?" Hehehe. Sorry norak dikit. Namanya mumpung di atas kapal.

"Barang selalu datang 24 jam mbak. Dan kita di kantor selalu stand by mendata." Ujar salah satu kepala bagian di Bea Cukai yang turut bergabung dalam rombongan ini "Namanya juga pelabuhan, barang bisa datang kapan saja."

13948519652135486136
13948519652135486136

Sehabis berbincang singkat dengan bapak yang satu ini, saya kembali mengambil gambar di atas kapal. Sampai akhirnya, saya bertemu dengan PNS yang masih muda. Mungkin sebaya dengan saya. Oiya, image saya kalau pegawai Bea Cukai itu nggak ada yang muda ternyata salah loh.

Nah, yang perlu diinget, mereka juga jago nyanyi dan ngeband. Sebelum kita naik kapal, kita sempat dihibur oleh Band dari Bea Cukai selama makan siang. Bahkan, ada Bea Cukai Idol setiap tahun. Selain untuk seru-seruan, tentunya hal ini meningkatkan semangat dan mood bagus ketika bertugas.

"Iya mbak. Waktu awal masuk, kita juga diajarin tentang zona ekonomi eksklusif, batas-batas teritorial Indonesia, soalnya untuk tanggung jawab sama keluar atau masuknya barang ke sini, kita harus tau kekuasaan negara kita di darat, laut, maupun udara." Terang salah satu PNS Muda di Bea Cukai dengan semangat.

Setelah kapal berlabuh, kita diajak mengunjungi sebuah ruang yang digunakan untuk Scan berbagai kontainer yang memasuki pelabuhan.

"Dari scan ini, kita tahu barang apa yang ada di dalam kontainer itu. Kalau ada mobil atau barang tekstil atau apapun, kita periksa perizinannya. Kalau nggak jelas izinnya atau berarti selundupan, berarti nggak boleh kita lolosin untuk beredar di sini."

13948521611674051985
13948521611674051985

Melihat berbagai alat yang dimiliki oleh bea cukai dalam pemeriksaan barang, saya menyimpulkan bahwa Bea Cukai sudah melakukan upaya yang serius untuk menangani masuk/keluarnya barang di Indonesia.

Setelah itu, kami kembali ke ruang pertemuan. Di sana rupanya ada sebuah meja panjang yang diletakkan berbagai barang langka menurut saya. Misalnya minuman Alkohol, Potongan Arca kecil, senjata api dan ehem... Majalah porno.

"Ini apa mbak?" Tanya saya kepada salah satu rekan Bea Cukai.

"Oh ini barang-barang yang nggak lolos pemeriksaan." Jawabnya.

Saya sendiri bersyukur karena barang-barang tersebut tidak lolos pemeriksaan. Bayangkan saja, minuman keras-minuman keras ini kadar alkohol yang tinggi. Majalah-Majalah pornonya pun.... Membahayakan generasi muda. Terima kasih Rekan Tim Bea Cukai.

"Terus barang ini mau diapain?" Tanya saya lagi.

"Dimusnahin mbak."

"Hoo ini karena ada acara ya? Makanya dipamerin ke kita?"

"Iya mbak."

Kunjungan saya ke meja itu berakhir dengan satu pertanyaan "Kalau ini darimana?" Tanya saya sambil menunjuk salah satu barang berbentuk arca kecil.

"Ini dari Thailand biasanya."

Akhir dari acara ditutup foto bersama dan pembagian cinderamata. Waaah... Benar-benar pengalaman yang tak dapat dilupakan.

1394851735525841478
1394851735525841478

Semoga saja Bea Cukai terus berjaya!

Maju terus Bea Cukai!

DATANG TERLAMBAT

Sebelum saya hadir, acara sudah berlangsung selama satu jam. Ketika bis tiba di kantor Bea Cukai Tanjung Priok sekitar pukul 10.00 WIB, para dosen komunikasi ini langsung disambut di depan pintu masuk kantor. Setelah bertegur sapa sesaat, rombongan memasuki ruang rapat.

13948516862105414610
13948516862105414610

Kepala KPU Bea Cukai Tanjung Priok memberikan kata sambutan. Selain memberikan kata sambutan, Kepala Bea Cukai juga menjelaskan perihal bimbingan kepatuhan internal dan bimbingan layanan informasi.

Apakah itu?

Kepatuhan internal adalah semacam kontrol intern Bea Cukai. Jadi, jika masyarakat menemukan ada tindakan pegawai Bea Cukai yang patut dicurigai atau menyalahi aturan, silahkan melaporkannya pada customer service, email atau chat melalui BBM. Identitas pelapor pun akan dirahasiakan.

Langkah ini adalah salah satu langkah awal dari realisasi reformasi birokrasi di Indonesia yang mulai dicetuskan sejak tahun 2007. Sejak saat itu, Direktorat Bea Cukai yang berada di Kementerian Keuangan ini mulai berubah sedikit demi sedikit.

Hal ini semata-mata untuk membangun kinerja yang lebih baik dan dapat melahirkan citra yang lebih positif di mata masyarakat. Demi terwujudnya perubahan ke arah yang lebih baik, Bea Cukai benar-benar merombak sedikit demi sedikit hal-hal yang selama ini mencoreng nama Bea Cukai. Salah satunya adalah membuktikan bahwa saat ini tak ada lagi  'sogokan' para pegawai Bea Cukai perihal ekspor dan impor barang. Jika ada, masyarakat dapat melapor. Jika terbukti bersalah, pegawai pun dapat diberi hukuman yang tak ringan.

Adanya kontrol intern ini adalah agar masyarakat mengetahui bahwa saat ini Bea Cukai memiliki wajah baru. Profesionalisme dan dedikasi terhadap masyarakat betul-betul ditingkatkan.

Setelah itu, rombongan diajak melihat gudang. Disinilah barang-barang yang baru diturunkan dari kapal dan belum diperiksa atau belum selesai pengurusan izinnya ditaruh dulu. Setelah diperiksa dan surat izinnya sudah lengkap, barang pun siap dikeluarkan.

Uniknya, beberapa industri, salah satunya industri otomotif lebih senang jika barang-barangnya ditaruh di pelabuhan. Hal ini membuat mereka tak perlu menyewa gudang untuk menyimpan stok barang. Jadi jika ada yang berkesempatan ke pelabuhan, jangan heran melihat deretan mobil baru terpakir rapi disana. Maklum, 70% barang-barang ekspor dan impor berada di sini. Sisanya menyebar di pelabuhan-pelabuhan lain seluruh Indonesia.

Ruang ketiga yang dikunjungi adalah customer service. Ruangan customer servicenya sangat nyaman. Tempat duduknya empuk, petugasnya ramah dan suhu ruangan pun cukup sejuk. Sampai-sampai kita lupa bahwa kita sedang berada di Pelabuhan yang terkadang dikonotasikan sebagai tempat yang panas dan penuh polusi. Suasana ruangan ini bagaikan customer service di bank.

Menurut para dosen ilmu komunikasi, ruangan customer service ini sudah baik. Pihak Bea Cukai berhasil mendesign ruangan dan suasananya serupa dengan ruangan di ruang customer service bank. "Hanya saja, cat ruangannya jangan warna orange. Coba warna yang lebih lembut. Kuning muda misalnya?" Saran salah satu dosen.

Para petugas Bea Cukai pun menerima masukan dan saran para dosen dengan baik. Bahkan pihak Bea Cukai menyatakan bahwa mereka akan mengganti seragam para pegawai yang bertugas di ruang customer service. Dari biru tua seperti satpol PP menjadi warna biru muda agar lebih terang.

Dalam ilmu komunikasi, warna juga memiliki kekuatan untuk membentuk citra atau konsep bagi orang yang melihatnya. Contohnya saja seragam biru muda ini. Pihak Bea Cukai merasa bahwa warna biru muda terkesan lebih lembut, cerah dan masyarakat diharapkan dapat lebih nyaman berinteraksi dengan para petugas. Pernyataan ini pun disetujui oleh para dosen.

Setelah itu, rombongan diajak ke lantai 5 untuk memberikan masukan sekaligus menjalin silahturahmi. Nah, di sesi inilah saya baru datang dan langsung mengikuti acara.

Yah begitulah pengalaman singkat saya jalan-jalan di Pelabuhan Priok dengan Tim Bea Cukai. Siapa tahu ada kementerian lain yang terinspirasi melakukan hal seperti ini. Karena saya yakin, mungkin banyak kementerian atau lembaga negara yang sudah baik melaksanakan tugasnya dan sedikit demi sedikit sudah melakukan perubahan yang baik (melakukan reformasi birokrasi). Hanya saja, kita atau publik belum tahu.

Bagaimana para kementerian dan lembaga negara lainnya?

Kami dari FISIP UI siap menunggu undangan kunjungan Silahturahmi, loh. :)

Salam! Maju terus Kementerian dan Lembaga Negara Indonesia!

Untuk Info lebih lengkap dapat membuka situs: http://kpubeacukaipriok.net/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun