Apakah kau tahu bahwa dahulu sekali api, air, angin dan tanah itu adalah sahabat?
Sampai suatu hari, bencana alam datang meruncingkan ego.
Kemudian menyudahi kebersamaan.
Api berteriak, meletus di lereng gunung. Ia memuntahkan segala amarahnya di atas sana.
Kecewa pada air yang selalu berniat memandamkannya.
Kecewa pada angin yang awalnya membuatnya besar, tetapi kemudian berhembus pergi meninggalkannya.
Kecewa pada tanah yang malah memanfaatkan amarahnya hanya untuk  menyuburkan tanah.
Air menangis, histerisnya bernama petir. Air matanya jatuh deras sekali.
Ia kecewa pada tanah yang memanfaatkan kesedihannya untuk menyuburkan tanaman-tanamannya.