Banyak penelitian yang menunjukkan mikroplastik membahayakan biota laut. Contohnya dampak mikroplastik terhadap terumbu karang dimana terumbu karang menelan mikroplastik. Hal ini meningkatkan risiko penyakit dari 4-89%. Ada pula kasus dimana pinguin ditemukan memakan jaring ikan yang berdampak kematian serta burung laut yang menderita kelaparan karena tidak mendapat asupan gizi dari plastik yang dimakannya.
Mikroplastik juga bisa menjadi media transpor bagi mikroorganisme laut, distribusi spesies invasif yang berpindah dari suatu habitat ke habitat lainnya, bahkan virus. Tak hanya itu, mikroplastik pun berperan dalam pemanasan global karena bisa memproduksi gas-gas rumah kaca, seperti metana, gas rumah kaca yang paling potensial dalam menyebabkan pemanasan global.
Jadi solusinya, semua mulai dari diri kita sendiri dengan mengurangi bahan-bahan yang terbuat dari plastik, kemudian melakukan reuse (menggunakan kembali plastik) dan melakukan recycle, serta berinovasi misalnya dengan memproduksi atau mendorong penggunaan botol minum dan tempat makan yang bisa dipakai berulang kali.Â
Atau bisa juga dengan hal lain misalnya menyemarakkan ecobrick, dan melakukan aksi pembersihkan pantai. Namun sayangnya, aksi ini masih dilakukan setahun atau dua tahun sekali. Alangkah baiknya bila dilakukan sebulan hingga tiga bulan sekali, lalu gunakan datanya untuk evaluasi dan edukasi ke masyarakat, anak sekolah, serta pemerintah.