Dalam memasuki dunia kerja terkadang seseorang dipilihkan pada situasi menjadi pekerja atau menjadi pengusaha. Terlebih mencari pekerjaan saat ini tidaklah mudah, tak jarang saat mendapatkan informasi tentang pekerjaan sudah malas dengan membayangkan tahapan yang akan dilaluinya. Sehingga ada sebagian orang yang memutuskan untuk memulai bisnisnya saja.
Tentunya, keduanya merupakan hal yang baik apabila dijalani dengan maksimal dan optimal karena yang membedakan hanyalah pola pikirnya saja meskipun keduanya sebenarnya sama -- sama memiliki keinginan untuk sukses dalam karir.
Lantas apa yang membedakan antara mental seorang pekerja dan mental seorang pengusaha? Melansir dari beberapa sumber, berikut adalah beberapa perbedaan mental pekerja pengusaha dan pekerja yang menarik untuk disimak.
Mental pengusaha dan mental pekerja
1. Mastermind vs KinerjaÂ
Pengusaha berfokus pada inovasi, perubahan, dan peluang bisnis dalam cara berpikir mereka. Mereka juga memikirkan produk atau jasa baru dan membuat strategi bisnis yang dapat menjadi lini bisnis yang andal. Sementara pekerja lebih fokus pada hasil. Saat bekerja, karyawan akan berkonsentrasi pada menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka sesuai dengan tanggung jawab mereka di perusahaan. Sementara risiko yang dipikirkan pekerja terbatas pada lingkup pekerjaan mereka.
2. Mencari Peluang vs Mencari StabilitasÂ
Pengusaha cenderung berani merugi karena mereka berani mengambil risiko. Namun, jika karyawan menghadapi risiko yang signifikan dan berpotensi merugikan, mereka akan mempertimbangkan berkali-kali.
Oleh karena itu, pekerja lebih cenderung memikirkan stabilitas selama perjalanan karier mereka, sementara pengusaha akan terus mencari celah dan kesempatan untuk membuat rencana baru. Pekerja juga akan mengambil kesempatan dalam kariernya, dengan pertimbangan jika mereka memiliki stabilitas karier dan finansial yang lebih baik atau kesempatan untuk pengembangan keahlian yang lebih besar.
3. Tanggung Jawab Penuh vs Tanggung Jawab TerbatasÂ
Seorang pengusaha bertanggung jawab penuh atas operasi bisnisnya, mulai dari penentuan strategi bisnis, kesehatan karyawan, dan kepatuhan terhadap peraturan. Oleh karena itu, baik keberhasilan maupun kegagalan bisnis biasanya bergantung pada kemampuan pengusaha dalam mengelola dan menjalankan bisnisnya. Sedangkan, karyawan hanya bertanggung jawab atas ranah kewenangannya sesuai tingkat jabatannya. Semisal posisi manajemen, ia bertanggung jawab atas pekerjaan dan tanggung jawab di departemennya sendiri.