Mohon tunggu...
Silva Emylia
Silva Emylia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi, memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Psikososial yang Dikemukakan oleh Erik Erikson

23 Oktober 2024   08:18 Diperbarui: 23 Oktober 2024   08:46 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian teori psikososial ?

Teori psikososial Erik Erikson adalah model pengembangan manusia yang menjelaskan bagaimana individu tumbuh dan berubah sepanjang hidup mereka melalui interaksi sosial. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan terjadi dalam delapan tahap, masing-masing dengan krisis psikososial yang harus dihadapi. Setiap tahap melibatkan konflik antara dua polaritas yang berbeda, seperti kepercayaan vs. ketidakpercayaan atau intimasi vs. isolasi.

Menurut Erikson, keberhasilan dalam menyelesaikan setiap krisis akan menghasilkan kekuatan psikologis dan karakter yang positif, sementara kegagalan dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan di tahap berikutnya. Teori ini menekankan pentingnya hubungan sosial, budaya, dan pengalaman dalam membentuk identitas dan kesehatan mental individu. Dengan demikian, teori psikososial Erikson memberikan kerangka untuk memahami perkembangan manusia dari bayi hingga usia lanjut, serta bagaimana interaksi dengan lingkungan memengaruhi pertumbuhan psikologis.

Teori psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson adalah salah satu teori pengembangan manusia yang paling berpengaruh. Erikson mengemukakan bahwa perkembangan individu berlangsung dalam delapan tahap, masing-masing dengan krisis psikososial yang harus dihadapi. 

Berikut adalah ringkasan dari setiap tahap:

1. Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun): Pada tahap ini, bayi mengembangkan kepercayaan terhadap orang tua dan lingkungan mereka. Jika kebutuhan mereka dipenuhi, mereka akan merasa aman; jika tidak, mereka dapat mengembangkan ketidakpercayaan.

2. Otonomi vs. Ragu-ragu (1-3 tahun): Anak belajar untuk mengendalikan diri dan lingkungan mereka. Jika diberikan dukungan, mereka menjadi otonom; jika terlalu dibatasi, mereka dapat meragukan kemampuan diri.

3. Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-6 tahun): Anak mulai mengambil inisiatif dalam aktivitas sosial dan permainan. Dukungan dari orang tua memungkinkan mereka untuk merasa berani; sebaliknya, kritik berlebihan dapat menimbulkan rasa bersalah.

4. Industri vs. Inferioritas (6-12 tahun): Di tahap ini, anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya dan belajar keterampilan baru. Keberhasilan membawa rasa industri, sementara kegagalan dapat menimbulkan perasaan inferior.

5. Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 tahun): Remaja mencari identitas diri dan tempat mereka di dunia. Eksplorasi dan dukungan dari lingkungan sosial penting untuk membangun identitas yang sehat.

6. Intimasi vs. Isolasi (18-40 tahun): Di tahap ini, individu mencari hubungan intim dan dekat dengan orang lain. Keberhasilan dalam hubungan membawa intimasi, sedangkan kegagalan dapat mengarah pada isolasi.

7. Generativitas vs. Stagnasi (40-65 tahun): Pada tahap ini, individu berusaha memberikan kontribusi kepada generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan maupun keluarga. Kegagalan untuk melakukannya dapat menyebabkan stagnasi.

8. Integritas vs. Putus Asa (65 tahun ke atas): Pada tahap akhir kehidupan, individu merenungkan hidup mereka. Jika mereka merasa puas dengan pencapaian hidup, mereka akan meraih integritas; jika tidak, mereka mungkin merasa putus asa.

Teori Erikson menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan manusia, serta bagaimana pengalaman di setiap tahap dapat mempengaruhi tahap-tahap selanjutnya. Teori ini sangat relevan dalam psikologi perkembangan, pendidikan, dan terapi.

Secara keseluruhan, teori Erikson menekankan bahwa perkembangan individu bukanlah proses linier, tetapi melibatkan interaksi yang kompleks antara faktor internal dan eksternal. Setiap tahap membangun fondasi untuk tahap berikutnya, dan pengalaman positif atau negatif dapat membentuk cara individu berfungsi dalam kehidupan dewasa mereka. Teori ini memiliki aplikasi luas dalam pendidikan, terapi, dan pengembangan pribadi, membantu kita memahami tantangan yang dihadapi individu di berbagai fase kehidupan.

Kesimpulan

Teori Erikson memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami bagaimana individu berkembang melalui berbagai fase kehidupan, dengan setiap tahap membentuk dasar bagi tahap berikutnya. Keberhasilan dalam mengatasi konflik di setiap tahap berkontribusi pada kesehatan psikologis dan kesejahteraan emosional, serta mempengaruhi hubungan sosial dan interaksi individu sepanjang hidup.

Teori perkembangan psikososial Erik Erikson memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana individu menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan sepanjang hidup mereka. Setiap tahap mengandung krisis yang harus diselesaikan, dan keberhasilan atau kegagalan dalam setiap tahap akan mempengaruhi perkembangan kepribadian serta hubungan sosial di masa depan. Teori ini menunjukkan bahwa perkembangan bukan hanya proses biologis, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial dan lingkungan.

Dengan memahami tahap-tahap ini, kita dapat lebih menghargai kompleksitas perkembangan manusia dan pentingnya dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat. Hal ini juga memberikan wawasan bagi para profesional dalam bidang psikologi, pendidikan, dan kesehatan mental untuk membantu individu menghadapi tantangan yang mereka hadapi di setiap tahap kehidupan. Kesadaran akan proses ini dapat meningkatkan empati dan dukungan sosial, yang esensial untuk mencapai kesejahteraan psikologis dan emosional.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun