Cak Nur, sebagai murid Buya Hamka --waktu itu beliau masih menjadi mahasiswa di Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta-- kerap dimintai tolong beliau untuk membimbing para turis memasuki masjid Al-Azhar.
"Nur, itu mereka (Turis-red), bimbing ke masjid," pinta Buya Hamka.
Cerita itu terjadi pada tahun 1960-an. Tentu hal ini bisa jadi penegas, Buya Hamka pun membolehkan para non-muslim untuk memasuki masjid. Beliau tau bahwa masjid tidak boleh menjadi sekat untuk mengkotak-kotakkan satu sama lain.
Bagi saya pribadi, inilah indahnya Islam. Inilah representasi Islam rahmatan lil alamin. Menerima tanpa membeda-bedakan. Merangkul tanpa mendiskreditkan. Semuanya melebur, menampakkan indahnya ajaran Tuhan. Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H