Mari kita berandai-andai sejenak.
Kalau anda adalah seorang pesepakbola yang sudah mencetak lebih dari 100 gol dalam karir anda, membukukan 77 caps serta 31 gol bagi negara anda, dan berperan besar meloloskan negara anda ke piala dunia... apakah anda akan percaya bahwa anda dikatakan sebagai pemain yang tidak spesial?
Jangan lupakan bahwasanya anda telah bermain dalam 6 musim bagi salah satu klub terbesar di dunia, turut berperan dalam meraih 14 trofi sepanjang karir anda di klub tersebut; bahkan mencetak gol dalam 3 pertandingan final di berbagai kejuaraan (termasuk satu diantaranya melawan rival abadi anda)... apakah anda yakin bahwa tidak ada tempat bagi anda dalam skuad, setelah apa yang anda berikan bagi klub?
Mungkin saat ini, inilah yang dipikirkan oleh seorang Gareth Bale.
Sejak beberapa musim terakhir, performa Bale tidak terlalu moncer. Lebih banyak berkutat dengan cedera, dan ketika bermain pun tidak terlalu bagus... sampai pada akhirnya ia dicemooh oleh publik Santiago Bernabeu, sebuah penghinaan yang amat luar biasa.
Banyak faktor memang yang menyebabkan hal ini terjadi. bukan rahasia umum bahwa Bale tidak begitu disukai oleh sang entrenador, Zinedine Zidane, hingga berujung pada pengunduran diri Zidane yang santer disebut sebagai akibat dari Florentino Perez menolak untuk menjual Bale.Â
Dan kini dengan kembalinya Zidane sebagai juru taktik Real Madrid, secara tidak langsung persepsi publik terbentuk pada satu fakta: karir Gareth Bale di Real Madrid sudah selesai.
Ternyata, nasib buruk bagi Bale tidak selesai sampai disitu. Di bursa transfer awal musim 2019/20, tidak ada satupun klub yang secara konkrit tertarik kepadanya.
Manchester United dirumorkan tertarik, tetapi apakah Ed Woodward dan Ole Gunnar Solksjaer berkenan untuk melakukan bisnis yang secara kasat mata bisa saja menjadi transfer Alexis Sanchez jilid ke-2, itu lain soal.Â
Pun dengan rumor ketertarikan Bayern Munich yang sedang membutuhkan pemain di sektor sayap pasca dilepasnya Arjen Robben dan Franck Ribery pun mentah-mentah dibantah oleh sang agen dari Gareth Bale, Jonathan Barnett.
Satu-satunya yang mungkin bisa menjadi destinasi berikutnya bagi Bale adalah Paris Saint-Germain. mengingat bahwa dengan gaji Bale yang sebesar 350,000 ribu poundsterling per pekan yang akan dengan mudahnya bisa dibayar secara sadar oleh Nasser Al-Khelaifi, dan rumor-rumor yang menyatakan bahwa Neymar dikabarkan ingin kembali ke Barcelona, bisa jadi proyek di ibukota Prancis adalah rute survival yang paling masuk akal.
Juga fakta bahwa Madrid telah membelanjakan dana sebesar lebih dari 250 juta poundsterling untuk berbelanja sejumlah pemain--termasuk diantaranya Eden Hazard dan Luka Jovic-- yang pasti akan membuat La Real harus menyeimbangkan dengan neraca keuangannya dengan melego para pemainnya, termasuk Bale.
Pada akhirnya, apabila tidak ada jalan keluar yang terwujud, Bale harus rela menjadi pesakitan kembali selama semusim kedepan. Boleh jadi akan banyak trofi dan perayaan yang dirayakan di Plaza Cibeles musim depan, namun tanpa peran Gareth Bale secara konkrit di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H