Persoalan ekonomi merupakan suatu masalah yang sangat kursial bagi masyarakat di negara ini. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dari pemerintah dalam pemerataan masyarakat.Â
Pada masa pandemi COVID-19 yang telah membuat masyarakat menderita akan kelaparan karena tidak adanya sembako yang sampai ke tangan mereka. Banyak orang yang menjadi pengangguran karena di PHK dan mereka tidak boleh berdagang dengan alasan harus tetap berada di dalam rumah.Â
Hal ini menjadi suatu penyebab banyak sekali kaum dhuafa yang kurang akan bantuan subsidi ke tangan mereka. Kaum dhuafa yang lemah terhadap ekonomi menjadikan mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Karena keterbatasan kemampuan dalam menggunakan sumber informasi dan teknologi industri.Â
Di dalam Al-Qur'an Surah AL-Ma'un ditegaskan bahwa "Manusia yang mendustakan agama dan ancaman bagi mereka yang lalai dalam sholat serta bersikap riya', yakni melakukan perbuatan bukan untuk mencari ridha Allah. Melainkan, untuk mencari pujian atas kemasyhuran di masyarakat".Â
Ibadah akan menjadi percuma jika disekitar kita masih ada banyak orang yang memerlukan uluran tangan kita untuk meringankan beban yang mereka hadapi. Dengan membantu dan memberdayakan keluarga Dhuafa sebagai bentuk kepedulian sosial juga sama dengan beribadah kepada Allah SWT.Â
Di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka ada salah satu mata kuliah yang dapat mengajarkan kita apa artinya berbagi sedikit rezeki itu indah. Yakni mata kuliah "Kemuhammadiyahan" yang setiap tahunnya selalu melaksanakan kegiatan untuk membantu keluarga Dhuafa.Â
Kegiatan ini dilaksanakan dengan berkelompok. Masing - masing kelompok terdiri dari 2-3 orang. dan kelompok kami terdiri dari 3 orang, yaitu Laila Lutfiah (2002015173), Silpiya Nur Aldiyah (2002015159), Yusmanita Chairani (2002015083). Kami telah membantu meringankan beban hidup keluarga yang menjadi target pelaksanaan pemberdayaan kaum dhuafa.Â
Kami mahasiswa FEB UHAMKA melakukan kegiatan ini selama 2 bulan dengan melalui berbagai macam proses untuk mencapai tujuannya.Â
Kelompok kami melakukan pemberdayaan kaum dhuafa kepada keluarga pak Parjo yang terdiri dari 3 anggota keluarga yaitu, Pak Parjo, Bu Mini, dan Pak Untung. Mereka adalah 3 bersaudara yang tidak pernah menikah sama sekali dan hidup sebatang kara dengan belas kasihan dari orang - orang disekitarnya. Diantara mereka bertiga sudah tidak bisa bekerja dengan sehat, hanya sesekali Pak Parjo mencari uang dengan menjadi pemulung rongsokan di sekitarnya.Â
Kondisi Rumah Pak Parjo sangatlah memprihatinkan. Karena mereka tinggal dengan kondisi atap yang sering bocor, tempat tidur seadanya, dapur, peralatan rumah, beserta kamar mandi yang tidak layak. Jika ada penggusuran tanah milik pemerintah bisa saja keluarga pak Parjo juga akan di usir, sebab mereka tinggal di atas tanah milik pemerintah.Â
Setelah Tim berhasil mengumpulkan dana untuk sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Tim pun langsung membelikan apa saja yang menurutnya dapat membantu untuk meringankan beban keluarga Pak Parjo.Â
Melalui kegiatan yang sangat menyita banyak waktu dan tenaga. Ada banyak hikmah dibalik semua rasa lelah ini. Yakni, dengan membantu orang yang membutuhkan akan menumbuhkan jiwa yang sehat, akal yang cerdas, serta limpahan rahmat dari Allah SWT., karena telah membantu orang yang kesusahan.Â
Ingat!! Tangan diatas lebih baik daripada Tangan dibawah. Artinya, orang yang memberi adalah orang yang lebih baik daripada orang yang menerima. Karena, pemberi berada diatas penerima maka tanganyalah yang berada lebih tinggi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H