Menghindari Hidup Pura-pura: Menjadi diri sendiri dan menghindari sikap berpura-pura atau berusaha menjadi sesuatu yang bukan diri kita.
Keseimbangan dalam Hidup: Menjalani hidup yang tidak berlebihan atau kekurangan, melainkan seimbang dan wajar sesuai dengan kondisi yang ada.
5. Sa-mesthine (Semestinya): Sa mesthine mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan dalam hidup. Segala sesuatu harus dilakukan dengan proporsi yang tepat. Hidup yang seimbang antara pekerjaan, keluarga, agama, dan kegiatan sosial sangat penting untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian batin.Â
Ajaran ini menekankan bahwa segala hal dalam hidup harus dilakukan dengan harmoni, sehingga tidak ada yang berlebihan atau kurang.Â
Misalnya, seseorang yang menjalani kehidupan dengan prinsip samastine akan tahu kapan waktunya bekerja keras, kapan harus beristirahat, dan kapan harus beribadah atau bersosialisasi. Dengan hidup yang seimbang, seseorang bisa menghindari stres dan ketidakseimbangan yang merugikan.Prinsip ini menekankan pentingnya melakukan sesuatu sesuai dengan tuntutan keadaan atau kewajiban. Tidak ada tindakan yang tidak wajar dalam upaya mencapai tujuan.
6. Sak-penake (Seenaknya): "Sak-panake" adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang artinya "seenaknya" atau "sesuka hati". Ungkapan ini sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang bertindak tanpa memperhatikan aturan, tata krama, atau perasaan orang lain. Tindakan "sak-panake" cenderung menunjukkan ketidakpedulian atau ketidakdisiplinan, di mana seseorang bertindak sesuka hati tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain atau situasi.
Sebagai contoh, jika seseorang datang terlambat ke pertemuan tanpa permisi atau alasan yang jelas, tindakan itu bisa dikatakan "sak-panake". Ini menggambarkan bahwa orang tersebut bertindak seenaknya, tanpa menghormati waktu atau kepentingan orang lain. Prinsip ini mengingatkan kita untuk bertindak dengan cara yang tidak merugikan orang lain, tetapi tetap menjaga kebebasan dalam menjalani hidup tanpa melanggar hak-hak orang lain. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
KEPEMIMPINAN DIRI SENDIRI
Kepemimpinan Diri Sendiri (Self-Leadership)
Kepemimpinan diri adalah kemampuan untuk mengatur dan mengelola diri sendiri dalam mencapai tujuan hidup. Ini melibatkan kesadaran diri, disiplin, dan pengendalian diri, yang semuanya tercermin dalam ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram. Self-leadership menjadi kunci dalam menghindari tindakan koruptif, karena seorang pemimpin yang baik harus mampu memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu.
Elemen kunci dari kepemimpinan diri sendiri meliputi: