Mohon tunggu...
Silpiah
Silpiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sarjana Akuntansi - NIM 43223110028 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quis 4 - Rudolf Steiner Mengembangkan Potensi Diri dari Pendekatan Waldorf Education

2 Oktober 2024   10:24 Diperbarui: 2 Oktober 2024   10:30 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modul Prof Apollo
Modul Prof Apollo

Modul Prof Apollo
Modul Prof Apollo

Rudolf Joseph Lorenz Steiner (1861--1925) adalah seorang pemikir revolusioner yang memperkenalkan pendekatan baru dalam pendidikan melalui konsep Waldorf Education. Steiner percaya bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual, tetapi juga harus menyentuh semua aspek kehidupan manusia---fisik, emosional, sosial, kreatif, dan spiritual. Konsep Waldorf Education bertujuan untuk mendidik individu secara holistik, membantu mereka menemukan dan mengembangkan potensi diri mereka yang paling dalam. Pendekatan ini dibangun di atas dasar filsafat antroposofi yang menekankan pentingnya kesadaran spiritual dan kebijaksanaan manusia.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai what (apa itu Waldorf Education), why (mengapa pendekatan ini penting dalam pengembangan potensi diri), dan how (bagaimana implementasi metode Waldorf dalam pendidikan).

What: Apa Itu Waldorf Education?

Waldorf Education adalah sebuah pendekatan pendidikan yang dikembangkan oleh Rudolf Steiner pada tahun 1919. Pendidikan ini pertama kali diterapkan di Sekolah Waldorf, Stuttgart, Jerman, dan sejak itu berkembang secara internasional. Inti dari pendekatan ini adalah pendidikan holistik yang mencakup seluruh aspek diri manusia---fisik, emosional, intelektual, sosial, moral, kreatif, hingga spiritual.

Dalam pendekatan ini, Steiner berusaha menggabungkan pendidikan formal dengan pengembangan nilai-nilai kehidupan. Waldorf Education mendorong pembelajaran melalui pengalaman, imajinasi, kreativitas, serta pengembangan kecerdasan emosional dan sosial. Menurut Steiner, pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga harus membantu peserta didik untuk memahami dunia spiritual dan realitas yang lebih mendalam di luar dunia material.

Dalam Waldorf Education, pembelajaran disesuaikan dengan fase perkembangan manusia. Steiner membagi perkembangan anak ke dalam tiga tahap utama:

1. Usia 0-7 tahun: Fokus pada pengembangan fisik. Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui imitasi dan contoh.

2. Usia 7-14 tahun: Fokus pada pengembangan emosional. Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan imajinatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun