Mohon tunggu...
Silmi Salsabila
Silmi Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Silmi Salsabila

do what you love & love what you do

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda, Insecurity, dan Self-Love

2 Mei 2020   16:00 Diperbarui: 2 Mei 2020   15:59 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Silmi Salsabila

(Mahasiswi Sosiologi FIS UNJ)

Pemuda dalam definisi sosiologis merupakan individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda dalam WHO (World Health Organization) didefinisikan sebagai 'young people' dengan usia dari umur 10 sampai 24 tahun dan dikelompokan sebagai kelompok muda. Sedangkan menurut UU No. 40 Tahun 2009, pemuda adalah kekuatan moral, control sosisal, dan agen perubahan sebagai perwujudan dari fungsi, peran, karakteristik, dan kedudukannya yang strategis dalam pembangunan nasional. Usia yang dapat digolongkan pemuda di UU ini yaitu dari umur 16 sampai 30 tahun.

Di era modern ini, peran pemuda menentukan perkembangan generasi selanjutnya. Dalam prosesnya menuju kedewasaan, banyak terpaan mental yang akan terjadi di dalam diri pemuda. Isu kesehatan mental telah menjadi isu yang serius dan ramai diperbincangkan beberapa tahun belakangan ini. Salah satunya yaitu ketidakpercayaan diri di dalam diri pemuda.

Fenomena yang mempengaruhi kesehatan mental ini disebut insecurity. Insecurity merupakan suatu kondisi mental ketika seseorang merasa cemas dan mengalami ketakutan secara berlebihan sehingga dalam melakukan sesuatu ia sangat lebih berhati-hati dan selalu menaruh prasangka buruk pada orang lain maupun lingkungan di sekitarnya. Perasaan insecure yang kadarnya berlebihan pada pemuda dapat menyebabkan terganggunya mental mereka hingga terjadinya kefatalan serius seperti suicide atau bunuh diri.

Mengapa isu insecure menjadi lebih banyak? Menurut Santrock pada 2003, pemuda atau remaja sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri nya sendiri. Dari teori perkembangan yang dikemukakan Fragan tahun 2006, usia pemuda dalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian. Hal tersebut membuat pemuda terkadang suka bingung terhadap dirinya sendiri dan berujung memiliki minder. 

Adanya faktor dari kemajuan teknologi dan kemudahan dalam mengaksesnya pun menjadikan para pemuda semakin mudah membandingkan fisik hingga kehidupannya dengan orang lain di social media. Selalu merasa dirinya jelek dan rendah menjadi masalah yang diterpa para pemuda. Secara tidak sadar trend beauty standard yang menerpa pemuda khususnya perempuan seperti mengharuskan perempuan cantik itu harus putih, berbadan tinggi dan langsing. Hal ini yang menjadikan para pemuda perempuan terfokus di satu titik dan terus mengejarnya. Jika gagal, insecurity yang akan didapatnya dan merasa gagal menjadi apa ya dituntut di sebuah society. Padahal hal itu tidak seharusnya terjadi, ini didukung dari perasaan 'labil' dan mampu terpengaruhi hal-hal baru yang diyakini banyak orang.

Dikarenakan hal diatas sudah mulai marak di Indonesia, pemuda yang mendapat peran lebih seperti influencer maupun beauty vlogger berlomba-lomba untuk saling menguatkan terhadap gejala insecurity yang berada di kalangan pemuda. Salah satunya campaign berupa gerakan "Self-Love". Meskipun campaign ini tidak pernah terselenggarakan langsung, namun penguatan diri dalam bentuk self-love sudah bertebaran di social media.

Self-Love dalam bahasa inggris berarti mencintai diri sendiri baik secara fisik, pikiran maupun Self-Love didefinisikan sebagai suatu cara untuk memahami, menghormati, dan mengerti diri sendiri bahwa kita mampu menerima diri kita bahkan di kondisi sulit sekalipun. Tercetusnya banyak postingan mengenai "self-love" atau "self-esteem" merupakan cara pemuda membuat gerakan antar sesamanya dan untuk sesamanya juga. Bahkan dalam film Ernest Prakasa yang berjudul "Imperfect" memiliki tagline yang berbunyi "rubah insecure menjadi berscure (bersyukur)". Kemudian bagaimana cara pemuda untuk mengatasi masalah insecure dan bisa memiliki self-love pada diri? Bisa disimak beberapa point dibawah!

  • Perbanyak aktivitas yang kamu sukai! Dengan menjalankan segala hal yang kita cintai berdampak pada perasaan bahagia yang akan otak kita produksi. Sehingga hal-hal yang dicemasi kian berkurang.
  • Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain! Hal ini tidak akan bagus untuk seseorang karena pada dasarnya setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
  • Meluangkan waktu me time! Ciptakan suasana yang benar-benar memanjakan dirimu dan nikmati setiap kamu sedang melakukannya.
  • Menjauh dari hal yang menurutmu buruk! Ini dapat dilakukan dengan membatasi aktivitas atau interaksi dengan segala hal yang menjatuhkan mentalmu. Bangunlah komunitas atau circle yang supportive dan pastinya selalu menebarkan aura positif.
  • Percaya bahwa tubuhmu adalah anugerah! Apapun yang diberikan Tuhan  pasti adalah hal yang baik. Hal ini bisa didukung dengan berolahraga dan memakan makanan yang bernutrisi. Sehingga mood dari badanmu pun ikut naik.

Berikut merupakan bagaimana cara yang dapat dilakukan pemuda jika sedang merasa insecure. Pada dasarnya sangat wajar setiap pemuda di usia yang sedang rentan terpengaruhi memiliki beberapa kecemasan dan ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri. Namun, jangan terlalu larut berkutat pada hal-hal yang membawa dampak negative. Mencintai diri sendiri atau self-love dapat membantu mengembalikan mindset baru agar hidup bisa terus berjalan diselimuti rasa bahagia dan rasa syukur!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun