"Jangan terburu-buru saat melakukan sesuatu. Karena semuanya juga butuh waktu."
Mungkin kalimat di atas akan related dengan apa yang terjadi di kehidupan kalian. Bayangkan saja, saat kalian menginginkan sesuatu, tentu saja kalian  ingin menggapainya. Lalu, dengan cepat kalian bergerak untuk bisa mendapatkan apa yang kalian inginkan.
Jika kalian melakukan proses itu dengan terburu-buru, apa yang terjadi? Memang apa yang kalian inginkan akan tercapai. Tetapi hasilnya belum tentu sesuai dengan apa yang kalian bayangkan. Kesimpulannya, apapun yang kalian inginkan, apapun hal yang begitu ingin kamu raih, janganlah terburu-buru untuk menggapainya.
Segala sesuatu pun butuh waktu. Waktu untuk melalui prosesnya, termasuk kegagalan yang akan menghampiri ditengah-tengah proses itu. Jadi, selama apapun prosesnya tetap jalani saja. Nikmatilah step by step dari apa yang sedang kalian jalani.
Seperti halnya kami, yang berstatus sebagai mahasiswa semester akhir. Kami sudah menjalani berbagai proses, mulai dari ospek atau yang biasa disebut dengan pengenalan lingkungan kampus. Kemudian menjalani kegiatan perkuliahan setiap harinya. Hingga tiba saatnya kami sudah berada di titik di mana kami akan mengabdi kepada masyarakat.
 Â
 Di sini kami menjalani sebuah program yang diadakan oleh kampus. Kegiatan ini disebut kegiatan KKN. Kepanjangan dari Kuliah Kerja Nyata. Kami tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai arti dari kata KKN tersebut. Singkatnya KKN adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa. Dengan tujuan untuk pengabdian terhadap masyarakat dan mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari oleh kami di kampus.
Tertulis dalam buku panduan pelaksanaan dan pelaporan KKN 2024 yang ditulis oleh panitia KKN STAI Baitul Arqom. Tujuan dari kegiatan KKN adalah meningkatkan kelestarian, pembinaan dan pengembangan pendidikan dalam rangka menunjang pembangunan, terutama di sektor pendidikan keagamaan.
Meningkatkan kecerdasan intelektualitas dan spiritualitas mahasiswa sesuai dengan motto kampus kami, Sekolah Tinggi Agama Islam yakni "berilmu amaliah beramal ilmiah." Dengan ini kami selaku perwakilan dari salah satu mahasiswa/mahasiswi STAI Baitul Arqom yang sedang menjalankan tugas KKN, ingin menuangkan serangkaian kata yang merupakan isi dari kegiatan KKN yang sedang kami jalankan.
Kami kelompok 4 diberi amanah untuk menjalankan tugas KKN di kecamatan Pangalengan, lebihtepatnya di desa Margamukti. Sebuah desa yang bisa di bilang, salah satu desa terluas di kecamatan Pangalengan. Saat ini Desa Margamukti dipimpin oleh Bapak H. Odang Kusnadi, S.H S.Ap M.H.
Alhamdulillah beliau menyambut kedatangan kami dengan baik. Beliau juga dengan senang hati akan membantu proses demi proses untuk melancarkan kegiatan KKN yang dilakukan oleh kelompok 4. Saat kami datang ke desa Margamukti untuk survei lokasi, Pak Kades memerintahkan salah satu kepala dusun untuk mencarikan tempat tinggal untuk kami selama pelaksanaan KKN.
Kami diantar oleh beliau ke RW 8 terlebih dahulu, lebih tepatnya di dusun 2. Ada beberapa rumah kosong yang mungkin saja disewakan. Jika dilihat dari segi lokasi, tempatnya strategis dan rumahnya pun akan cocok dijadikan tempat tinggal kami selama KKN. Tapi ternyata mereka tidak menyetujuinya karena ada satu dan lain hal.
Akhirnya kami kembali mencari rumah yang kira-kira cocok untuk dijadikan tempat tinggal. Kami tiba di sebuah tempat, lokasinya di sekitar jalan menuju ke tempat wisata Pengabdi Setan. Di sana ada sebuah rumah sederhana yang dijaga oleh seorang wanita paruh baya. Kami pun segera mendatangi rumah tersebut dan bertanya, berapa harganya jika rumah tersebut disewakan selama sebulan.
Kami terkejut ketika mendengar harga sewa rumah tersebut yang cukup tinggi. Kami mempertimbangkan dan berunding dengan teman-teman yang tidak ikut survei ke lokasi. Karena harganya tinggi, tentunya kami akan mengeluarkan banyak uang untuk membayar sewa rumah tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk menolak secara halus dan kembali mencari rumah kontrakan yang sesuai.
Singkat cerita, setelah seharian kami berkeliling mencari rumah kontrakan, kami memutuskan untuk beristirahat sambil melaksanakan shalat ashar. Setelah shalat ashar, kami kembali berkeliling mencari rumah. Ada yang menawarkan rumah, namun kami masih tetap mempertimbangkan. Ada yang rumahnya sederhana, tetapi harganya tinggi. Yang harganya standar, airnya tidak lancar.
Kami masih berada di desa Margamukti hingga waktu magrib tiba. Dan sampai saat itu, kami belum menemukan rumah kontrakan yang cocok. Akhirnya kami disuruh ke rumah kepala desa yang letaknya tidak jauh dari kantor. Di sana kami beristirahat sambil shalat magrib. Lalu kami juga ditawari makan malam oleh ibu kepala desa.
Meskipun hari sudah malam, kami masih tetap survei ke beberapa tempat untuk mencari rumah. Hanya beberapa orang saja karena sebagian memilih untuk beristirahat di mobil. Mungkin mereka sudah lelah. Kami baru pulang dari Margamukti sekitar pukul setengah 12 malam. Wah? Gimana-gimana? Kaget enggak? Hak kalian sih mau kaget atau enggak juga.
Yang jelas ketua kelompok kami bilang agar cepat beres dan tidak capek dua kali. Tapi kepulangan kami di tengah malam belum membuahkan hasil. Kami belum menemukan rumah kontrakan untuk tempat kami tinggal. Tidak apa-apalah yang penting kami sudah berusaha, berikhtiar dan bekerja sama untuk kesuksesan kegiatan KKN ini.
Mungkin hanya ini saja cerita dari kelompok 4. Akan ada cerita-cerita menarik lainnya yang akan kami tulis. Jadi, kami harap kalian jangan bosan membacanya. Karena ini bisa menjadi motivasi untuk kalian. Siapa tahu kalian ingin berkuliah juga kan?
Oke, sampai jumpa di cerita selanjutnya. Good bye!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI