Mohon tunggu...
Silky Maulia
Silky Maulia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan dan Peradaban

30 Agustus 2022   15:10 Diperbarui: 30 Agustus 2022   15:16 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di negeri ini ketidakadilan masih menjadi petinggi.

Budaya pilih kasih menjadikan hak perempuan dibatasi.

Katanya perempuan tak bisa berdiri sendiri. Perempuan tak berhak berpendidikan tinggi. Perempuan hanya cukup berdiam dalam huniannya.

Perempuan dikurung,

dilarung, 

dikungkung.

Perempuan hanya dipandang sebelah mata. Dicela, dan dihina.

Namun, yang aku tahu perempuan adalah sosok yang berani menjadi diri sendiri. Perempuan bisa mengejar mimpi setinggi yang ia inginkan.

Perempuan tak berhak terjebak di dalam definisi-definisi menyempitkan.

Perempuan berhak atas kesetaraan.

Perempuan itu hebat,

perempuan itu kuat.

Seperti hal nya semboyan:

"Habis gelap terbitlah terang."

Asa terajut, harapan terbentang.

Karenanya kini tak ada lagi sekat yang menghalang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun