Mohon tunggu...
Silvia Khansa
Silvia Khansa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate student of Environmental Health major, University of Indonesia

Currently, she is pursuing education to complete her bachelor's degree in terms of environmental health areas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Food Waste Masih Menjadi Masalah Utama Dalam Isu Limbah di Indonesia

21 November 2022   12:55 Diperbarui: 21 November 2022   13:14 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat semakin banyak ditambah gaya hidup dan perilaku masyarakat yang berpotensi menghasilkan sisa makanan, serta pembangunan sarana yang meningkat, seperti perhotelan, rumah makan, dan lainnya memengaruhi peningkatan sampah makanan (food waste). Diperkirakan sebanyak  1,3 miliar ton makanan terbuang tiap tahunnya. Berdasarkan laporan dari FAO tahun 2019, terdapat sebanyak 931 juta ton sampah makanan di dunia dengan penyumbang sampah makanan terbesar berasal dari rumah tangga yaitu  sebanyak 61% atau 567,9 juta ton sampah makanan dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga. 

Kondisi nyata terkait food waste di Indonesia sangat memprihatinkan. Indonesia menjadi negara ke-2 penghasil sampah makanan terbanyak menurut The Economist Intelligence Unit tahun 2017 dengan perkiraan sampah yang dihasilkan setiap individu sebanyak 300 kg/individu/tahun. data dari KLHK juga menunjukkan bahwa sampah makanan menjadi jenis sampah terbanyak yang dihasilkan  di tahun 2020 dan 2021 berturut-turut  sebesar 29,8% dan 40.3%.

Apa itu food waste?

Food waste atau sampah makanan adalah sisa makanan yang seharusnya dikonsumsi oleh manusia namun tidak dapat dikonsumsi karena alasan tertentu, seperti makanan yang dibuang karena tidak lagi dimakan atau makanan yang kadaluarsa. Limbah ini akan berakhir di TPA (tempat pembuangan akhir). Food waste umumnya terjadi di tingkat layanan makanan, ritel, dan rumah tangga. Penyebab adanya sampah makanan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

  • Tidak menghabiskan makanan
  • Makan tidak sesuai dengan porsi/berlebihan
  • Membeli atau memasak makanan yang tidak disuka
  • pembelian makanan yang berlebihan
  • Penampilan dan rasa makanan.

Dampak food waste terhadap lingkungan dan kesehatan

Adanya timbulan sampah makanan tentu memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Dampak negatif pada lingkungan dapat berupa:

  • Peningkatan gas rumah kaca. Timbulan sampah makanan menghasilkan gas metana, CO2, dan H2S yang menyebabkan pencemaran udara dan berkontribsi dalam meningkatkan climate change, diperkirakan bahwa sampah makanan menyumbang 8% dari emisi gas rumah kaca dunia.
  • Pemborosan sumber daya. Sumber daya, seperti bahan bakar, air, dan lainnya yang digunakan untuk menghasilkan makanan akan terbuang sia-sia. 
  • Degradasi Tanah. Sebelum makanan siap di konsumsi, bahan mentah yang digunakan untuk mengolah makanan didapatkan dari kegiata agrikultur. Kebutuhan konsumsi masyarakat yang semakin banyak memungkinkan adanya kegiatan pembukaan lahan yang semakin tinggi dan berpotensi terhadap kerusakan kualitas tanah.
  • Kelangkaan keanekaragaman hayati. Kegiatan pembukaan lahan dapat menyebabkan hilangnya habitat asli berbagai flora dan fauna sehingga mengancam kehidupan dari flora dan fauna tersebut.

Berhubungan dengan dampak negatif terhadap lingkungan, kesehatan manusia juga dipertaruhkan dalam hal ini. Adapun  dampak negatif terhadap kesehatan manusia, yaitu:

  • Gas CH4 dan H2S yang dihasilkan sampah makanan dapat menyebabkan masalah, seperti ISPA, sakit kepala, sulit bernapas, lelah, hingga meninggal meninggal jika terpapar gas tersebut dalam jumlah yang banyak di waktu yang singkat.
  • Timbulan sampah makanan memicu datangnya vektor dan binatang penular penyakit yang dapat menyebabkan PES, sakit perut, dan lainnya
  • Zat kimia berbahaya yang dikeluarkan sampah makanan (dioksin, PCB, PFOS, dan hexchlorobenzene) baik melalui media udara, air, dan tanah dapat menyebabkan kanker dan merusak kekebalan tubuh jika masuk ke tubuh manusia

Upaya pengelolaan sampah makanan

Dalam mengurangi timbulan sampah makanan di masyarakat dapat dilakukan beberapa cara, yaitu melakukan biopori, mengolah sampah makanan menjadi pupuk kompos, dekomposisi anaerobik sampah untuk menghasilkan gas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga listrik dan bahan bakar memasak, serta pemanfaatan sebagai pakan ternak. 

Dalam mengelola sampah makanan agar timbulan yang dihasilkan berkurang perlu adanya peran dari berbagai pihak, seperti peran pemerintah dalam hal pembuatan kebijakan, fasilitasi sumber daya serta sarana dan prasarana, serta memperluas jejaring dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu, peran masyarakat pun sangat penting dalam hal pencegahan dengan mengubah gaya hidup dan perilaku yang berisiko menghasilkan timbulan sampah makanan, seperti mengonsumsi makanan yang secukupnya, mendonasikan makanan yang berlebih ke orang-orang yang membutuhkan, menerapkan sistem FIFO (first in first out) dalam menyimpan makanan, dan sebagainya.

Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun