Individu menyadari bahwa hukum dan aturan dirancang untuk kepentingan bersama, tetapi mereka juga memahami bahwa hukum tidak selalu adil atau benar secara moral. Oleh karena itu, hukum dapat dipertanyakan dan diubah untuk mencerminkan nilai-nilai keadilan yang lebih tinggi.
Contoh: Seseorang mungkin melanggar hukum jika merasa bahwa hukum tersebut bertentangan dengan hak asasi manusia atau prinsip keadilan.
Tahap 6: Orientasi Prinsip Etis Universal
Pada tahap ini, individu memutuskan tindakan berdasarkan prinsip moral universal seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Prinsip-prinsip ini dianggap lebih tinggi daripada hukum atau norma sosial.
Contoh: Seseorang mencuri obat untuk menyelamatkan nyawa orang lain, karena hak untuk hidup dianggap lebih penting daripada kepatuhan terhadap hukum.
Ciri-Ciri Teori Kohlberg
1. Urutan Tetap: Kohlberg menekankan bahwa semua individu melewati tahap-tahap ini dalam urutan yang sama, meskipun tidak semua orang mencapai tahap tertinggi.
2. Bersifat Universal: Ia percaya bahwa teori ini berlaku secara universal di berbagai budaya, meskipun isi moralitas dapat berbeda.
3. Peran Pemikiran Kognitif: Teori Kohlberg didasarkan pada perkembangan kognitif, yang berarti kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak dan logis memengaruhi perkembangan moralnya.
Kritik terhadap Teori Kohlberg
Meskipun teori Kohlberg sangat berpengaruh, ada beberapa kritik terhadapnya: