Mohon tunggu...
Silfia Aniska Sari
Silfia Aniska Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Volly ball

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori belajar sosial albert bandura

18 Januari 2025   00:17 Diperbarui: 18 Januari 2025   00:17 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Albert Bandura, seorang psikolog terkenal dari Kanada, memperkenalkan Social Learning Theory atau teori belajar sosial sebagai konsep utama dalam memahami cara individu belajar melalui observasi, imitasi, dan interaksi sosial. Bandura percaya bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi melalui pengalaman langsung, seperti yang disarankan oleh teori behavioristik, tetapi juga melalui pengamatan terhadap orang lain. Dalam hal ini, lingkungan, perilaku, dan kognisi saling memengaruhi dalam proses pembelajaran.

Konsep Utama Teori Belajar Sosial

1. Pembelajaran Observasional (Observational Learning)

Individu belajar dengan mengamati perilaku orang lain (model), memahami konsekuensi dari perilaku tersebut, dan kemudian menirunya.

Proses ini melibatkan tiga komponen utama:

1. Modeling: Proses di mana individu mengamati perilaku model.

2. Imitasi: Perilaku yang ditiru dari model.

Vicarious Reinforcement/Punishment: Individu belajar dari konsekuensi yang diterima oleh model, baik itu penghargaan maupun hukuman.

2. Reciprocal Determinism

Bandura menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi dinamis antara tiga faktor utama:

1. Perilaku: Apa yang dilakukan individu.

2. Lingkungan: Faktor eksternal yang memengaruhi individu.

3. Kognisi: Pikiran, keyakinan, dan nilai individu.

Kombinasi ketiga faktor ini menunjukkan bahwa manusia tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga dapat memengaruhi lingkungan mereka.

3. Self-Efficacy (Efikasi Diri)

Self-efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan tertentu guna mencapai hasil yang diinginkan. Bandura menekankan bahwa efikasi diri yang tinggi akan meningkatkan motivasi dan kemampuan seseorang untuk bertindak, sedangkan efikasi diri yang rendah dapat menghambat pencapaian tujuan.

4. Proses Mental (Kognisi)

Tidak seperti teori behavioristik yang hanya berfokus pada perilaku yang dapat diamati, Bandura menekankan pentingnya proses mental dalam pembelajaran. Seseorang menggunakan perhatian, memori, dan kemampuan berpikir kritis untuk memahami apa yang diamati.

Empat Proses dalam Pembelajaran Observasional

1. Perhatian (Attention)

Agar pembelajaran terjadi, individu harus memperhatikan perilaku model. Faktor yang memengaruhi perhatian meliputi:

1. Sifat menarik dari model.

2. Kejelasan dan relevansi perilaku model.

3. Kebutuhan atau minat individu terhadap perilaku tersebut.

2. Retensi (Retention)

Setelah mengamati perilaku, individu harus mampu menyimpan informasi tersebut dalam memori untuk digunakan di kemudian hari.

 Proses ini melibatkan kemampuan untuk memahami dan mengingat tindakan serta konsekuensi dari perilaku model.

3. Reproduksi Motorik (Motor Reproduction)

Individu harus memiliki kemampuan fisik dan keterampilan yang diperlukan untuk meniru perilaku model.

Latihan dan pengalaman dapat meningkatkan kemampuan ini.

4. Motivasi (Motivation)

Motivasi adalah faktor penentu apakah individu akan benar-benar meniru perilaku yang telah diamati.

Motivasi dipengaruhi oleh penghargaan atau hukuman yang diterima model (vicarious reinforcement/punishment) dan persepsi individu terhadap manfaat dari perilaku tersebut.

Eksperimen Bandura: Boneka Bobo

Eksperimen Bandura yang paling terkenal adalah studi tentang boneka Bobo (Bobo Doll Experiment) pada tahun 1961. Dalam eksperimen ini, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok:

1. Kelompok pertama menyaksikan model dewasa yang menyerang boneka Bobo secara agresif.

2. Kelompok kedua menyaksikan model dewasa yang berinteraksi dengan boneka secara pasif.

3. Kelompok ketiga tidak menyaksikan interaksi apapun dengan boneka Bobo.

Hasil eksperimen:

1. Anak-anak yang menyaksikan perilaku agresif cenderung meniru perilaku tersebut.

2. Sebaliknya, anak-anak dari kelompok lain menunjukkan sedikit atau tidak ada perilaku agresif.

3. Eksperimen ini menunjukkan bahwa anak-anak belajar perilaku agresif melalui observasi, terutama jika mereka melihat model menerima penghargaan atas perilaku tersebut.

Aplikasi Teori Belajar Sosial

1. Dalam Pendidikan

Guru dapat menjadi model yang positif dengan menunjukkan perilaku yang diinginkan kepada siswa.

Penggunaan peer learning atau pembelajaran teman sebaya untuk meningkatkan motivasi siswa.

2. Dalam Dunia Kerja

Pelatihan karyawan melalui observasi terhadap senior atau mentor.

Menggunakan penghargaan untuk memotivasi karyawan agar meniru perilaku yang diinginkan.

3. Dalam Pengasuhan Anak

Orang tua sebagai model utama, harus menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ingin diajarkan kepada anak.

Menghindari perilaku negatif yang dapat ditiru oleh anak.

4. Dalam Media dan Iklan

Media sering kali memengaruhi perilaku masyarakat melalui model yang ditampilkan dalam iklan, film, atau acara televisi.

Pengaruh negatif juga dapat muncul jika perilaku agresif atau merusak ditampilkan tanpa konsekuensi yang jelas.

Kritik terhadap Teori Bandura

1. Kurangnya Penekanan pada Faktor Biologis

Teori ini cenderung mengabaikan pengaruh faktor genetik atau biologis dalam pembelajaran.

2. Pengukuran yang Sulit

Proses kognisi seperti perhatian dan retensi sulit diukur secara objektif.

3. Fokus pada Observasi

Tidak semua pembelajaran terjadi melalui observasi. Beberapa keterampilan memerlukan pengalaman langsung.

Kesimpulan

Teori belajar sosial Albert Bandura memberikan pandangan yang komprehensif tentang bagaimana individu belajar melalui observasi, kognisi, dan interaksi sosial. Konsep seperti pembelajaran observasional, reciprocal determinism, dan self-efficacy memperluas pemahaman tentang pembelajaran yang melibatkan faktor internal dan eksternal. Teori ini sangat relevan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, pengasuhan, media, dan manajemen. Meskipun menghadapi kritik, teori Bandura tetap menjadi salah satu landasan utama dalam psikologi dan pendidikan modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun