Desa Ampel merupakan salah satu desa di  Kecamatan Wuluhan yang terletak di Jalan Suanan Kudus RT.04 RW.07, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Desa Ampel berjarak sekitar 10 km dari Pantai Puger yang merupakan tempat pelelangan ikan terbesar di Kabupaten Jember. Lokasi pelelangan yang cukup dekat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Ampel (Dusun Krajan) untuk mengembangkan UMKM pengolahan ikan pindang beserta wadahnya (besek). Selain dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam sekitar, kegiatan pengembangan UMKM juga dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, terutama masyarakat Dusun Krajan yang belum memiliki pekerjaan.
Kami Mahasiswa KKN Kolaboratif mengunjungi beberapa UMKM untuk mendapatkan informasi mengenai apa saja yang dilakukan dalam pengembangan UMKM tersebut. Kami melakukan wawancara kepada pemilik UMKM ikan pindang dan mendapatkan informasi mengenai proses pembuatan, proses pengemasan, sampai proses pendistribusian. Proses pembuatan pindang dimulai dari pencucian, penyusunan ikan dalam wadah (besek), penggaraman, perebusan ikan selama 15 menit, dan penirisan ikan.
Proses pencucian dilakukan dengan membersihkan ikan menggunakan air mengalir sampai bersih. Kemudian ikan dikemas dalam besek dan ditaburi garam untuk mengurangi bau amis pada ikan. Ikan pindang yang sudah ditaburi garam selanjutnya direbus dalam air garam selama kurang lebih 15 menit. Jika sudah matang, ikan pindang ditiriskan dan siap untuk didistribusikan. Omset yang didapat dalam satu hari penjualan ikan pindang kurang lebih sebesar Rp100.000 hingga Rp200.000 (Pemilik usaha ikan pindang, 29/07/2022).
Tempat lain yang kami kunjungi adalah UMKM pembuatan wadah ikan pindang (besek). Lokasi UMKM ini tidak terlalu jauh, kira-kira hanya 300 meter dari tempat produksi ikan pindang. UMKM pembuatan besek ini dikelola oleh sebagian masyarakat yang berada di RT 05 RW 01 Dusun Krajan. Produksi besek ikan menjadi salah satu usaha sampingan masyarakat Dusun Krajan selain petani dan peternak.Â
Besek ikan terbuat dari bambu tali yang dipotong dan dibelah menjadi beberapa bagian tipis. Selanjutnya potongan bambu dianyam menggunakan cetakan untuk mendapatkan ukuran yang seragam. Hasil anyaman dikemas dengan cara diikat dan siap didistribusikan. Untuk harga per ikat(seratus biji) dari besek ini di bandrol sebesar Rp15.000. Â Dalam sehari, UMKM dapat memproduksi besek lebih dari 200 biji.
"Uang tidak bisa membeli kebahagiaan dan kreativitas, tapi kebahagiaan dan kreativitas jika digabungkan bisa menjadi uang", kata-kata yang cocok disematkan kepada masyarakat Dusun Krajan atas kegigihan mereka dalam memaksimalkan potensi sumber daya alam sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H