sumber: Interpretasi penulis
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Cipayung Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka melaksanakan program transformasi minyak jelantah menjadi sabun serbaguna sebagai inovasi ramah lingkungan. Acara ini diinisiasi oleh Mardiana Ningsih pada hari Jum'at, 23 Agustus 2024, di Masjid Nurul Iman, Kecamatan Cipayung, Kabupaten Jakarta Timur.
Sumber: Intrepretasi penulis
Sering dianggap sampah rumah tangga yang tidak berguna, minyak jelantah kini mendapat nilai baru berkat inovasi sekelompok mahasiswi Studi Kerja Nyata (KKN) Tematik Cipayung Universitas Muhammadiyah Prof.Dr Hamka 2024. Mahasiswi ini berhasil membuat sabun dan lilin aromaterapi dari minyak jelantah yang selain ramah lingkungan juga memiliki nilai estetika yang tinggi.
Berdasarkan kekhawatiran akan banyaknya limbah minyak jelantah yang seringkali mencemari lingkungan, mahasiswa berinisiatif mencari cara untuk mengolah limbah minyak jelantah menjadi produk yang bermanfaat.
Melalui pendekatan kreatif dan pemahaman akan pentingnya daur ulang, mereka menemukan bahwa minyak jelantah dapat diubah menjadi sabun dan lilin aromatik yang wanginya indah. Proses pembuatan lilin ini diawali dengan mengumpulkan minyak jelantah dari rumah warga sekitar lokasi KKN.Â
sumber: Interpretasi penulis
Proses pembuatan sabun dari minyak jelantah
Proses pembuatan sabun dari minyak jelantah meliputi beberapa tahap, antara lain menyaring minyak jelantah, mencampurkannya dengan bahan lain seperti soda api dan pewangi alami, serta membentuk dan mengeringkan sabun.
Kemudian proses pembuatan lilin aromaterapi. Minyak kemudian disaring untuk menghilangkan sisa kotoran atau sisa makanan. Minyak murni dicampur dengan bahan-bahan seperti stearin dan parafin, serta pewarna dari serpihan krayon dan minyak esensial untuk menciptakan aroma yang menenangkan. Yang membuat inovasi ini semakin menarik adalah pilihan rasa yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Para ibu-ibu memilih minyak esensial harum lavender, yang dikenal memiliki wangi yang khas dan menenangkan.Setelah bahan-bahan tersebut tercampur, hasil olahan minyak jelantah dituangkan ke dalam cetakan lilin berbagai bentuk. Lilin aromaterapi setelah proses pengawetan dapat digunakan atau dijual sebagai produk ramah lingkungan.Â
Mereka tidak hanya tertarik untuk mencobanya saja, namun juga mempelajari cara pembuatannya agar bisa digunakan di rumah masing-masing. Dengan cara ini, program ini bertujuan untuk memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lokal sekaligus meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan lingkungan.
sumber: Interpretasi Penulis