Mohon tunggu...
Yanuar Ari Prihantini
Yanuar Ari Prihantini Mohon Tunggu... -

Pernah kuliah di Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta. Kampus kecil di tengah banyaknya kampus di Yogyakarta. Fulltime caregiver kakak laki-laki penderita skizofrenia. Cucu bahagia dari simbah yang berhati besar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Intovert, Bukan Alasan untuk Terus Berduka

2 Mei 2013   18:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:14 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi sosok introvert butuh usaha lebih untuk menunjukkan sisi ke'aku'annya. Aku dengan segala potensiku dan kapasitasku. Seperti kata Abraham Maslow, tiap orang perlu tempat untuk aktualisasi diri. Aktualisasi diri mutlak diperlukan sebagai alat untuk pelepasan energi berlebih pada tiap orang. Jika energi ini salah tempat hanya akan menimbulkan ketidaksinkronan pada energi yang dihasilkan.

Energi full passion, energi bahagia yang tak lekang oleh waktu. Ada kesinkronan pada ingin dan karakter. Energi setengah passion, dengan kata lain pemenuhan pelepasan energi baru setengah hati. Tentunya, kebutuhan sudah terpenuhi tapi energi karakter hanya setengah. Belum ada kepuasan batin pada level ini. Energi antara butuh dan karakter belum sinkron. Pada sebagian orang ini adalah proses menemukan passion.  Energi emosional, energi antara ketidaktahuan dan karakter labil. Fenomena tawuran, korupsi, perkosaan, bisa jadi contoh nyata akibat antara ketidaktahuan dan kelabilan seseorang. Bisa terjadi di usia berapapun. Bahkan bisa menurun dari generasi ke generasi.

Pada tipe orang introvert, menumbuhkan passion membutuhkan energi dua kali lipat orang ekstrovert. Energi untuk membuka diri dan energi untuk mengerjakan passion.

Bersambung nggak ya.. Enaknya bersambung tapi tetep dipublikasikan. :p

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun