Mohon tunggu...
Agung Kurniawan
Agung Kurniawan Mohon Tunggu... -

A\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penasaran ? Silahkan Baca ~

17 Januari 2012   15:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:46 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

hhmmm,, sori klo lo ga suka sm ni tulisan .. ato mungkin lo malah kebuka pikirannya .. gw cm mo nuangin unek2 gw tentang pendidikan dan hidup .. cekidot .

dunia pendidikan memang dunia misteri yang sulit diungkapkan.

kenapa gw bilang dunia misteri?

alasannya:

1. berapa banyak orang berpendidikan tinggi yang sekarang masih menganggur banting tulang nyari kerjaan.

2. orang berbondong-bondong menuju pendidikan yang tinggi hanya

untuk menyerahkan kemampuannya untuk si bos.

3. berapa banyak sarjana pertanian yang berprofesi sebagai pegawai

bank?

4. berapa banyak anak sma jurusan ipa kuliahnya di fakultas ekonomi atau mungkin hukum.

dari fakta diatas, apakah lo bisa dapet apa sih tujuan sekolah?

bingung? makanya dunia pendidikan layaknya dunia misteri, ga jelas.

mungkin keanehan dunia pendidikan kita dimulai karena

paradigma lama, alias petuah leluhur kita yang dulu

dijajah kumpeni.

"nak, belajar yang pinter,,, biar nanti gampang cari kerja."

dari kalimat tadi, ada dua tujuan yang bisa kita tangkap jelas:

1. belajar biar pinter

2. gampang cari kerja

2 hal ini jelas-jelas paradigma yang dibangun kaum penjajah biar kita bisa dimanfaatkan dengan mudah.

kenapa?

1. biar PINTER,

jadi kita dididik biar pinter aja, otak kita penuh dengan pelajaran-pelajaran.

kita ga dididik jadi orang yang cerdas, penuh akal, karena penjajah takut kita justru bisa mengakali mereka.

kita ga dididik jadi orang yang kritis, tanggap, dan demokratis karena penjajah takut kita bisa memberontak seketika.

2. cari kerja,

jadi kita dididik hanya untuk mencari pekerjaan,

bukan untuk menciptakan pekerjaan.

penjajah hanya ingin kita bekerja untuk mereka, bukan untuk kita sendiri.

penjajah takut kita lebih maju dari mereka.

So, kalau yang sampai saat ini masih menggunakan paradigma itu, maaf, ANDA MASIH HIDUP DALAM MASA PENJAJAHAN.

kalau hanya untuk pintar, beli buku aja se Gramedia, 1 minggu khatamin 1 buku. dijamin pinter.

kalau hanya nyari kerja, sampah di jalanan masih banyak tuh, nyapu di jalanan juga pekerjaan yang mulia bukan?

trus sekarang dah terlanjur begini, apa yang bisa kita lakukan??

gampang,

1. introspeksi diri, cari hal apa yang sering bikin lo lupa makan, minum, tidur, bahkan bernafas.

apakah editing video? jadilah editor profesional.

ngerjain soal-soal akuntansi? jadilah dosen or akuntan publik handal.

nggambar-nggambar sotosop or corel? jadi desain grafis aja,,,

jangan takut untuk beralih ke segala hal yang lo suka, ketika lo berjuang untuk sesuatu yang lo suka, seberat apapun tantangannya

pasti akan lo hadapi dengan senang hati.

2. fokus, jadikan hobi lo sebagai fokus profesi lo.

jangan takut kalau lo nanti ga dapet kerja, kerjaan itu bisa dateng darimana aja. ketika lo dah profesional di bidang lo,

pekerjaanlah yang akan mencari lo.

kalau hobi lo mancing, profesionalah di bidang mancing, lalu tunggulah pengusaha-pengusaha kolam pemancingan yang akan datang berkonsultasi tentang kolam ikannya

atau pengusaha peralatan mancing yang meminta anda menjadi Kepala bidang research and development.

saatnya kita tahu esensi pendidikan yang kita jalani saat ini,

jangan sampai kita hanya menghambur-hamburkan uang

untuk mengejar embel-embel SBI (Sekolah berstandar Internasional),

atau goodwill suatu universitas (yang penting UI/UGM),

bukan itu esensi pendidikan.

seharusnya dunia pendidikan membuat yang berada di dalamnya

menjadi insan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat.

bukan untuk menambah beban hidup orang tua

atau menambah beban negara.

Cara belajar paling efektif adalah: Bekerja sambil belajar.

betapa banyak mahasiswa yang malas kalau suruh belajar?

itu karena ga ada motivasi lain untuk belajar, kecuali untuk lulus ujian.

lihat bedanya, seorang pegawai swasta yang sangat antusias

dalam mengikuti kursus brevet pajak walaupun begitu banyak

aturan pasal-pasal dan tarifnya.

mereka sangat antusias karena mereka merasa BUTUH pelajaran

itu untuk kehidupannya. kehidupan nyata-nya.

di sini kita bisa lihat, dunia pendidikan seperti memiliki dunia sendiri dan tidak peduli dengan dunia nyata yang akan dihadapi oleh

almamaternya. ironis.

tapi kalau bekerja dulu sambil belajar,

mana ada perusahaan yang mau nerima pegawai

yang belum tahu apa-apa, dan baru mau belajar nanti kalau dah kerja?

hanya ada satu perusahaan yang mau nerima orang-orang kaya gitu.

yaitu perusahaan lo sendiri.

so jangan takut untuk memulai untuk membangun perusahaan sendiri.

jangan bayangkan perusahaan harus yang megah, punya kantor,

punya pegawai banyak, modal miliaran,,,,hmph,,

tolong lo jawab sejauh yang lo ketahui,,

1. berapa banyak anak sma/smk yang melanjutkan ke perguruan tinggi? banyak.

2. berapa banyak lulusan perguruan tinggi yang sampai sekarang masih menganggur? banyak.

3. berapa banyak yang mengeluhkan lulusan perguruan tinggi

tidak siap turun di dunia kerja? banyak juga.

Ya iyalah!!

jelas lulusan perguruan tinggi itu ga siap turun di dunia kerja

karena memnang ga dididik untuk jadi babu di dunia kerja.

mereka ga di didik untuk pegang komputer ngurus surat-menyurat.

mereka juga ga diajarin untuk berangkat pagi pulang petang tertib absen tiap hari.

mahasiswa di perguruan tinggi itu, diajarin tentang ilmu-ilmu yang tinggi.

abstrak ga bisa dibayangin di dunia nyata.

sebenernya bukan ga bisa di bayangin, tapi ga butuh dibayangin, karena mereka

ga punya pengalaman dan juga ga butuh bagi implementasi di dunia nyata mereka

untuk menganalogikan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diterima di kampus.

mahasiswa itu dididik untuk selalu kritis atas pernyataan dosen,

sebaliknya dunia kerja butuh bawahan yang "sendiko dawuh", siap laksanakan, atas perintah atasan.

mahasiswa itu dididik untuk siap sedia klo mau ujian aja,

sedangkan dunia kerja menuntut setiap yang kita kerjakan adalah ujian

yang menentukan nasib pekerjaan kita selanjutnya.

jadi kalau mau cari kerja, bukan di perguruan tinggi tempatnya,,,

di tempat kursus komputer,

kursus njait,

kursus bahasa,

dan kursus-kursus lainnya

yang mengasah kemampuan praktek, keterampilan,

bukan kemampuan otak.

bukan maksud gw orang kerja cuma butuh keterampilan n ga butuh otak,

orang kerja juga butuh otak,

tapi bukan otak yang isinya logaritma,

aljabar, statistika, manajemen keuangan, ekonomi makro, mikro, dsb dll....

tapi otak yang penuh akal, inspirasi, inovasi...

latihannya bukan dengan buku,

tapi dengan praktek dalam kehidupan sehari-hari.

bagaimana menyiasati uang bulanan yang tiap tanggal 15 dah tinggal 5rb perak.

bagaimana langganan internetan bukan cuma buat browsing ga jelas, tapi bisa buat beli BB buat gaya-gaya gitu,,,

itu yang dibutuhkan buat dunia kerja.

udah banyak orang bilang,

kalo ilmu yang kita terima di sekolah/kampus

hanya terpakai 10% saja di dunia kerja.

tapi kenapa kita masih bela-belain

mati-matian mpe setengah mati

berusaha dapet yang cuma 10% itu

dengan beratus-ratus ribu hanya untuk beli formulirnya

berjuta-juta untuk dapet topi yang ada gantungannya.

padahal itu cuman 10%!!!!

kenapa kita ga mati-matian nyari yang 90%?

katanya 90% itu EQ dan SQ,

so,,,,

apa iya berteman itu mbayar?

sejak kapan solat harus mbayar?

kenapa kita ga mati-matian nglatih

inovasi, kreatifitas, kejujuran,

apa orang jujur harus mbayar juga?

apa belajar inovasi dan kreatifitas juga harus mbayar?

bukannya inovasi dan kreatifitas yang membuat kita

berusaha untuk memperoleh segala sesuatu dengan gratis?

kenapa coba bisa gitu? konyol kan...

mencari burung gereja yang terbang tinggi,

padahal di depan mata ada merpati dalam sangkar.

perguruan tinggi itu, tempatnya orang jadi ilmuan.

dari namanya aja dah jelas.

PERGURUAN TINGGI.

PERGURUAN= tempat PERkumpulan calon-calon GURU dAN dosen.

TINGGI= ilmunya TINGGI-tinggi, jadi ga cocok buat otak ane yang ga kuat buat ilmu yang ketinggian.

so, kenapa harus ke perguruan tinggi klo tujuannya cari kerja?

jadi babu perusahaan besar dan ternama.

melatih otak setinggi-tingginya,

padahal jelas-jelas nanti yang dipakai adalah keterampilan.

mati-matian melatih anjing bersiul,

padahal yang ditakuti dari anjing adalah gonggongannya.

byk orang tua yg ngomong ke anaknya :

"nak, belajar yang rajin ya,,,

biar ntar klo dah lulus kuliah, pada cari kerja ke kota,,,

klo dah kerja, berkeluarga, ntar ajak bapak ibu ke sana ya,,,"

sehingga dengan seketika

yang ada di bayangan gw

hidup itu ya

SEKOLAH - KULIAH - CARI KERJA - NIKAH - BAPAK IBU SENANG - PUNYA ANAK - MATI.

yah, cuma itu bayangan hidup bagi gw

tapi kenapa harus cuma itu?

kenapa jalurnya harus seperti itu???

apa ga bisa atau ga ada

jalur lain buat gw yang bodo dan miskin??

yang kuliah aja banyak yang nganggur,

apalagi yang ga kuliah!

whatever lah,, yang jelas gw bingung!!! ngrasa TOLOL

apa iya hidup itu cuma buat PINTER -KERJA-PUNYA ANAK -MATI?

apa ga lebih bermanfaat kalo..

hidup itu ga perlu diawali

dengan harus pinter....

kenapa orang harus pinter

klo ujung-ujungnya jadi pengangguran

kenapa harus pinter klo

ujung-ujungnya ga bisa

memberikan manfaat buat orang banyak

kenapa harus pinter klo

cuma buat membodohi orang lain???

pinter buat sendiri,, egois banget!!!

hah!!! TOLOL

kenapa orang ga jadi bodo aja!

bodo biar ga bisa nipu orang..

ga bisa ngomong yang tinggi-tinggi,

biar yang denger ga bingung

yang mbaca ga mumet

bodo biar gampang dimanfaatkan orang lain!

soalnya kata hadist,,

"sebaik-baiknya manusia,

adalah yang bermanfaat bagi orang lain"

hah! TOLOLnya gw,,,

trus apa iya orang kerja harus pinter?

nyapu jalanan kerja kan?

apa harus pinter?

mo kerja yang kaya apa.....

jadi boz?

emang harus pinter???

yang gw tau klo mo jadi boz tuh,,,

yang penting dihormati ma bawahan,,,

boz tapi isinya dicela terus ma bawahan,

sok pinter!

itu yang namanya boz???

biar dihormati ga harus pinter,,,,

orang dihormati tuh klo dia juga menghormati,,,

dia cerdas, penuh kreatifitas, inovasi,

apapun masalah yang ada dari bawahan,

bisa dia pecahkan dengan bahasa sederhana,

ga pake bahasa yang tinggi-tinggi,,

itu bukan bahasa bawahan,,,

kenapa orang klo denger kata kerja

pasti ingetnya karyawan/ boz perusahaan

haahh!!!!

itu satu dari ribuan macam pekerjaan!!!

gw bingung,

Nabi Muhammad nyontohinnya

klo ga jadi PEMIMPIN AGAMA, PEDAGANG YANG JUJUR, ya PEMIMPIN NEGARA.

tapi koq cita-cita gw jadi buruh?

yang namanya boz juga buruh perusahaan kan???

trus sebenernya ane hidup itu nyontoh siapa?????????

kenapa gw ga pengen jadi ALIM ULAMA aja?

kenapa gw ga pengen jadi PRESIDEN aja?

hah,,, apalagi jadi PEDAGANG yang jujur,,,, modal aja ga ada,,,,

fuck klo bilang modal ga ada!!!

punya otak kanan, penuh akal,inovasi, kreatifitas, masa itu bukan modal?

punya kaki dan tangan buat banting tulang, masa itu bukan modal?

duit??? duit tuh bukan modal!

duit tuh yang dicari!!!

klo duit dah ada, buat apa dijadiin modal!

pake aja buat foya-foya aja!!

susah susah amat....

kenapa sih

hidup cuma buat sendiri?

mo sepinter apa juga,

klo cuma buat sendiri percuma!

sekilas pasti orang kagum

klo liat orang kuliah di luar negeri

tapi apa iya tetep kagum,

klo ternyata dia kerja di luar negeri

gendutin perut sendiri

perut anak istrinya doank

yang ada tinggal caci maki!

pinter tapi ga berguna buat masyarakat!

sekilas, pasti ngerasa kasian

liat orang cuma ijasah smk

tapi apa masih pantas kasihan?

ternyata dia dah punya ratusan pegawai

yang ada cuma decak kagum,

salut,... meski bodo

dia berguna bagi masyarakat

so,,,,

gw bingung lagi serasa orang paling TOLOL

klo bisa dikagumi tanpa harus pinter

kanapa harus pinter????

so, masih bangga dengan pendidikan tinggi???

jaman dulu it's okay!

tapi sekarang pendidikan tinggi bukan sebuah kebanggaan!!

dulu sedikit banget orang yang berpendidikan tinggi

makanya klo berpendidikan tinggi, bangganya setengah mati

itu dulu, jaman remajanya orang tua kita!!

sekarang yang patut dibanggakan bukan pendidikan yang tinggi,

tapi seberapa bermanfaatnya kita buat orang banyak.

sekarang jarang ada orang yang bermanfaat buat orang banyak

sekarang isinya cuma berlomba ngisi kantong sendiri buat anak istri

cuma berlomba mbaca buku yang banyak biar nilainya bagus.

kebanyakan sekarang,

orang berusaha untuk bermanfaat buat orang banyak,

klo dah bau tanah doank!

klo mo amal, buka lapangan pekerjaan,

walopun dah mati, klo usaha masih jalan

amalnya masih tetep ngalirkan?

terus memberi nafkah untuk orang banyak.

lihat bill gates, om bob sadino,

apa yang dibanggakan dari mereka?

pinter? ga koq... sekolahnya pada ga tamat.

yang dibanggakan dari mereka,

betapa hebatnya menfaat yang dia berikan

buat orang lain,

see? jaman sekarang orang lebih kagum

kalo liat orang yang bisa memberikan manfaat

buat orang banyak..

so, kenapa kita ga

berusaha bermanfaat buat orang banyak aja?

ga usah capek-capek berusaha buat jadi pinter?

http://www.facebook.com/note.php?note_id=412910462125

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun