Mohon tunggu...
Silda Nursafitri
Silda Nursafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas kebangsaan republik Indonesia

Saya seorang mahasiswi Komunikasi yang memiliki minat menulis yang berkaitan dengan komunikasi,bisnis, politik dan sosial

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peran Perempuan Sebagai Pemimpin Dalam Ranah Politik: Bagaimana perspektif Islam terhadap perempuan yang menjadi seorang pemimpin di dunia politik?

29 Desember 2024   15:50 Diperbarui: 29 Desember 2024   15:59 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Secara etimologis, kata "perempuan" berasal dari kata "empu" dalam Bahasa Jawa Kuno, yang berarti "tuan, mulia, hormat". Kata "empu" kemudian diserap dalam Bahasa Melayu, dan mengalami peng imbuhan dengan penambahan "per-" dan "-an" yang kemudian membentuk kata "perempuan

Perempuan itu tumbuh dengan stigma bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi karena nantinya Kembali mengurus rumah tangga,Perempuan tidak bisa menjadi pemimpin karena Ketika mengambil keputusan itu selalu melibatkan perasaan,dan perempuan tidak boleh dominan dari laki laki.Stigma-stigma tersebut seperti bola liar di masyarakat yang banyak mempengaruhi pandangan masyarakat. Jika di kaitkan dengan agama ada dalil yang dijadikan landasan bahwa perempuan dilarang menjadi pemimpin mengacu pada ayat Al-Quran surah an-Nisa' sebagaimana berikut:

"Laki-laki adalah qawwam atas perempuan. Dikarenakan Allah telah memuliakan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka (laki-laki) memberikan nafkah dari harta mereka".(QS. an-Nias' 34)

 pandangan bahwa laki-laki lebih unggul daripada perempuan, di era yang serba demokrasi ini menuai kritikan dari beberapa ulama kontemporer. KH. Husein Muhammad adalah salah satu ulama yang tekun dalam membela kesetaraan. Dalam kitabnya beliau memaparkan bahwa pandangan tentang kelebihan-kelebihan tersebut telah terbantahkan dengan sendirinya melalui fakta-fakta yang terjadi. Realitas sosial dan sejarah modern membuktikan bahwa telah banyak perempuan yang bisa melakukan tugas-tugas yang selama ini dianggap hanya bisa dilakukan kaum laki-laki.

Islam adalah agama yang mengikuti alur perkembangan zaman dan sangat menyesuaikan dengan keadaan sekarang, maka oleh itu perkembangan zaman sekarang itu semakin maju sehingga kesetaraan  gender itu harus di junjung tinggi  , baik dari segi Pendidikan dan pekerjaaan,Karena perempuan juga harus memiliki wawasan yang luas ,ilmu yang banyak agar tidak di sepelekan.Jika di kaitkan dengan dunia politik banyak perempuan hebat yang bisa menjadi pemimpin yang membawa perubahan dan kemajuan untuk negara Indonesia.

Di dunia politik tidak hanya di butuhkan wawasan luas saja , tetapi butuh peran Perempuan yang memiliki rasa empati dan simpati terhadap kesusahan yang di alami oleh masyarakat Indonesia dan sosok perempuan juga dapat merasakan apa yang di rasakan oleh seorang perempuan sehingga Dapat menyuarakan keresahan masyarakat khususnya perempuan terkait kebijakan kebijakan pemerintah terhadap perlindungan perempuan di era sekarang.

Pemerintah pun sangat mendukung Peran perempuan dalam ranah politik yakni dimulai dari wajib belajar 12 tahun dan menargetkan 30 persen perempuan dalam mengambil keputusan dipemerintahan.Hal ini membuktikan bahwa negara juga membutuhkan keputusan perempuan terkait dengan menjalankan pemerintahan.

Saat ini Dpr memiliki legislator perempuan di senayan berjumlah 127 orang walaupun tidak mencapai 30 persen, Ada 14 perempuan yang tergabung kedalam kabinet merah putih ,Hal ini menunjukan keterlibatan perempuan di dunia politik sangat besar ,baik dalam pengambilan keputusan maupun menyuarakan suara rakyat.

Adapun perempuan di Indonesia yang berperan dalam ranah politik diantaranya:

1. Khofifah Indar parawansa 

      Khofifah Indar Parawansa dikenal dengan panggilan khofifah. Perempuan kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun