Mohon tunggu...
M. Fathur Rozi
M. Fathur Rozi Mohon Tunggu... -

Selain aktif di SPORTS EVENT, saya ingin Berbagi Inspirasi & Solusi kepada sesama melalui WWW.SILATURAHIM.CO.ID untuk masa depan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran Dari Kepiting

15 Oktober 2016   11:06 Diperbarui: 21 Oktober 2016   20:17 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila kita termasuk orang yang gampang marah, maka belajarlah dari kepiting. Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari kepiting. Karena saking marahnya, seekor kepiting tidak akan melepaskan gigitannya. Gara-gara ini, kepiting rugi dan kehilangan nyawa. Coba kalau nggak mudah marah, dia masih bisa bermain-main dan menikmati kehidupan.

Tahu bagaimana cara memancing kepiting? Tidak diperlukan banyak peralatan dan bahan untuk mendapatkannya. Yang perlu disiapkan adalah sebatang bambu, tali dan batu kecil. Tali diikatkan pada bambu dan diujung lainnya diikatkan sebuah batu kecil. Berikutnya, kita pergi ke tempat dimana diperkirakan ada kepitingnya. Julurkan tali yang ada batu kecilnya itu ke sasaran. Agar diketahui oleh si kepiting, tali dan batu itu perlu diayun-ayunkan. Kalau belum ada reaksi juga, perlu diayun lebih keras lagi. Bila kepiting ada disitu, dia akan merasa terganggu dan marah.

Apa yang terjadi kemudian? Karena saking marahnya, kepiting akan menerkam dengan capitnya tali dan batu tersebut. Begitu berhasil menerkam, dia akan mempertahankannya dengan sekuat tenaga agar tidak terlepas. Kalau sudah begitu, kita dengan mudah bisa mengangkat kepiting yang marah. Tidak perlu khawatir akan lepas.

Bagaimana agar bisa melepaskan tali dan batu dari kepiting? Kita tinggal menyiapkan air mendidih untuk merebusnya. Masukkan kepiting kedalam air yang mendidih. Badannya akan berubah jadi merah. Tali dan batu akan terlepas dengan sendirinya karena kepiting sudah tidak bernyawa lagi. Kalau sudah begini, kita tinggal mengolah kepiting menjadi makanan yang lezat.

Kepiting itu telah menjadi korban akibat kemarahannya sendiri. Dia tidak bisa menahan amarah atas gangguan tali dan batu yang diarahkan padanya. Gara-gara sebatang bambu, seutas tali dan sebuah batu kecil, dia kehilangan nyawanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita kadang melihat orang yang mudah sekali marah. Tersinggung sedikit saja marah. Kemauannya tidak dituruti juga marah. Kebutuhannya tidak terpenuhi marah-marah. Akibat kemarahannya, orang tersebut mendapatkan banyak kesulitan dan kerugian. Dia bisa kehilangan teman, relasi, peluang, jabatan dan bisa jadi kehilangan segalanya. Maka penting sekali bisa mengendalikan marah. Bila mau marah ingatlah kepiting yang kehilangan nyawa akibat kemarahannya.

Baca juga, Ujian Seorang Ahli Waris, Pertolongan Tuhan, Menemukan Peluang Bisnis.

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun