Mohon tunggu...
Silafatul Hikmawati
Silafatul Hikmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru kelas

Olah raga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Terminologi Eksistensialisme, dan Pemikiran tokoh Filsafat eksistensialisme

5 Januari 2025   19:52 Diperbarui: 5 Januari 2025   19:52 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filsafat merupakan  disiplin ilmu yang berupaya menjawab pertanyaan tentang kehidupan.

Filsafat Terminologi  Eksisitensialisme adalah sebagai aliran filsafat yang  memiliki sejumlah terminologi dan konsep kunci yang penting untuk dipahami., konsep dasar dalam eksistensialisme yaitu  kebebasan, yang sering kali disertai dengan rasa kecemasan dan perasaan tidak menentu yang muncul dari kesadaran akan kebebasan mutlak untuk membuat pilihan dalam hidup.

Sartre,dalam bukunya "Being and Nothingness"  berpendapat   manusia pertama-tama ada, dan kemudian menentukan makna hidupnya melalui pilihannya sendiri, dikenal dengan istilah "keberadaan mendahului esensi." yang berarti  bahwa tidak ada tujuan atau esensi bawaan dalam diri manusia; esensi manusia tercipta melalui tindakan dan pilihan yang diambil oleh manusia itu sendiri.

Eksistensialisme berhubungan dengan konsep Otentisitas yaiyu dalam menjalani  kehidupan dengan kesadaran  akan kebebasan,  rasa tanggung jawab, dan ketidak pastian yang melekat pada hidup. Untuk menjadi otentik, seorang individu harus menerima kondisi keberadaan dirinya, termasuk kecemasan eksistensial, dan bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa mengandalkan pada norma atau ekspektasi eksternal.

eksistensialisme juga berhubungan dengan konsep "absurditas yang dibawa oleh Albert Camus berpendapat bahwa manusia  dapat menemukan makna   terhadap hidupnya sendiri, meski penuh dengan ketidakpastian dan konflik.

Pemikiran Tokoh-Tokoh Eksistensialisme 

1. Sren Kierkegaard : menurutnya seseorang harus mampu  menghadapi eksistensinya dalam ketidakpastian, melalui apa yang disebutnya "lompatan iman," artinya  mengambil keputusan sendiri pada sesuatu  walau tidak ada bukti rasionalnya

2. Friedrich Nietzsche : berpendapat  bahwa seseorang  mampu  menciptakan nilai-nilai mereka sendiri tanpa bergantung pada moralitas universal. Nietzsche berpendapat  manusia yang otentik yaitu mereka yang mampu mengatasi keterbatasan yang disiapkan  oleh masyarakat dan argama, dan menciptakan makna hidup mereka sendiri.

3. Jean-Paul Sartre : yang mengembanngkan konsep keberadaan mendahului esensi, yaitu manusia menentukan hidupnya dengan pilihannya sendiri.

4. Martin Heidegger : dikenal sebagai filsuf fenomenologi, berpendapat bahwa eksistensi manusia tidak dapat dipahami hanya sebagai objek,  tetapi  dipahami sebagai pengalaman subyektif yang berkaitan erat dengan waktu dan kematian.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun