Mohon tunggu...
Tri Pauzi Bachtiar
Tri Pauzi Bachtiar Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Lonely person

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kasus HIV Meningkat, Waspadai Perilaku Menyimpang

17 November 2022   19:36 Diperbarui: 17 November 2022   19:42 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Anna Shvets

Bandung -- Pada tahun 2022 Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mencatat lebih dari 233 orang positif terkena HIV/AIDS. Kasus HIV meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021 sebanyak 225 orang positif HIV/AIDS yang terhitung sampai Desember tahun lalu. Diketahui bahwa jumlah 233 pada tahun 2022 ini baru terhitung sampai bulan Juli saja.

HIV/AIDS terjadi karena adanya percampuran darah dari orang yang sebelumnya memiliki penyakit HIV ini kepada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit ini. Selain itu HIV juga bisa disebabkan karena keturunan.

Percampuran darah ini lebih sering terjadi karena adanya hubungan seksual. Namun tidak hanya itu, percampuran darah juga dapat terjadi karena menggunakan jarum suntik yang sama.

Perilaku menyimpang ini sering terjadi belakangan ini karena faktor globalisasi. Budaya kebarat-baratan mulai masuk ke Indonesia beberapa tahun terakhir ini. Budaya ini memberikan banyak dampak negatif daripada positifnya. Seperti contohnya dalam pergaulan bebas yang menghalalkan segala cara untuk bisa berhubungan.

"Menurut saya itu lazim karena seks sudah sering terjadi di kalangan mahasiswa. Kebetulan waktu itu juga yang terjerat kasus banyaknya dari kalangan mahasiswa. 

Dengan dampaknya globalisasi era-era yang mulai mengikuti westernisasi. Dimana kultur having sex, one night sex, friend with benefit dan hal lainnya yang serupa sudah menjadi suatu hal yang biasa di masyarakat. 

Meskipun masih ada beberapa bagian dari masyarakat masih tabu dengan hal itu" ujar mahasiswa dari salah satu universitas di Bandung.

Obat dari penyakit HIV sampai saat ini belum juga ditemukan. Namun ada pengobatan yang bernama antiretroval (ARV) yang berguna untuk mencegah virus HIV agar tidak menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4. Namun pengobatan ini biasanya hanya digunakan untuk ibu hamil agar mencegah terjadinya penularan HIV ke janin.

Pencegahan HIV dapat dilakukan dengan cara tidak berhubungan dengan sembarang orang, menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan, menghindari menggunakan jarum suntik yang sama dengan orang lain. Edukasi tentang HIV ini sangat penting bagi masyarakat, karena sampai saat ini masih banyak masyarakat yang masih tabu mengenai hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun