DPP Partai Golkar menanggapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menempatkan partai itu di posisi ketiga dengan elektabilitas 11,3 persen.
"Kekuatan Golkar ada pada jaringan, bukan hasil survei," tegas Sekjen Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, di Jakarta, belum lama ini.
Lodewijk memaparkan survei pada Juli lalu, elektabilitas Golkar masih berada di posisi kedua. Jika survei terbaru LSI menempatkan Golkar pada posisi kedua, menurut Lodewijk, artinya pergeseran belum terlampau lama dan dapat segera bergeser kembali.
Dia pun meminta seluruh kader Golkar yang menjadi calon legislatif untuk segera terjun turun ke bawah menemui konstituen.
Untuk diketahui, hasil lembaga survei LSI Denny JA menunjukkan Golkar berada di posisi ketiga di bawah PDI Perjuangan dan Gerindra dari sisi elektabilitas.
Sebanyak 24,8 persen responden memilih PDI Perjuangan, sebanyak 13,1 persen memilih Gerindra, Golkar 11,3 persen, PKB 6,7 persen, Demokrat 5,2 persen, PKS 3,9 persen, PPP 3,2 persen, Nasdem 2,2 persen, dan sisa partai lain masing-masing dipilih oleh responden dengan jumlah di bawah dua persen.
Turunnya elektabilitas Golkar menurut LSI disebabkan karena kasus korupsi yang sempat dilakukan kader partai itu, termasuk yang terakhir terkait kasus korupsi PLTU Riau 1.
Terkait hal ini Lodewijk menegaskan, kasus korupsi yang dilakukan kader Golkar termasuk suap proyek PLTU Riau 1, dilakukan atas inisiatif pribadi bukan atas instruksi Partai Golkar.
Lodewijk juga membantah kabar yang menyebutkan uang suap proyek PLTU Riau 1 mengalir untuk kegiatan Munaslub Golkar 2017. "Jadi apa yang dilakukan oknum kita serahkan ke KPK. Golkar selalu antiterhadap praktik korupsi," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H