Pada saat pesawat Air Asia mengalami kecelakaan, CEO mengungkapkan rasa belasungkawa dan prihatinnya melalui twitter. Saat terjadi teror terjadi para CEO ojek ojek online pun membebaskan tarif ojeknya. Informasi disampaikan melalui jejaring sosial facebook. Demikian pula para pimpinan negara tetangga yang mengucapkan belasungkawa dan keprihatinan yang mendalam kepada Indonesia atas musibah tersebut. Sungguh jejaring sosial dapat segera menyatukan rasa dan secara langsung mempercepat evakuasi korban dan mengamankan masyarakat ke tempat yang aman.
Praktek penggunaan media sosial sebagai salah satu channel komunikasi antara instansi pemerintah dengan para stakeholder sudah banyak dilakukan. Seakan semua praktisi sudah sepakat bahwa instansi pemerintah harus menggunakan media sosial. Berdasarkan data pengguna media sosial semakin bertambah seiring dengan penggunaan gadget. Humas pemerintah memiliki banyak pilihan akun sosial media, namun penulis hanya menyarankan diantara lima berikut yakni facebook.com, twitter.com, youtube, dan instagram. Meski memiliki akun sosial media, website resmi harus menjadi landing page bagi visitor. Aku media sosial sebenarnya dapat saling ditautkan satu sama lain.
Konten is king, media is queen. Konten yang menarik adalah syarat agar pengunjung tertarik dan membaca informasi yang disajikan oleh website maupun oleh sosial media. Tentu pendekatan humas pemerintah tidak sama dengan pendekatan e-commerce. Media sosial pemerintah untuk menarik stakeholder yang saat ini sangat tertarik dengan media sosial. Ada beberapa praktik yang perlu diperhatikan dalam membuat konten media sosial untuk kepentingan humas pemerintah.
1. Memuat Konten yang ‘Membantu’
Konten yang menarik biasa dapat berupa artikel “how to” atau tips. Sebagai contoh adalah “Tips Mengikuti Lelang di KPKNL-DJKN Kementerian Keuangan” atau “Tips Memperpanjang Ijin Akuntan Publik”. Artikel “how to” atau “self help” tak jarang mudah menjadi viral. Pada dasarnya manusia menggunakan internet untuk membantu dirinya sendiri.
2. Jangan Menghakimi
Penghakiman akan menimbulkan kegaduhan di sosial media. Sebagai contoh, penghakiman pada Pak Kusrin, pembuat TV rakitan tanpa SNI alih-alih memberikan penerangan, malah akan menimbulkan perdebatan yang melelahkan dan memperburuk citra instansi penegak hukum. Perlu diingat bahwa ada sisi humanis pada cerita Pak Kusrin sebagai seseorang yang tidak lulus SD namun mampu membuat TV Rakitan.
3. Publikasi Informasi Terbaru Sesegera Mungkin
Kebijakan atau peraturan dari instansi hendaknya disebarkan juga melalui sosial media. Cukup unit kehumasan dikatakan kalah cepat jika portal media online lebih dahulu memberitakannya. Tautan berita dari website resmi tentang konferensi pers maupun siaran pers hendaknya disertakan pada media sosial. Pada own media unit kehumasan, berita yang baru adalah berita yang baik.
4. Publikasi Infografis
Infografis sangat dianjurkan sebagai salah satu cara menampilkan informasi yang cenderung rumit seperti data angka-angka, prosedur, syarat dan ketentuan perundang-undangan. Infografis dapat membuat dampak viral jika dibagikan melalui media sosial. Pada umumnya prosedur maupun peraturan sangat susah dicerna oleh orang awam. Oleh karena itu membutuhkan infografis untuk mudah memahami dan diingat selain mudah juga untuk disebarkan melalui media chat online.
5. Publikasi Video Super Pendek
Sejak merebaknya jaringan 4G LTE di kota-kota besar menyusul jaringan 3,5G (HSDPA), sangat mendukung untuk publikasi video pendek. Pada 2016, tren konten media sosial antara lain adalah video-video pendek. Pilih moment-moment terbaik pada sebuah kejadian yang terkait dengan layanan maksimal 10 detik dengan format “GIF”. Diyakini akan menjadi viral di sosial media.
6. Jadikan website instansi sebagai landing page, tapi jangan selalu
Hal ini bagus untuk menarik pengunjung sosial media untuk melihat website kementerian/lembaga. Meski demikian, hal ini akan menjadi sangat membosankan jika akun sosial media selalu dijejali posting dari website. Beberapa akun facebook menggunakan media sosialnya seperti facebook namun sepertinya kebingungan untuk mengisinya. Menggunakan jejaring sosial untuk menarik orang ke website bagus, namun jika pengunjung terus menerus dijejali informasi dari website, lama-lama akan membosankan.
7. Tuliskan Cerita Inspiratif
Kadang-kadang perlu juga membuat feature yang berisi kisah-kisah ringan inspiratif apalagi yang dikaitkan dengan peran suatu instansi pemerintah. Sebagai contoh kisah inspiratif seorang kepala keluarga dapat kembali bekerja pada Badan Usaha Milik Desa yang dimanfaatkan dana desa. Kisah-kisah seperti ini akan mengamplivikasi publikasi efektivitas pemerintah.
Siko Dian Sigit Wiyanto, EPR (Expert in Public Relations)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H