Mohon tunggu...
Asmar Ayung Ibnu Achmad
Asmar Ayung Ibnu Achmad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pesepeda Amatir

Bersepeda adalah kegiatan yang menyenangkan. Siapapun pasti setuju itu. Kenapa? Nah, tidak semua orang bisa menjelaskan. Saya tidak akan berusaha menjelaskan. Saya cuma menceritakan saja 😊

Selanjutnya

Tutup

Drama

Putih Abu #3 - The Phone

5 Juli 2014   12:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:24 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Berani lah. Siapa takut?”

“Yakin nih?”

“Mudah-mudahan.. Hehehe”

Aku ngobrol kesana-kemari sama Hikmat sampe sekitar jam 10 malam. Karena ngantuk aku pamit pulang. Malam Jum’at. Portal komplek rumah-ku kadang di tutup lebih awal.

*****

Jam istirahat. Seperti biasa, nasi kuning plus es campur. Aku nungguin Bunga. Biasanya dia kan suka beli es campur juga. Nungguin cewe, sambil nongkrong makan nasi kuning, di tempat sampah. Dipikir-pikir ga ada romantis-romantisnya. Pindah ah. Aku mutusin buat nunggu di sekre Budokang. Ada Novi sama Audry disana, lumayan buat temen ngobrol sambil nunggu siapa tau Bunga lewat. Tapi sampai bel masuk kelas dia ga muncul juga. Damn. Padahal aku tau dimana kelasnya, kenapa ga nyamperin ke kelasnya aja sih?

D  day + 1. Nihil. D day + 2 masih belum ada hasil. D day + 3 hari Minggu. Libur. Mesti sabar nunggu sampe besok. Itu juga kalo beruntung. Dan bener aja. D day + 4 nihil juga. D day + 5 masih sama. D day + 6 aku mulai ga sabar. Aku putusin, besok HARUS nemuin dia, ga peduli mau dimana aku nemuin dia.

“saM, Roni, Budi, kedepan” Bu Rosa memanggil.

“Mati dah. Salah apa aku nih?” kataku dalam hati. Ucok sama Budi juga nunjukin muka panik

“Tolong bawa buku-buku ini ke ruang guru ya”

Hadooohhh… Kirain apa. Lega rasanya.. Semua murid di sekolah ini siapa yang ga kenal sama guru satu itu. Entah galaknya disebelah mana-nya, soalnya aku sendiri belum pernah kena damprat atau ngelihat dia lagi bentak-bentak murid di sekolah ini. Tapi kesan angker itu kayanya udah turun temurun di wariskan dari angkatan ke angkatan. Yang sama sekali ga tau urusan juga jadi ketimpa stigma itu. Padahal kata Egi orangnya sebenernya baik. Malah ramah kalo ketemu di jalan. Pasti nyapa duluan. Ya iya lah, dia kan tetangganya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun