Mohon tunggu...
Ahmad Abdan Syakuro
Ahmad Abdan Syakuro Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Smile Man

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parenting Perspektif Al-Qur'an: Telaah Q.S. Luqman [31]: 17

14 November 2023   20:06 Diperbarui: 3 Januari 2024   21:44 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Parenting atau pola asuh merupakan proses pengasuhan yang diperankan oleh orang tua melalui cara-cara sebagai berikut; mendampingi, membimbing, mengontrol anak dalam perkembangannya menuju usia dewasa. Keluarga merupakan lingkup utama dalam lingkungan pertumbuhan anak. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwasannya lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya besar terhadap baik buruknya proses perkembangan anak. Maka sudah semestinya orang tua memberikan serta menciptakan lingkungan keluarga yang baik, nyaman, dan tentunya sesuai dengan tuntunan syari'at. Karena anak akan belajar dan meneladani apa yang tersedia di lingkungan sekitarnya, mulai dari cara ia berkomunikasi hingga karakter yang ada pada dirinya. Maka dari itu dapat dikatakan bahwasannya pola parenting orang tua dapat menentukan kepribadian dan karakter seorang anak. Prinsip parenting dalam mendidik anak bisa berupa keteladanan, teguran, cerita-cerita, pembiasaan, dan pengalaman.

Baru-baru ini ramai diperbincangkan di jagad media maya tentang nasib tragis yang menimpa seorang anak di Kabupaten Maros yang ditemukan tewas mengenaskan di kolong jembatan pada Selasa, 10 Januari 2023. Pembunuhnya adalah dua orang remaja berusia 17 dan 14 tahun yang mengaku menyulik dan membunuh korban karena terobsesi dengan situs jual organ tubuh manusia yang menawarkan harga mahal dan mereka membunuhnya dengan cara yang sadis yaitu dengan mencekik korban dari belakang dan membenturkan kepala korban ke tembok sebanyak lima kali. Yups, benar sekali, remaja. Bagaimana mungkin usia remaja dapat bertindak seanarkis, sebrutal itu. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah mereka tidak mendapat pola asuh yang baik dari orang tuanya.

Allah telah menjelaskan kepada hambanya ilmu parenting pada salah satu firman-Nya, yaitu tentang kisah Luqman Al-Hakim, seorang bijaksana yang penuh hikmah. Tentang wasiat yang ia berikan kepada anaknya. Firman Allah,

 

"17. Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan." (QS. Luqman [31]: 17)

Pada ayat diatas, Luqman al-Hakim melanjutkan nasihatnya kepada anaknya. Beliau berkata sambal tetap memanggilnya dengan panggilan mesra, "Wahai anakku sayang, laksanakanlah salat dengan sempurna syarat, rukun dan sunnah-sunnahnya. Disamping engkau memperhatikan dirimu dan membentenginya dari kekejian dan kemungkaran, anjurkan pula orang lain berlaku serupa." Luqman al-Hakim memerintahkan anaknya untuk mengerjakan amal-amal saleh yang menjadi tuntutan tauhid, yaitu melaksanakan salat, yaitu beribadah menyembah hanya kepada Allah Swt. semata dengan tulus ikhlas dan murni semata-mata hanya untuk-Nya. Menunaikan salat secara sempurna, baik, benar dan tepat. Salat adalah tiang agama, bukti dan manifestasi keimanan dan keyakinan serta mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan menggapai keridaan-Nya. Salat juga efektif dalam membantu hamba untuk menjauhi perbuatan keji dan mungkar, serta untuk membersihkan dan memurnikan jiw

Manusia akan mengalami banyak tantangan dan rintangan dalam menghadapi hidupnya, karena itu tabah dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa pada diri manusia itu sendiri. () adalah yang baik menurut pandangan umum suatu masyarakat dan telah mereka kenal luas dan sejalan dengan nilai-nilai sosial serta nilai keilahian. Kata () adalah sesuatu yang dinilai buruk oleh mereka dan bertentangan dengan nilai-nilai mereka. Kata () maknanya berkisar antara tiga hal; pertama, menahan; kedua, puncak sesuatu, dan; ketiga, batu yang kukuh lagi kasar. Dari ketiga makna tersebut saling berkaitan apabila subjeknya adalah manusia, yaitu seorang yang sabar yang akan menahan diri dan untuk itu ia memerlukan kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkannya. Sedangkan kata () secara secara etimologis berarti keteguhan hati dan tekad untuk melaksanakan sesuatu.[6]

Nasihat Luqman di atas menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal saleh yang puncaknya adalah salat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amr ma'ruf nahi munkar, serta nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah.

Dari ayat diatas dapat diambil sebuah ilmu parenting manusia adalah selain menanamkan nilai-nilai ketauhidan kepada anak sebagaimana yang dijelaskan pada ayat-ayat selanjutnya, ayat diatas mengajarkan kepada orang tua untuk mengajarkan salat kepada anaknya semenjak dini, karena salat adalah tiang agama ( ) dan juga mencegah dari perbuatan yang keji dan mungkar. Hal yang paling penting dalam mengajarkan sholat selain mengajarkan dan memerintahkan anaknya untuk salat adalah sang orang tua juga mencontohkan hal tersebut kepada anaknya, karena hal yang paling mudah diserap oleh anak adalah dengan meniru perbuatan orang tuanya.

Rasulullah Saw. sendiri telah menyampaikan bahwa mengajarkan anak belajar agama, salah satunya untuk sholat ketika anak sudah berusia setidaknya tujuh tahun. Apabila anak belum genap tujuh tahun, anak belum bisa dituntut belajar agama, kecuali hanya memberikan pemahaman serta memperkenalkannya. Rasulullah bersabda yang artinya,

"Dari Amr Bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasulullah Saw. bersabda: 'Perintahkan anak-anakmu melaksanakan sholat sedang mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka karena tinggal sholat sedang mereka berusia sepuluh tahun dan pisahkan antara mereka di tempat tidurnya.'"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun