Tapi, bukannya kita harus tahu dulu tujuan kita agar usaha yang kita keluarkan tidak sia-sia? Bukankah bisa saja kita sudah mengusahakan yang terbaik, kita berpikir itulah tujuan kita, tapi di tengah jalan bisa mendapatkan pemahaman baru dan tetap memilih untuk memutar haluan? Betul, tentu hidup ini unik dan penuh dinamika tidak terduga.Â
Tapi sebenarnya yang ingin saya tekankan adalah setiap orang unik. Setiap orang lahir dan memiliki misi hidupnya masing-masing, dengan keahliannya masing-masing. Memang untuk menentukan arah dan tujuan itu bukan hal yang bisa dilakukan sehari-dua hari, tapi mungkin bulanan atau bahkan tahunan.Â
Hemat saya, semakin lama waktu yang diberikan semakin baik. Ini juga bersinggungan dengan terus mengasah minat dan bakat kita, serta peran orang tua atau pengasuh utama kita dalam mengarahkan dan memfasilitasi pencarian tujuan tersebut. Haha, seketika terasa berat, tapi kurang lebih itu yang sebaiknya dilakukan sejak awal.Â
Seperti menjalani pola hidup sehat yang sebaiknya dilakukan sebelum kita sakit, begitu pula dengan pencarian minat dan bakat kita yang nantinya akan mengarahkan kita pada misi hidup kita. Tidakkah mahasiswa salah jurusan sudah tidak asing lagi di telinga kita? Tidakkah kalian terbiasa mendengar rekan kerja atau atasan kalian bahkan tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pekerjaannya sekarang? Menurut saya, hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan Robert Greene di Buku Mastery, bahwa setiap orang perlu mendefinisikan misi hidupnya sendiri. Kalian bisa baca bukunya langsung atau melihat ringkasannya di youtube berikut:
Pada akhirnya, semua orang akan mengarah pada misi hidup mereka masing-masing. Karena dengan memenuhi misi hidup, manusia akan merasa puas akan dirinya dan terus menguasahakan yang terbaik bagi dirinya dan orang sekitar. Sebaliknya, sebaik-baiknya kita menjalani hidup yang tidak sesuai dengan misi hidup, kita akan terus dihantui perasaan hampa, kebingungan, atau bahkan penyesalan.
Baiklah, kembali lagi dengan teman saya di Laboratorium tadi. Setelah lulus, oh bahkan sebelum lulus, dia sudah menjalankan apa yang dia sampaikan tadi. Dia melamar LPDP, berbagai perusahaan (BUMN, swasta, dll) dan akhirnya diterima di sebuah perusahaan FMG terkemuka.Â
Tidak ada yang salah dengan itu, dia mendapatkan gaji yang baik, mungkin juga karir yang cukup menjanjikan, dan sedkit keluh kesah seperti karyawan biasanya. Mungkin dia sedang menjalankan kehidupan terbaiknya, atau mungkin juga dia terlanjur menjalani hidupnya sebagai karyawan perusahaan FMG dan mengusahakan yang terbaik di jalannya sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H