" Apa kau tidak mengamati titik-titik kelabu ini?" tunjuk Katsumoto kearah peta satelit tersebut. " Ini tidak cuma gas metan, Ini asap beracun. Apa kau menemukan makhluk hidup disekitar gelembung ini?" lanjut Katsumoto.
" Tidak, tetapi aku menemukan sebuah getaran."
" Getaran? Apakah kau sudah mencek amplitudonya?" tanya Katsumoto. Ada mimik terkejut dari wajahnya.
" Sekitar 3-5 Amp " jawab Siniji bingung.
"Ada apa Sano? apakah getaran itu bahaya?" aku sama bingungnya dengan Siniji.
"Bahaya? tidak... tidak, tetapi mengkhawatirkan."
"Mengkhawatirkan?"
" Mungkin kita tidak bisa menyalahkan pihak-pihak yang mengeksplorasi kekayaan alam dengan cara brutal. Seperti yang kau tahu, di akhir 2100 terjadi krisis sumber daya alam terbesar di bumi. Banyak negara yang berusaha mencari minyak agar listrik tetap hidup, agar kendaraan mereka tetap berjalan. Tetapi tidak sedikit yang menyadari akan ancaman dari perilaku mereka demikian. Lubang galian yang mereka ciptakan membuat perut bumi menjadi kosong. Suatu celah dalam lapisannya menciptakan gas beribu-ribu kiloton. Dan itu mematikan." Ada kengerian dari kata-katanya yang aku tangkap.
" Gas itu yang menyebabkan siklus air terhenti." Lanjutnya seraya menutup percakapan itu.
***
"Lalu apa hubungannya dengan getaran itu? Kenapa kau bilang itu mengkhawatirkan?" Aku bertanya ketika kami beranjak meninggalkan dermaga dan menuju kedalam laboratorium.