Mohon tunggu...
siji dina
siji dina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi

Mahasiswa Biologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Terapi Cahaya untuk Mengatasi Depresi Musiman atau SAD (Seasonal Affective Disorder)

13 November 2021   15:31 Diperbarui: 13 November 2021   15:40 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.yuksinau.id

Yang dapat dialami setelah terapi cahaya adalah sakit kepala ringan, insomnia, pegal, mata dan hidung terasa kering, serta sensasi tersengat matahari. Bila memiliki kulit sensitif, mengalami gangguan penglihatan, penyakit mata, atau mempunyai Riwayat penyakit kanker disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani terapi ini. 

Cara mengatasi depresi yang satu ini mungkin akan bekerja lebih efektif ketika menggunakannya di pagi hari, saat bangun tidur. Akan tetapi, bila dokter menyarankan untuk melakukan terapi ini, maka dokter akan menjadwalkan kapan sebaiknya terapi ini dilakukan. 

Dalam penelitian yang sebelumnya diketahui bahwa tubuh akan merespon terapi ini dalam dua sampai empat hari, fototerapi biasanya akan tetap dilakukan selama tiga minggu hingga gejala depresi berkurang. Tidak jelas seberapa baiknya terapi ini bekerja pada waktu lain. Namun, terapi cahaya sebaiknya dilakukan selama satu sampai dua jam sebelum tidur malam hari.

Kesimpulannya, gelombang cahaya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit depresi musiman. Perhatikan efek samping yang akan ditimbulkan dari penggunaan terapi cahaya ini. Cara mengatasi depresi ini umumnya aman dan dapat dilakukan bersama dengan perawatan lain. 

Jika gejala depresi tidak membaik, atau jika menjadi lebih buruk segera hubungi dokter. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terkait gejala yang dirasakan karena setiap orang membutuhkan pengobatan yang berbeda-beda dalam menghilangkan depresi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun