Mohon tunggu...
Gugun Gurnita
Gugun Gurnita Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pembaca Artikel Kompasianer setia, pensiunan yg tdk mau otaknya ikut pensiun dan yg prinsip anti KKN...!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Egoisme Berbalut Slogan Demi Keamanan..?

2 November 2012   04:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:05 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah jarak dari rumah ke sekolah anakku +/-  24 km (pp)  setiap hari  mesti kutempuh, yang jadi pokok masalah bukan seberapa jarak yg mesti kulalui dalam kurun waktu sebulannya..? Fenomena ditengah masyarakat yg membetot perhatian para pengguna jalan baik motor, mobil, becak, tukang air, sepeda dsb.

Fenomena apa..? "Polisi Tidur" (kiasan), tidak saja di jalan-jalan yg berada di komplek-komplek perumahan yg kulalui bahkan di jalan umumpun (jalan desa) entah atas kewenangan dari mana masyarakat terkesan seenak udel membuat Polisi Tidur yg  jarak satu dgn lainnya sangat tidak beraturan begitupun bentuk dan ukurannya.

Untuk yg di dalam komplek perumahan Polisi Tidur itu dibuat atas dasar kebijaksanaan developer yg terkait berbagai kepentingannya. Nah untuk Polisi Tidur yg dibuat masyarakat di atas jalan umum apa yg menjadi alasannya...? Keamanankah, atau hanya egois semata..? Pasti baik Developer maupun masyarakat punya alasan-alasan tersendiri. Kebetulan mulai keluar rumah sampai ke tujuan (sekolah anak) setiap hari melintas Polisi Tidur tersebut ada 28 titik (pp) dalam sebulan berapa kali..? sangat berasa sekali pengaruh hentakan roda ban terutama motor ketika menyentuh bagian yg menonjolnya, apa tidak berpengaruh pada kondisi kendaraan maupun para penumpang (awas yg hamil hati-hati..!).? tentu lambat laun akan berpengaruh juga, cuma kita tidak rajin memperhatikannya..?

Memang masyarakat sangat berkepentingan dengan Polisi Tidur tsb terutama faktor keamanan, padatnya arus lalu lintas serta para pengguna jalan motor/angkot tidak sedikit yg ugal-ugalan  menurutnya sangat membahayakan lingkungan, tidak ada cara lain dengan Polisi Tidurlah alternatipnya sebagai tindakan preventip.  Bagaimana kepentingan para pengguna jalan soal kenyamanan, keamanan serta penanggulangian resiko kerusakan kendaraan bahkan kalau terjadi kecelakaan yg menyangkut jiwa/badan itu bisa saja terjadi..? Yang kita harapkan semua adalah terselenggaranya keamanan utamanya, untuk itu kepada Pemda setempat/dinas-dinas terkait diharapkan pro aktip menangani masalah Polisi Tidur ini apabila tidak ada penanganan yg tepat akan bagaimana bentuk jalan-jalan yang ada diwilayahnya, mungkin saja lambat laun jalan protokol pun bisa penuh dengan Polisi Tidur. Perlu standarisasi jarak dan bentuk dengan tetap memperhatikan faktor keamanannya juga kenyamanan para pengguna jalan.

Dan kepada masyarakat perlu diingatkan pula, bila kita ingat ketika jalan dalam kondisi hancur lebur, untuk mendapatkan perhatian Dinas PU agar memperbaikinya sampai ramai-ramai selain mengajukan protes tertulis bahkan menempatkan pot-pot bunga di atas jalan, tetapi ketika jalan sudah di aspal licin, malah dibikin renjul lagi....? (semoga tidak terjadi di tempat kompasianer lainnya.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun