Mohon tunggu...
Imam Ghozali
Imam Ghozali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa biasa

Pemuda biasa yang sedang menuntut ilmu dan belajar untuk suka terhadap dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Problematika Dalam Sholat Berjama'ah di Masa Pandemi

21 November 2021   15:38 Diperbarui: 21 November 2021   16:02 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maret 2020 menjadi pintu masuk data masyarakat di Indonesia mulai terjangkit virus covid-19, setelah beberapa bulan sebelumnya China mengklaim di wilayahnya sudah ditemukan virus tersebut dari seorang pasien berusia 55 tahun.  Aida dalam bukunya KITAB SEJARAH COVID-19 menyebutkan bahwa selain Indonesia, virus ini juga sudah tersebar ke 204 negara di dunia, dan hanya perlu waktu 48 hari untuk menimbulkan 1000 korban pertama.

Secara global dampak yang didapati setelah adanya pandemi covid-19 di seluruh negara ramai di media masa, mulai dari dampak pada sektro ekonomi, politik, sosial, sampai kepada budaya. Dalam tulisan ini, penulis ingin mengamati sebuah dampak adanya covid-19 pada sebuah kebudayaan yang berasal dari anjuran agama Islam khususnya dalam pelaksanaan sholat berjama'ah. Sebab merujuk kepada Wikipedia, budaya merupakan sebuah sistem untuk menjalani kehidupan yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok manusia. Sejalan dengan itu, budaya dapat lahir dari banyak unsur dan salah satunya ialah agama.

Islam dalam literaturnya seringkali dijumpai sebuah ajakan maupun keistimewaan bagi yang melaksanakan ibadah sholat untuk dikerjakan secara berjama'ah, hal ini dapat dijumpai pada hadits Nabi SAW berikut;

" Shalat jama'ah lebih utama duapuluh tujuh derajad daripada shalat sendirian" (H.R Muslim)

Hal ini menjadi suatu motivasi dalam diri umat Islam agar mendapatkan pahala yang berlipat dalam satu kali ibadah, namun bagaimana hal ini dilakukan ketika adanya pandemi covid-19? Apakah dasar motivasi ini menjadi tidak lagi relevan dengan keadaan alam yang tidak memungkinkan?

Lain daripada itu budaya menggunakan masker dalam satu tahun ini menjadi sebuah tren baru untuk digunakan ketika hendak melakukan aktivitas di luar rumah, hal ini juga yang kemudian menjadi satu upaya bagi kalangan umat Islam saat hendak melakukan sholat berjama'ah di masjid atau mushola.

Kemudian juga dengan melihat keadaan, banyak masjid yang menerapkan berbagai macam peraturan agar pelaksanaan sholat berjama'ah tetap dilaksanakan. Memberi jarak dalam barisan sholat, melipat karpet umum yang digunakan sehingga mengharuskan jama'ah untuk membawa sajadah sendiri, menyediakan handsanitizer untuk digunakan saat hendak masuk masjid, dan dilarangnya berjabatan tangan setelah sholat dilakukan.

Peraturan yang demikian ini penulis dapati pada salah satu masjid yang terdapat di Kelurahan Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, hal tersebut dilakukan untuk menghindari adanya klaster pada sektor tempat ibadah dan ibadah berjama'ah dengan nyaman dan aman dapat dilakukan. 

Namun selain itu, didapatinya sebagian kelompok muslim yang menganggap remeh adanya covid-19, padahal berita adanya covid-19 di Indonesia tak pernah ada hentinya disiarkan di seluruh media masa. Dengan alasan utamanya kelompok ini beranggapan bahwa kematian ada di kuasa Tuhan, sehingga tidak perlu takut terhadap virus ini. 

Padahal Islam juga mengajarkan dalam riwayat yang berasal dari Rasulullah SAW ketika adanya wabah penyakit kusta atau lepra di masanya, akan hal itu Rasulullah SAW bersabda yang artinya "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (H.R. Bukhori). 

Dengan demikian, bagaimanapun tanggapan antar kelompok berkenaan dengan adanya virus ini, agaknya penulis mengajak untuk saling menghargai. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan terus melebar ke segala sektor termasuk rumah ibadah---masjid khususnya, merupakan sebuah langkah untuk menyelamatkan nyawa dari masyarakatnya. Penerapan protokol kesehatan bukan menjadi sebuah ajang kita takut akan virus ini dan lupa akan takdir yang sudah ditetapkan Tuhan, melainkan sebuah langkah untuk memberikan keamanan untuk diri kita sendiri dan orang sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun