Pendahuluan
Pendidikan Merupakan Hal yang paling penting di miliki atau di punya semua kalangan masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwasanya Pendidikan merupakan suatu investasi bagi masyarakat maupun suatu negara dengan tujuan untuk memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, jadi jikalau masyarakat mempunyai pendidikan yang baik dan berkualitas maka dapat membantu negara untuk menghasilkan Sumber daya manusia yang mempuni dan dapat memajukan bangsa Indonesia. Di dalam dunia Pendidikan bisa dibagi ke dalam beberapa model pendidikan Sebagaimana diketahui, model pendidikan terutama di negara Indonesia terbagi menjadi dua kategori,yaitu pendidikan agama dan pendidikan nasional. Pendidikan masa kini menggunakan pendekatan dikotomis , artinya pendidikan agama dan pendidikan nasional dipandang berbeda. Pendidikan teologi berfokus pada disiplin ilmu yang bersifat formal, stabil dan kurang terhubung dengan realitas dunia. Sebaliknya, pendidikan nasional lebih menitikberatkan pada penalaran dan pemahaman. Oleh karena itu, sangat sulit menemukan program pendidikan yang lengkap dan terpadu. Tentunya ada perencanaan dalam membuat pendidikan agar pendidikan agama dan pendidikan nasional dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada, oleh sebab itu Pendidikan Multikultural di canangkan untuk memajukan generasi muda agar tidak tergerus oleh arus Globalisasi.
Globalisasi merupakan suatu arus perubahan yang terjadi dengan begitu cepat di berbagai ruang lingkup. Globalisasi membawa pengaruh Kebudayaan Luar, terutama kebudayaan Amerika, termasuk konsumerisme, hedonisme dan materialisme, telah menjadi budaya global,menjadi model bagi budaya negara-negara berkembang. Penyebaran kebudayaan dunia ditandai dengan dominasi gaya hidup tertentu. Selain itu di era modern ini berbagai fasilitas telah dirancang untuk memudahkan kebutuhan masyarakat. Peralatan buatan manusia dan peralatan canggih membawa nilai-nilai baru dari luar, mendorong difusi dan transfer budaya. Gelombang globalisasi membawa nilai-nilai positif bagi masyarakat, namun juga membawa nilai-nilai negatif,seperti perpecahan ,konflik,dan ketidakstabilan. Melihat situasi ini, Indonesia harus belajar beradaptasi dengan situasi internasional. Arus dunia menuntut kita untuk memahami keberagaman Indonesia yang mempunyai banyak ras, bahasa, adat istiadat, agama dan suku di setiap daerahnya. Oleh karena itu,mengembangkan pendidikan yang mengedepankan nilai -nilai persahabatan,penerimaan perbedaan dan sikap pengertian sangat penting bagi pendidikan Indonesia. Pendidikan multikultural merupakan suatu konsep atau gagasan yang merupakan seperangkat keyakinan dan penjelasan yang mengakui dan menghargai keragaman budaya dan etnis dalam mengembangkan atau menghasilkan karakter penerus bangsa yang bermutu dan berkualitas.
Pembahasan
Peran Pendidikan Multikultual
Seperti yang kita ketahui bahwasanya Peran Pendidikan disini sangat penting apalagi berbicara mengenai Pendidikan Multikultural yang seharusnya peran pendidikan Multikultural menjadi peran yang sangat kompleks di era saat ini. Pendidikan merupakan suatu proses pemberdayaan manusia, dengan harapan agar masyarakat memahami dirinya sendiri, orang lain, lingkungannya, dan budaya lingkungannya. Hubungan pendidikan dan multikulturalisme merupakan solusi untuk menghadapi situasi budaya yang beragam melalui pengembangan segala potensi, serta menghargai keberagaman dan keberagaman karena keberagaman budaya, ras, suku dan agama. Dikutip dari (Jeni Danurahman, 2021) dikatakan bahwasanya peran dari adanya Pendidikan multikultural berguna sebagai cara pandang masyarakat yang lebih luas dengan mengakui bahwa Indonesia mempunyai banyak ras, agama, bahasa dan budaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyebaran pendidikan multikultural di masyarakat. Bahkan jika ditelusuri lebih dalam , Indonesia mempunyai visi multikultural yang tercermin dari semboyan yang disepakati seluruh masyarakat Indonesia Bhinneka Tunggal Ika (berbeda beda tetapi tetap satu jua). Dengan diterapkan nya  Pendidikan Multikultural di kelembagaan pendidikan diharapkan mampu menunjang pemahaman serta menambah wawasan Peserta didik akan adanya keberagaman yang ada terutama di negara Indonesia yang sangat beragam.
Perlu diketahui bahwasanya Peran yang dimiliki oleh Pendidikan Multikultural tidak hanya untuk menambah pemahaman serta wawasan melainkan cara atau upaya untuk Mengatasi kesulitan dan permasalahan tersebut dapat dicapai melalui pendekatan pendidikan multikultural. Pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, menciptakan karakter, etika dan moral masyarakat,serta menciptakan persatuan,solidaritas, hidup berdampingan dan hidup berdampingan di antara seluruh pelosok pulau nusantara.Selain itu, pendidikan memperkuat ketahanan daerah Indonesia terhadap pengaruh dari luar. Melalui Pendidikan semua peserta didik akan memahami pentingnya menciptakan semangat kerukunan dan upaya untuk hidup bersama secara damai dan harmonis. Tidak hanya sampai disitu saja Tentu saja upaya menjaga dan menularkan semangat toleransi, persatuan, saling menghormati dan cinta kasih harus dirumuskan dan dilaksanakan secara sistematis melalui Pendidikan Multikultural yang harus di implementasikan sesuai dengan kegunaan dan tujuan dari Pendidikan Multikultural tersebut sebagai penunjang agar dapat menciptakan atau menghasilkan Generasi penerus bangsa yang berkualitas, berkarakter dan cerdas (Arif Rohman Hakim, 2023).
Pendidikan Multikultural di Era Globalisasi Sebagai Pembangun Karakter penerus Bangsa
Indonesia adalah negara yang majemuk dengan banyak ras, suku, agama dan budaya. Selain itu, pesatnya perkembangan informasi dan komunikasi akibat globalisasi juga berdampak pada masyarakat. Globalisasi dunia yang sedang berlangsung memberikan dampak yang besar dan cepat terhadap banyak aspek dunia.Untuk memerangi dampak negatif dunia, kita dapat menggunakan budaya lokal yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk membangun pendidikan multikultural agar pengaruh negatif tidak masuk ke dunia sosial, ekonomi, dan politik. Keberagaman ini harus diakui sebagai suatu hal yang nyata. Masyarakat yang tidak menerima keadaan ini ingin kembali ke masa lalu zaman yang dimana  ketika masyarakat hidup terpisah dan hidup berkelompok. Masyarakat dengan cara hidup yang unik sulit menerima keadaan ketika tiba-tiba sekelompok orang asing datang untuk tinggal di tanah leluhurnya. Singkatnya, multikulturalisme merupakan suatu konsep yang berupaya memperkuat suatu bangsa yang terdiri dari berbagai ras, agama, suku, budaya dan bahasa dengan tetap menghormati dan menghormati hak asasi manusia, termasuk hak-hak kelompok minoritas. Rasa syukur seperti ini meningkatkan partisipasi mereka dalam pembangunan negaranya, karena membuat mereka merasa sangat nyaman dan bangga terhadap negaranya (Suradi, 2018).
Kehidupan modern yang dipengaruhi oleh globalisasi telah menimbulkan konflik antara nilai budaya lokal dan nilai internasional dalam masyarakat. Sistem budaya lokal yang digunakan masyarakat sebagai standar penciptaan karakter banyak mengalami perubahan akibat pengaruh praktik budaya internasional, khususnya banyak perubahan yang terjadi akibat perkembangan teknologi informasi yang mempercepat perubahan. Kecepatan perkembangan teknologi di satu sisi meningkatkan taraf hidup masyarakat, namun di sisi lain justru menjadi beban. Sebab, banyaknya nilai-nilai yang mengikuti teknologi ini mengancam masyarakat khususnya generasi muda, antara lain sekularisme,pragmatisme,dan positivisme. Nilai-nilai yang sudah lama ada mengalami perubahan, yang pada akhirnya menimbulkan tekanan psikologis dan masalah identitas di banyak bidang. Pada akhirnya, globalisasi telah menimbulkan keberagaman global, yang terlihat dari sikap masyarakat dan pembentukan identitasnya, terutama Generasi muda atau generasi penerus bangsa yang saat ini semakin terpengaruh terhadap kehidupan modern yang ada akibat dari adanya globalisasi. Bangsa Indonesia kini menghadapi tantangan yang semakin berat, baik dari luar maupun dari dalam. Tantangan eksternal pertama adalah peningkatan arus informasi dan komunikasi global yang sangat cepat. Hal ini bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti pola pikir, orientasi, dan gaya hidup yang menjadi lebih individualistik, hedonistik, eksklusif, dan kurang santun. Oleh karena itu Pengembangan karakter dan budaya bangsa melalui pendidikan di kalangan tenaga pendidik dianggap sangat penting. Sebagai agen perubahan, pendidik diharapkan mampu menanamkan ciri-ciri, sifat, dan karakter, serta jiwa mandiri, tanggung jawab, dan keterampilan hidup kepada para peserta didik. Selain itu, karakter tersebut juga sangat diperlukan oleh para pendidik sendiri. Dengan memiliki karakter tersebut, para pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih efisien, kreatif, inovatif, produktif, serta mandiri. Seorang pendidik yang berkarakter kuat tidak hanya dapat memberikan pengajaran yang baik tetapi juga mampu menjadi teladan bagi murid-muridnya, mendorong mereka untuk berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan cakap dalam kehidupan sehari-hari. Dalam jangka panjang, pembentukan karakter ini diharapkan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga memiliki moral dan etika yang baik, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pembangunan dan kemajuan bangsa secara keseluruhan (Nurcahyono, 2018).
Kesimpulan: