Pemain yang sering diving perlu belajar dari Belotti, untuk menunjukkan sikap terbuka dan jujur sekalipun hal itu tak menguntungkan timnya.
Menghadapi Atalanta, Torino dihadapkan pada beban ganda. Klub semenjana itu wajib menang untuk menjaga asa agar dapat berlari dari jurang degradasi.Â
Bila tak bisa menang, paling tidak harus pulang membawa satu poin untuk dapat menambah pundi-pundi poin di tangga klasmen. Â Sementara, Atalanta pun tak jauh berbeda, anak asuh Gasperini itu juga butuh tambahan tiga poin untuk mengamankan posisi Liga Champions.
Atalanta yang lebih diunggulkan menang pada laga tersebut nyatanya tak dapat berbuat banyak. Laga yang berlangsung di Stadion Atleti Azzuri pada Minggu kemarin tidak menghasilkan pemenang di antara keduanya. Il Toro yang dikomandoi Belotti mampu menyusahkan mereka.
Tim papan bawah itu mampu menahan La Dea 3-3. Sempat tertinggal tiga gol hingga menit ke-41, Il Toro mampu membalas lewat lesatan dari Belotti pada menit 42.Â
Ia memanfaatkan bola muntahan penalti yang tak sempurna ditahan kiper Atalanta. Torino  seolah tak mau ketinggalan jauh, mereka pun menambah pundi-pundi gol pada menit tambahan, Bremer mampu menyarangkan bol ke gawang La Dea pada meit 45+1. Skor 3-2 pun bertahan hingga paruh waktu.
Memasuki paruh kedua, anak asuh Davide Nicola  kembali menekan Atalanta. Pertahanan La Dea pun sedikit kewalahan menghadapi serangan Beloti dkk.Â
Namun lini belakang anak asuh Gasperini tampaknya sangat sulit untuk dilewati. Saat pertandingan akan berakhir dengan kemenangan Atalanta, Federicco Bonazoli hadir menunda kemenangan yang sudah di depan mata itu.Â
Tak dikawal ketat, Â Federicco Bonazoli memanfaatkan bola tendakan bebas dari Simeone Verdi dari sisi kiri lapangan La Dea. Dengan sundulan kerasnya, Ia menggagalkan tiga poin yang telah di depan mata.
Fair Play Belotti
Kapten Il Toro, Andrea Belotti turut menghiasi laga dengan tindakan terpujinya pada babak pertama. Tindakan terpuji itu pun tak pelak membuat warga twitter seketika menyorotinya.Â
Laga yang berakhir sama kuat itu menunjukkan aura positif bagi sepak bola. Bagaimana tidak, ditengah banyaknya pemain yang kerap kali berharap mendapat pelanggaran baginya, Belotti malah menunjukkan hal sebaliknya.
Saat keputusan wasit sudah bulat menjatuhkan pelanggaran bagi Atalanta, yang jelas-jelas menguntungkan Torino. Tetapi, Il Toro melalui kaptennya, Andrea Belotti tidak menerimanya.
Ia menganggap tindakan yang dilakukan Christian Romero bukanlah suatu pelanggaran. Momen itu terjadi pada menit 32.  Bahkan saat wasit ingin mengeluarkan kartu kuning, striker asal Italia  tersebut malah meminta wasit agar tidak melakukannya.
Awalnya wasit tak menggubrisnya, ia merasa bek Atalanta tetap harus dijatuhi kartu kuning. Belotti pun kembali menampik hal itu. Ia ingin agar pemberian kartu kuning tidak dilakukan wasit sebab tak terjadi pelanggaran apa pun terhadap dirinya. Sang wasit akhirnya tidak jadi mengeluarkan kartu kuning.
Tendangan yang semula diberikan ke Torino pun dibatalkan. Lalu digantikan dengan tendangan fair play oleh Belotti. Ia menendang bola ke arah kiper lawan, itulah tanda fair play pada laga yang dihelat di kandang Atalanta. Padahal saat itu timnya tertinggal tiga gol dari La Dea. Di satu sisi tindakannya itu malah sedikit merugikan Il Toro, sebab membuang peluang di depan penalti.
Akan tetapi, dia tak memikirkannya sama sekali. Di tengah keterpurukan timnya, Belotti masih menunjukkan sikap jujur. Ia tak mau menghalalkan segala cara untuk mendulang gol.
Hal yang terjadi pada menit ke-32 itu pun membuat para pecinta sepak bola merasa kagum. Kebesaran hati dan kejujuranlah yang membuatnya. Apresiasi lebih pun seketika menghiasi timeline sosial media seusai laga. Dan itu patut disematkan padanya.
Kapten Torino itu tahu betul bagaimana setiap keputusan pengadil lapangan memiliki pengaruh besar bagi timnya. Terutama saat terjadi pelanggaran, yang sedianya bisa jadi sebuah peluang untuk membuka kran gol.
Namun Belotti tak mau menghalalkan segala cara. Ia ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa sepakbola tak hanya sebatas permainan saja, tetapi sebagai wadah sportivitas dan kejujuran.
Peristiwa ini tentu jadi sebuah contoh nyata bagi para pemain sepak bola lainnya. Terutama mereka yang seringkali melakukan hal tak terpuji di areal lawan guna mendapatkan keuntungan bagi timnya. Pemain yang sering diving perlu belajar dari Belotti, bagaimana menunjukkan sikap terbuka dan jujur sekalipun hal itu tak menguntungkan timnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI