Sejak Pep Guardiola merangkuh kesuksesan dengan mantan klubnya, Barcelona, banyak tim besar ingin mengikuti hal yang sama. Ya, mengontrak legenda mereka sebagai nakhoda klub.
Musim ini saja ada beberapa tim besar yang telah melakukannya. Sebut saja, Real Madrid dengan Zidane Zidan, Juventus dengan Andrea Pirlo, MU dengan Ole, Chelsea dengan Frank Lampard, dan masih banyak lagi.
Namun hingga hari ini tak banyak dari mereka yang berlaku sama dengan Pep. Praktis, Zidane Zidan lah yang dapat dikatakan mendekati prestasi legenda Barcelona itu..
Selain itu, rumor pemecatan lah yang sering ditemui di wajah media. AC Milan saja telah memecat dua legendanya. Filippo Inzaghi dan Gennaro Gattuso.
Hari ini, rumor pemecatan serupa kembali mencuat. Adalah Frank Lampard, legenda Chelsea Football Club. Seketika, warganet heboh dibuatnya.
Rumor pemecatan itu pun jadi perbincangan netizen belaka. Tak sedikit menyinggung tim sebelahnya, siapa lagi kalau bukan Arsenal. Itu karena Arteta, tak lain karena berlabel sama, "Legenda", yang tak sedikit terseok-seok di Liga.
Rumor dipecatnya pelatih Chelsea Frank Lampard, akhirnya terjawab . Sang bos, Roman Abramovich langsung menyampaikan kabar tersebut lewat laman resmi klub London biru itu.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit bagi Klub, paling tidak karena saya memiliki hubungan pribadi yang sangat baik dengan Frank dan saya sangat menghormatinya. Dia adalah pria dengan integritas tinggi dan memiliki etika kerja tertinggi. Namun, dalam situasi saat ini kami yakin bahwa yang terbaik adalah mengganti manajer.
Atas nama semua orang di Klub, Dewan dan secara pribadi, saya ingin berterima kasih kepada Frank atas pekerjaannya sebagai Pelatih Kepala dan berharap dia sukses di masa depan. Dia adalah ikon penting dari klub hebat ini dan statusnya di sini tetap tidak berkurang. Dia akan selalu disambut hangat kembali di Stamford Bridge". Sebut Ambramovich seperti dikutip dari website Chelsea.
Manajemen klub telah sepakat untuk tidak memperpanjang kontrak sang legenda. Walau pada lanjutan Emirates FA Cup anak asuhnya menang meyakinkan atas Luton 3-1, nyatanya tak cukup meyakinkan Ambramovich. Bukannya pesan positif, malah kemenangan itu nyatanya jadi penanda berakhirnya hubungan dengan sang klub tercinta.
Setelah hampir dua musim menakhodai the blues, kini Frank Lampard meninggalkan bangku kepelatihan yang ia tempati itu selama 571 hari.
Dalam rentang waktu itu pula, ia telah menghabiskan banyak duit, musim ini saja 200 juta poundsterling telah raup untuk membeli sejumlah pemain energik nan berbakat. Sebut saja, Timo Werner, Kai Haverts, Hakim Ziyech, hingga pemain veteran Thiago Silva.
Kucuran dana 200 juta itu nyatanya hanya membuahkan 44 kemenangan dari 84 laga di semua kompetisi.
Catatan ini bukanlah sebuah pencapaian yang sebanding dengan triliunan uang yang dihabiskan. Apalagi sejak memulai petualangannya bersama Chelsea pada Juli 2019, tak satu pun trofi ia persembahkan.
Arteta yang karut marut di musim ini saja, telah mempersembahkan dua trofi, FA Cup dan Community Shield. Legenda yang menukangi MU, Ole, tak jauh berbeda, sempat diragukan banyak orang, kini ia malah membawa the reds bercokol di puncak klasmen sementara. Semifinal Liga Eropa tahun lalu pula jadi pembeda. Ini jadi bukti, bahwa Ole dan Arteta memang lebih tahan lama daripada sang legenda Chelsea itu.
Walau diputus oleh Chelsea, harus diakui Frank Lampard telah mengorbitkan beberapa pemain muda binaan akademi klub. Sebut saja Tammy Abraham dan  Hudson Odoi. Dia juga sebenarnya telah membawa angin segar bagi skuad the blues, membeli pemain guna memaksimalkan skuad. Walau lini belakang sedikit memprihatinkan. Hanya saja ia lupa, atau barangkali kurang matang menyelami berbagai strategi.Â
Tuchel: Nakhoda Baru The BluesÂ
Setelah pemecatan Lampard, manajemen tim telah menunjuk Thomas Tuchel sebagai manajer baru Chelsea.
Tuchel telah menerima tawaran pekerjaan tersebut, dan diperkirakan dia akan diumumkan segera oleh klub. Kesepakatan itu dicapai oleh keduanya hanya dalam beberapa jam setelah pemecatan sang legenda, Frank Lampard.
Pengalaman membawa Dortmund dan PSG diharapkan dapat membantu Chelsea merangkak ke papan atas dan memberi raihan gelar.
Dia memiliki catatan positif sebagai pelatih di kedua klub itu, saat bersama PSG, Tuchel memberikan sistem permainan yang berkesan. Puncaknya adalah saat final Liga Champions kontra Munchen tahun lalu.
Selain dikenal dengan permainan cantiknya, dia adalah sosok yang tegas dengan para pemainnya. Pelatih asal Jerman itu pun dikenal baik mengendalikan para pemain bintang.
Lihat saja saat di PSG, ada Neymar dan Mbappe jadi korbannya. Ketegasan itu perlu pula ditekankan pada para bintang muda Chelsea. Agar kesiapan dan keriusan pemain diperhatikan, baik saat sesi latihan pun saat bertanding.
Kedekatan dengan Pulisic saat menukangi Dortmund barangkali dapat dimanfaatkan sebagai modal awal adaptasi para pemain. Ada pula Timo Werner dengan Kai Haverts yang sama-sama pernah bertemu di Liga Jerman.
Sesama orang Jerman paling tidak dapat membantu untuk cepat beradaptasi. Kedekatan dengan ketiganya harus dimanfaatkan oleh Tuchel untuk mengangkat performa permainan Chelsea di Liga Inggris.
Pemecatan Lampard harusnya dijadikan sebagai pelajaran bagi klub. Terutama pemain legenda yang baru pensiun dan minim pengalaman melatih. Jangan sampai legend yang dihormati dan dibanggakan,pergi sebagai pecundang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H