Mohon tunggu...
Sihol Hasugian
Sihol Hasugian Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar Administrasi Publik; Sport Enthusiast.

Barcelonista Menulis adalah sarana berbagi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Berita Raffi Ahmad Lebih Populer Dibanding Bencana Kalsel dan Sulbar

15 Januari 2021   19:49 Diperbarui: 16 Januari 2021   09:34 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Plis bisa-bisanya kalimantan 3 hari banjir tidak disorot berita, stay safe semuanya"

"Bisa-bisanya baru masuk berita"  

"Kalian sibuk mengurusi #tangkapAhokdanRaffi tanpa kalian ketahui prov Kalimantan Selatan hampir seluruhnya terendam banjir"

Paling tidak, tampilan beberapa komen di atas membuktikan berita Raffi Ahmad lebih menarik perhatian netizen daripada bencana.

Kurangnya atensi media dan perbincangan di dunia maya atas peristiwa yang sedang melanda Kalimantan dan Sulawesi memunculkan berbagai kekesalan di media sosial. Ini tak luput dari Raffi Ahmad yang melanggar protokol kesehatan. Bagaimana tidak, peserta vaksinasi yang katanya mewakili kalangan milenial itu membuat kegaduhan di media sosial.

Usai menerima suntikan vaksin, beberapa jam kemudian dia mengikuti pesta dengan koleganya dari kalangan artis ibukota tanpa mematuhi protokol kesehatan. Ia dan koleganya itu sama sekali tidak memakai masker, menjaga jarak pun tak ada. Tak pelak, jagat maya pun dibuat heboh. Pemberitaannya lebih heboh dibanding kedua bencana yang sedang terjadi di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan. 

Banjir bandang yang melanda 10 daerah dari 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan kemarin tak terdengar lantang oleh media, atau perbincangan di dunia maya. Peristiwa ini setidaknya menyebabkan sedikitnya 21.990 jiwa penduduk yang terdampak banjir. Mereka tak punya pilihan selain mengungsi seraya berharap banjir lekas surut. Kabupaten Tanah Laut menjadi daerah pengungsian dari semua penduduk itu. Sebab daerah ini lebih aman sebagai tempat tinggal sementara.

Sumber : Twitter @congpocong
Sumber : Twitter @congpocong

Banjir di Kalsel tak serta merta menyurutkan gelombang protes terhadap euforia vaksinasi Raffi Ahmad. Sekali pun sang selibriti itu telah meminta maaf ke publik. Padahal sudah pasti mereka yang dilanda banjir lebih membutuhkan intesi kita dibanding hanya seorang peserta vaksinasi yang mewakili kalangan milenial itu. Setidaknya begitu kata pemerintah. Terlebih dia dianggap memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kalangan milenial Indonesia.

Belum usai banjir di Kalsel, kabar duka juga sedang melanda bumi Sulawesi. Pagi tadi, gempa bumi mengguncang wilayah Sulawesi Barat. Gempa berkekuatan 6.2 skala richter itu mengguncang kabupaten Mamuju dan Kabupaten Manaje pada Jumat, dini hari 15 Januari 2021. Lagi-lagi peristiwa ini kalah populer dengan kelalaian seorang Raffi Ahmad. Paling tidak hingga artikel ini ditulis, tagar TangkapAhokdanRaffi masih berjejer di trending topik hari ini. Bukannya tidak mempersoalkan itu, bencana yang dialami teman-teman di Kalimantan dan Sulawesi lebih membutuhkan intensi. Persoalan Raffi biarlah jadi urusan polisi.

Sepatutnya, para korban bencana ini lah yang menjadi perhatian utama sekarang. Donasi dan uluran tangan kita lebih penting dilakukan, daripada memberitkan Raffi Ahmad. Apalagi di tengah pandemi covid yang belum ada tanda-tanda berakhir, yang sudah pasti para korban akan lebih sulit menjalankan protokol kesehatan. Dukungan memberitakan peristiwa ke media bisa jadi opsi terbaik saat ini, walau tak bisa berdonasi secara langsung.

Munculnya tagar #KalselJugaIndonesia di dunia maya menunjukkan betapa perlunya atensi dan bantuan bagi mereka. Kurangnya dukungan bagi para korban di sana harus segera direspon positif oleh kita. Pemerintah dan segenap masyarakat perlu bersatu padu untuk meringankan beban mereka. Peran awak media juga sangat diperlukan. Jangan seperti kecelakaan pesawat kemarin, yang malah memperkeruh suasana. Sebisa mungkin rekaman korban gempa dan banjir tidak disebarluaskan. Para korban itu sedang menderita. Bala bantuan dan dukungan moral lebih bermanfaat bagi mereka.

Konsistensi Polri Diuji

Setelah adanya dugaan pelanggaran protokol kesehatan oleh Raffi Ahmad dan kawan-kawan, konsistensi polri pun diuji apakah tetap tegas menyikapi masalah itu. Apalagi Kapolsek Mampang telah mengatakan, bahwa pihak kepolisian tidak ada menerima pemberitahuan dan tidak mengeluarkan izin pada acara itu. Sebagai pembanding, beberapa waktu lalu Polisi menindak General Manager Waterboom dan Manager Marketing Lippo Cikarang, karena terjadinya kerumuman di Waterboom, tanpa adanya protokol kesehatan yang ketat.

Patut Ditunggu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun